Spesialis patologi klinis dan kedokteran laboratorium. Kepala instalasi laboratorium RS. Swasta di Karawang.
Scientific review by: Tim Riset IDNmedis
Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK Bronkoskopi adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan mengidentifikasi kelainan pada saluran pernapasan, mulai dari bagian saluran napas atas sampai dengan bronkus, atau percabangan saluran nafas yang menuju
Bronkoskopi adalah sebuah tes untuk memeriksa saluran udara pasien dengan menggunakan alat yang disebut bronkoskop.
Bronkoskop ini berbentuk tabung tipis yang terbuat dari serat optik fleksibel. Tabung ini juga memiliki cahaya dan dilengkapi dengan kamera pada ujungnya. [2, 3, 4]
Bronkoskop akan dipasangkan pada pasien melalui mulut atau hidung, Lalu alat ini turun ke bagian tenggorokan hingga ke paru-paru.
Masuknya bronkoskop ke saluran udara pasien dapat membantu dokter untuk melihat bagian kotak suara (laring), trakea (saluran penapasan tenggorokan), saluran udara besar ke paru-paru (bronkus), dan cabang bronkus yang lebih kecil (bronkiolus). [2, 3, 4]
Secara umum, bronkoskopi ini dilakukan untuk mendiagnosis: [2]
Memasukkan cairan paru-paru (lavage bronchoalveolar atau BAL) untuk mendiagnosis gangguan paru-paru.
Pengangkatan sekresi, darah, lendir, atau polip untuk membersihkan saluran udara.
Kontrol pendarahan pada bronkus.
Mengangkat benda asing karena penyumbatan.
Terapi laser atau pengobatan laser untuk tumor bronkial.
Penempatan stent (tabung kecil) untuk menjaga jalan napas terbuka.
Mengeringkan abses.
Jenis-Jenis Bronkoskopi
Bronkoskopi dibagi menjadi dua jenis, yaitu bronkoskopi fleksibel dan bronkoskopi kaku. Keduanya dibedakan berdasarkan fungsi, tujuan, serta jenis bronkoskop yang digunakan.
Bronkoskopi Fleksibel
Jenis yang pertama ini adalah tes yang menggunakan bronkoskop dengan tabung yang sifatnya fleksibel. Tabung brokoskop memiliki lebar sekitar kurang dari 1 cm dan panjang 60 cm. [1]
Tes ini lebih banyak digunakan daripada bronkoskopi kaku karena tidak diperlukan adanya anestesi umum (hilangnya rasa/kesadaran pada seluruh tubuh). [5, 6]
Bronkoskopi jenis ini juga dirasa lebih nyaman bagi pasien, hasilnya lebih rinci, serta dilengkapi dengan teknologi video berwarna. [5, 6]
Bronkoskopi fleksibel biasanya dapat membantu dokter pada bagian khusus seperti: [3, 6]
Visualisasi jalan napas langsung ke bronkus subsegmental.
Pengambilan sampel jaringan biopsi.
Pengambilan sampel sekresi.
Penempatan tabung pernapasan untuk membantu pemberian oksigen.
Bronkoskopi Kaku
Bronkoskop yang digunakan pada jenis yang satu ini merupakan tabung lurus dan kaku yang terbuat dari logam dan berongga. Bronkoskopi kaku juga dilakukan dengan anestesi umum, berbeda dengan jenis yang sebelumnya. [5]
Ada pula prosedur khusus yang biasa dilakukan saat bronkoskopi ini, seperti melebarkan jalan napas atau menghancurkan suatu pertumbuhan menggunakan laser. [5]
Bronkoskopi kaku biasanya membantu dokter untuk: [3, 5]
Mengambil sampel jaringan biopsi.
Membersihkan jalan napas dari benda asing yang tidak dapat dilakukan oleh bronkoskopi fleksibel.
Mengisap pendarahan karena bronkoskopi kaku memiliki saluran isap lebih besar.
Melihat atau menghapus lesi (jaringan abnormal pada tubuh).
Pasien yang Membutuhkan Bronkoskopi
Pasien yang membutuhkan tes bronkoskopi pada umumnya adalah pasien yang mengalami gejala-gejala pada paru-paru atau saluran pernapasan, seperti: [1, 3, 4]
Adanya sesak napas tidak normal;
Mengalami batuk berdahak;
Menderita batuk selama lebih dari tiga bulan tanpa alasan jelas;
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan disiapkan oleh pasien sebelum melaksanakan bronkoskopi. Beberapa hal ini bisa jadi membatalkan prosedur dilaksanakan jika pasien tidak melaksanakannya: [1, 2, 3]
Berpuasa mulai dari 6 jam sebelum bronkoskopi dilakukan.
Tidak meminum aspirin, ibuprofen, warfarin, atau obat pengencer darah lainnya. Tanyakan ini pada dokter sebelumnya.
Mengatur dan meminta bantuan untuk kegiatan rutin seperti pekerjaan atau merawat anak karena dibutuhkan istirahat setelah menjalani tes.
Mengajak orang lain untuk menemani dan mengantar pergi serta pulang untuk tes ini.
Membaca dan mengisi form persetujuan yang berisi penjelasan, fungsi, dan risiko prosedur pelaksanaan bronkoskopi.
Prosedur Pelaksanaan Bronkoskopi
Sedikit perbedaan akan dialami pasien yang mengalami bronkoskopi fleksibel dan bronkoskopi kaku. Bronkoskopi biasanya memakan waktu sekitar 30 menit hingga satu jam.
Prosedur Bronkoskopi Fleksibel
Berikut adalah tahapan prosedur yang akan dilalui oleh pasien: [1, 3, 5]
Pasien diminta untuk berbaring di atas meja dengan bahu dan leher ditopang oleh bantal atau pasien akan diminta duduk di kursi (seperti kursi dokter gigi).
Pasien akan dipasangkan jalur intravena (IV) di pembuluh darah untuk diberi obat penenang.
Sebelum prosedur biasanya dokter akan memberikan obat bius lokal pada hidung dan mulut pasien agar menghindari refleks muntah selama prosedur.
Jika bronkoskop dimasukkan melalui hidung, pasien akan diberikan salep anastesi di hidung agar hidung mati rasa.
Dokter akan meminta pasien untuk tidak berbicara dan menelan ludah selama bronkoskopi berlangsung.
Dokter akan memasukkan bronkoskop dengan lembut dan perlahan.
Bronkoskop akan diberikan obat bius untuk membuat pita suara pasien mati rasa. Pasien akan diminta mengambil napas dalam-dalam.
Mesin flouroskop ditempatkan di atas kepala akan menunjukkan gambar pada dokter.
Bronkoskop dipindahkan ke bronkus untuk memeriksa saluran udara bagian bawah.
Jika diperlukan pegumpulan dahak atau sampel jaringan biopsi, alat biopsi atau sikat kecil akan digunakan. Cairan saline juga akan digunakan untuk mencuci saluran napas.
Prosedur Bronkoskopi Kaku
Prosedur di bawah ini umumnya dilakukan bersamaan dengan anestesi umum. [1, 3, 5]
Pasien diminta untuk berbaring di atas meja dengan bahu dan leher ditopang oleh bantal.
Pasien akan dipasangkan jalur intravena (IV) di pembuluh darah untuk diberi obat penenang hingga tidur.
Setelah tidur kepala pasien akan diposisikan dengan hati-hati dengan leher yang diluruskan.
Tabung endoktrakeal akan ditempatkan di tenggorokan dan mesin akan membantu pasien bernapas.
Dokter akan perlahan memasukkan bronkoskop melalui mulut dan masuk ke tenggorokan pasien.
Jika diperlukan pengumpulan dahak atau sampel jaringan biopsi, alat biopsi atau sikat kecil akan digunakan. Cairan saline juga akan digunakan untuk mencuci saluran napas.
Efek Samping Bronkoskopi
Pasien biasanya akan mengalami kebingungan atau mengantuk setelah menjalani prosedur, tim kesehatan akan mengawasi pasien seperti memeriksa detak jantung dan pernapasan.
Pasien juga akan diminta untuk sedikit batuk dan meludahkan air liur ke dalam baskom, ini dilakukan untuk memastikan paru-paru pasien dalam keadaan baik. [3, 4]
Akan ada rasa sakit di tenggorokan sehingga biasanya pasien belum diizinkan makan atau minum sampai refleks muntah terjadi. Rasa sakit pada tenggorokan saat menelan selama beberapa hari adalah hal normal. [3, 4]
Jika pasien menjalankan bronkoskopi dengan anestesi umum, biasanya akan mengalami: [1]
Nyeri otot;
Perubahan tekanan darah;
Detak jantung yang lebih lambat;
Mual dan muntah.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien jika setelah menjalani prosedur bronkoskopi pasien mengalami beberapa hal berikut ini: [3, 4]
Hasil dari bronkoskopi terbagi menjadi dua, yaitu hasil yang menunjukkan keadaan normal atau yang tidak normal.
Dokter akan mendiskusikan hasil dari prosedur setelahnya, biasanya jika bronkoskopi disertai dengan biopsi maka hasil akan keluar sekitar dua hingga empat hari setelahnya. [5]
Hasil normal, jika tidak ditemukan skeresi kental, zat, atau penyumbatan asing pada saluran udara.
Hasil abnormal, jika ditemukan kelainan seperti: [1]
Infeksi yang berasal dari bakteri, virus, jamur, parasit, atau tuberkulosis.
Pasien yang akan melaksanakan tes bronkoskopi sebaiknya mempersiapkan dana mulai dari Rp 1.000.000 hingga lebih karena pemeriksaan ini cukup mahal.
Biaya ini juga bisa jadi lebih besar, bergantung rumah sakit yang didatangi oleh pasien. Ada pula rumah sakit yang mengenakan biaya hingga Rp 10.000.000 untuk tes ini saja.
Konsultasikan dengan dokter, apakah dapat menggunakan asuransi untuk biaya bronkoskopi.
1. Denis Hadjiliandis, MHS, Paul F Harron, & David Zieve. 2018. MedlinePlus. Bronchoscopy.
2. Daniel Murrel & Erica Roth. 2017. Healthline. Bronchoscopy.
3. Alan J Blaivas, Daphne Pierce, & Marianne Frasser. University of Rochester Medical Center. Bronchoscopy.
4. Anonim. John Hopkins Medicine. Bronchoscopy.
5. Hethwise Staff. 2018. HealthLink BC. Bronchoscopy.
6. Rebecca Dezube. 2019. MSD Manual Professional Version. Bronchoscopy.