Buah adalah salah satu makanan yang seringkali dianjurkan kepada masyarakat untuk dikonsumsi karena mengandung berbagai nutrisi yang baik bagi tubuh, seperti: vitamin, mineral, dan serat. Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat, seperti buah-buahan, diketahui menyediakan banyak efek positif bagi kesehatan. Salah satunya adalah meningkatkan kesehatan usus. [1, 2]
Usus yang sehat berkaitan dengan sistem pencernaan yang sehat pula. Beberapa buah diyakini sebagai makanan yang mengandung banyak serat, contohnya saja seperti: apel, anggur, pir, plum. Serat sendiri merupakan nutrisi yang penting bagi kesehatan pencernaan manusia. Sebagian orang sengaja mengonsumsi buah tertentu untuk mengatasi gangguan-gangguan pencernaan, misalnya sembelit atau konstipasi. [3, 6]
Sembelit adalah keadaan di mana seseorang kesulitan buang air besar. Beberapa gejalanya adalah tinja mengeras, tindakan mengejan, sensasi tersumbat, pengeluaran tidak tuntas, kembung, dan rasa tidak nyaman di perut. Sembelit bisa disebabkan oleh asupan cairan yang kurang, gangguan metabolisme, obat-obatan, gangguan neurologis, dll. Salah satu faktor resiko penyebab sembelit adalah konsumsi serat yang rendah. [4, 5]
Walaupun buah secara umum diketahui baik bagi kesehatan tubuh, perlu diingat bahwa beberapa jenis buah dapat memberikan efek negatif bagi pencernaan. Ada buah yang perlu dihindari ketika seseorang sedang mengalami gangguan pencernaan sembelit supaya tidak semakin parah. Ada buah yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan sembelit bila dikonsumsi berlebihan. [7]
Pisang mentah mengandung 100-250mg tanin di setiap 100 gram nya. Tanin adalah senyawa nabati yang memengaruhi mukosa usus dan mencegah relaksasi otot saluran pencernaan [8]. Pisang mentah juga memiliki kandungan pati khusus yang tinggi. Pati ini diketahui tahan terhadap enzim amilase. Kandungan-kandungan tersebut membuat pisang mentah dapat menyebabkan sembelit atau memperburuk sembelit yang sedang dialami. [6]
Salah satu gangguan pencernaan yang berhubungan dengan sembelit adalah IBS. Sindrom iritasi usus besar atau Irritable bowel syndrome (IBS) merupakan salah satu penyakit pencernaan yang paling sering didiagnosis oleh dokter di mana gangguannya ditandai dengan adanya ketidaknyamanan pada kebiasaan buang air besar. Gejalanya antara lain: sakit perut, kembung, gangguan pencernaan, bersendawa, sembelit, dan/atau diare. [9, 10]
Gula fruktosa bisa menyebabkan masalah pada penderita IBS. Jenis karbohidrat ini dapat terfermentasi di dalam sistem pencernaan yang akhirnya memunculkan gas serta keadaan diare atau sembelit. Buah-buahan yang mengandung fruktosa tinggi, contohnya: apel, pir, belimbing, pepaya, mangga, semangka, jambu. Penderita IBS sebaiknya menghindari konsumsi buah-buahan ini supaya tidak memperburuk gejala, yang mana salah satunya adalah sembelit. [7, 10, 11]
Alkohol diyakini oleh sebagian orang mampu menyebabkan gangguan sembelit. Alkohol mampu mengurangi kandungan air dalam darah melalui sistem urin lebih cepat dibandingkan cairan lainnya. Ketika seseorang mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak, cairan yang dikeluarkan tubuh melalui kencing akan lebih banyak pula. Hal ini nantinya bisa menyebabkan dehidrasi. [12, 14]
Hidrasi tubuh yang buruk seringkali dihubungkan dengan resiko terkena gangguan dehidrasi, entah itu karena kurang minum air putih atau hilangnya cairan yang terlalu banyak melalui urin [13]. Melalui sebuah penelitian, ditemukan bahwa meminum alkohol dalam jumlah banyak bisa meningkatkan gejala Gastrointestinal (termasuk mulas, gangguan pencernaan / dispepsia, kembung dan sembelit) pada penderita IBS wanita [15].
Bahan makanan yang mengandung gluten, contohnya: gandum, jelai, gandum hitam, spelt, kamut, dan triticale. Beberapa orang mengalami sembelit setelah mengonsumsi makanan mengandung gluten atau bahkan tidak bisa menoleransi gluten sama sekali. Ini mungkin berkaitan dengan penyakit celiac. [12]
Penyakit celiac adalah gangguan autoimun kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menerima protein gluten seumur hidup. Ketika seseorang mengalami gangguan ini, tubuh akan merespon gluten dengan respon imun yang kurang tepat dan menyebabkan peradangan atau kerusakan usus kecil. Gejalanya bisa berupa diare, lesu, rasa tidak nyaman atau nyeri, muntah, dan sembelit. [16, 17]
Gandum juga dapat memengaruhi penderita sensitivitas gluten non-celiac (NCGS) dan sindrom iritasi usus (IBS). Kedua penyakit ini diketahui memiliki gejala yang salah satunya adalah sembelit. Orang dengan keadan medis tersebut toleran terhadap gluten tapi cukup sensitif terhadap gluten dan biji-bijian. [12]
Biji-bijian olahan dan produknya mengandung serat yang lebih rendah dibandingkan biji-bijian utuh sehingga lebih mungkin menyebabkan sembelit. Contoh produknya adalah roti putih, nasi putih, dan pasta putih. Hal ini terjadi karena selama pengolahan atau pemrosesan, dedak dan bagian benih biji-bijian dihilangkan. Dedak secara khusus mengandung serat yang mampu membantu pergerakan tinja. [12]
Beberapa studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan serat dengan gangguan sembelit atau konstipasi. Semakin tinggi asupan serat yang seorang konsumsi, maka semakin rendah resiko seseorang mengalami sembelit [18]. Oleh sebab itu, individu yang mengalami sembelit sebaiknya mengurangi biji-bijian olahan dan menggantinya dengan biji-bijian utuh [12].
Walaupun serat baik bagi kebanyakan orang, perlu diketahui bahwa beberapa orang mengalami efek yang berbanding terbalik. Melalui sebuah penelitian, ditemukan bahwa mengurangi asupan serat dapat memberikan efek positif pada gangguan sembelit dan gejala yang terkait. [19]
Mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan bisa meningkatkan resiko terkenan gangguan sembelit. Ini karena makanan jenis ini umumnya tinggi lemak tapi rendah serat. Selain itu, goreng-gorengan dan makanan cepat saji lainnya cenderung mengandung banyak garam yang dapat menurunkan kadar air dalam tinja. Jika sudah demikian, tinja menjadi kering dan sulit untuk didorong ke luar. [12, 20]
1. Taylor C. Wallace et al. Fruits, vegetables, and health: A comprehensive narrative, umbrella review of the science and recommendations for enhanced public policy to improve intake. Critical Reviews in Food Science and Nutrition; 2019.
2. Dreher ML. Whole Fruits and Fruit Fiber Emerging Health; Effects. Nutrients. 2018.
3. Miho Hatanaka, RDN, L.D. & Rachel Nall, MSN, CRNA. What are the best foods to aid digestion? Healthline; 2019.
4. Bharucha AE, Dorn SD, Lembo A, Pressman A. American Gastroenterological Association medical position statement on constipation. Gastroenterology; 2013.
5. Talley NJ, Jones M, Nuyts G, Dubois D. Risk factors for chronic constipation based on a general practice sample.
Am J Gastroenterol; 2003.
6. Bae SH. Diets for constipation. Pediatr Gastroenterol Hepatol Nutr; 2014.
7. Lisa Hodgson, RDN, CDN, CDCES, FADCES & Zawn Villines. List of foods that can cause constipation. Healthline; 2021.
8. Yvan Vandenplas & Thierry Devreker. Functional constipation in children. Jornal de Pediatria; 2019.
9. Nicolas Patel; Karen Shackelford. Irritable Bowel Syndrome. StatPearls; 2021.
10. DiNicolantonio JJ, Lucan SC. Is fructose malabsorption a cause of irritable bowel syndrome?. Med Hypotheses; 2015.
11. Anonim. The Best and Worst Foods for IBS. Cleveland Clinic; 2019.
12. Alina Petre, MS, RD & Atli Arnarson BSc, PhD. 7 Foods That Can Cause Constipation. Healthline; 2020.
13. M J Arnaud. Mild dehydration: a risk factor of constipation? Eur J Clin Nutr; 2003.
14. Deborah Weatherspoon, Ph.D. R.N., CRNA & Tim Jewell. Does Alcohol Dehydrate You? Healthline; 2019.
15. Reding KW, Cain KC, Jarrett ME, Eugenio MD, Heitkemper MM. Relationship between patterns of alcohol consumption and gastrointestinal symptoms among patients with irritable bowel syndrome. Am J Gastroenterol; 2013.
16. Ewa B. Posner; Muhammad Haseeb. Celiac Disease. StatPearls; 2021.
17. Saturni L, Ferretti G, Bacchetti T. The gluten-free diet: safety and nutritional quality. Nutrients; 2010.
18. Bae SH. Diets for constipation. Pediatr Gastroenterol Hepatol Nutr; 2014.
19. Ho KS, Tan CY, Mohd Daud MA, Seow-Choen F. Stopping or reducing dietary fiber intake reduces constipation and its associated symptoms. World J Gastroenterol; 2012.
20. Kavouras, Stavros A. PhD; Anastasiou, Costas A. PhD. Water Physiology: Essentiality, Metabolism, and Health Implications. Nutrition Today; 2010.