Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Cedera otot hamstring adalah adanya terkilir atau robekan pada tendon atau otot besar pada bagian belakang paha. Kondisi ini umum terjadi pada atlet karena otot ini aktif terutama pada aktivitas yang melibatkan
Daftar isi
Cedera hamstring adalah suatu kondisi ketika otot hamstring mengalami robekan atau tarikan yang paling sering dialami oleh atlet [1,2,3,4,5,6].
Otot hamstring sendiri merupakan tiga otot besar penghubung antara tulang dan otot.
Letak dari otot hamstring ini ada di sepanjang pinggul hingga lutut bagian bawah serta bagian belakang paha.
Saat sedang berjalan kaki atau sekadar berdiri, aktivitas-aktivitas ini tidaklah terlalu memanfaatkan otot hamstring.
Otot hamstring paling sering digunakan saat seseorang melakukan aktivitas berlari, melompat, memanjat atau gerakan lainnya yang mengharuskan lutut tertetuk.
Tinjauan Cedera hamstring merupakan kondisi ketika tiga otot bagian paha belakang mengalami tarikan atau robekan sehingga menimbulkan
Kelompok tiga otot yang berada di belakang paha atau yang disebut dengan otot hamstring ini adalah yang memampukan manusia dapat meluruskan kaki dan menekuk lutut secara sempurna.
Bila salah satu saja dari ketiga otot tersebut terentang atau teregangkan secara berlebihan selama olahraga atau aktivitas fisik tertentu, cedera hamstring akan dialami.
Penggunaan otot hamstring tidak sebaiknya melebihi batas, namun ketahui beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang dapat mengalami cedera hamstring [1,2,3,4] :
Jika tubuh kurang fleksibel dan jarang berolahraga, hal ini akan membuat otot hamstring jauh lebih mudah mengalami cedera karena tak dapat menahan regangan atau tarikan dari sebuah aktivitas fisik.
Jika seseorang sebelumnya pernah mengalami cedera hamstring, maka riwayat ini otomatis meningkatkan potensi untuk mengalaminya lagi.
Seseorang bisa dengan mudah mengalami cedera hamstring kembali karena cedera sebelumnya yang belum pulih benar.
Bila cedera sebelumnya belum benar-benar pulih, melakukan aktivitas fisik berat atau dengan intensitas tinggi yang berat akan memperlama otot hamstring untuk pulih.
Ketidakseimbangan otot yang dimaksud adalah ketika otot paha depan atau otot di sepanjang paha bagian depan lebih kuat daripada otot-otot hamstring.
Kondisi ini mampu memperbesar risiko otot hamstring lebih mudah cedera saat melakukan olahraga dengan intensitas tinggi.
Olahraga lari cepat dan menari adalah aktivitas fisik yang berisiko tinggi menimbulkan cedera hamstring.
Ini karena kedua aktivitas membutuhkan peregangan yang cukup ekstrem sehingga berpotensi mencederai otot hamstring.
Cedera hamstring lebih rentan terjadi saat usia seseorang tidak lagi muda.
Semakin bertambahnya usia, kekuatan dan fleksibilitas otot menurun sehingga saat melakukan latihan fisik yang sedikit lebih berat dapat berpotensi memicu cedera.
Cedera otot hamstring paling rentan terjadi pada para atlet atau olahragawan dengan beberapa tingkatan kondisi, yaitu [3,4] :
Tingkatan cedera hamstring ini menentukan berapa lama pemulihan otot penderita di mana artinya penderita akan lebih cepat pulih pada tingkat 1 dan memakan waktu lebih lama pada tingkat 3.
Kondisi cedera tingkat 1 memakan waktu beberapa hari saja untuk benar-benar pulih, namun kondisi cedera tingkat 2 atau 3 bisa sampai berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk pulih.
Tinjauan Faktor usia, berolahraga yang membutuhkan peregangan ekstrem, pernah alami cedera hamstring, fleksibilitas rendah, dan ketidakseimbangan otot merupakan faktor-faktor utama pemicu cedera hamstring.
Bila bagian paha belakang tiba-tiba terasa sakit di mana rasa nyerinya begitu tajam, ini adalah tanda bahwa cedera hamstring telah terjadi.
Rasa sakit biasanya disertai pula dengan sensasi robek di bagian yang sama bahkan penderita akan merasa adanya sensasi otot yang putus.
Beberapa gejala lain yang dapat menyertai walaupun tidak selalu dialami adalah [1,2,3,5] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter ?
Pada cedera hamstring tingkat 1 atau cedera tahap paling ringan, penderita tidak perlu ke dokter karena rata-rata dapat sembuh cukup dengan perawatan mandiri di rumah [5].
Namun segeralah ke dokter jika merasa kehilangan kemampuan menahan beban di bagian kaki.
Bahkan ketika rasa nyeri yang tajam membuat tak dapat berjalan normal walau hanya 3-4 langkah, segera temui dokter.
Tinjauan Gejala utama pada cedera hamstring adalah bagian belakang paha yang mengalami bengkak, memar, hingga kelemahan tanpa dapat menahan beban di bagian yang terpengaruh dan menjadi sulit berjalan.
Ada beberapa metode pemeriksaan yang dokter lakukan untuk mengonfirmasi bahwa gejala yang dialami pasien adalah cedera hamstring, yaitu [2,3,6] :
Pada pemeriksaan fisik, biasanya dokter akan mengecek pada area yang memar maupun bengkak.
Dokter pun akan mengecek tingkat kelunakan paha belakang pasien.
Intensitas nyeri dan lokasi nyeri adalah hal yang menjadi pertimbangan dokter dalam menentukan tingkat keparahan cedera hamstring.
Selain itu, dokter akan mencoba menggerak-gerakkan bagian kaki pasien yang cedera agar dapat mengetahui bagian mana yang mengalami kerusakan.
Kaki pasien akan digerakkan ke berbagai arah supaya dokter juga dapat mendeteksi keberadaan cedera tendon atau ligamen.
Tes pemindaian berupa MRI scan perlu ditempuh pasien dengan gejala cedera hamstring tingkat 2 atau 3 agar dokter dapat melihat bagian otot hamstring yang mengalami robekan.
Selain pada otot hamstring, dari pemeriksaan MRI dokter pun akan mengetahui apakah tendon turut terpengaruh dan mengalami kerusakan.
Pemeriksaan menggunakan sinar-X atau metode USG seringkali dianjurkan bagi para pasien cedera hamstring tingkat 2 atau 3.
Dengan metode pemeriksaan ini, dokter dapat mengecek apakah otot sampai terlepas dari tulang.
Sebab kondisi lepasnya otot dari tulang membuat beberapa tulang tertarik juga yang kemudian berakibat pada fraktur (patah tulang).
USG dan foto rontgen adalah metode pemeriksaan yang tak hanya menunjukkan kondisi otot, tapi juga ada tidaknya kondisi patah tulang.
Tinjauan Pemeriksaan untuk mengonfirmasi gejala yang dialami penderita adalah cedera hamstring antara lain adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan MRI, USG serta rontgen atau sinar-X.
Cedera hamstring dapat ditangani sesuai dengan tingkat keparahan gejala.
Mulai dari perawatan mandiri yang sederhana di rumah hingga perawatan medis dapat diperlukan oleh pasien [1,2,3,4,5].
Tinjauan Penanganan bagi penderita cedera hamstring meliputi kompres dingin, istirahat lebih banyak, mengangkat kaki, menggunakan kruk, serta penggunaan obat pereda nyeri. Namun bila sudah cukup parah, terapi fisik bisa dilakukan. Sementara operasi direkomendasikan pada kasus ketika otot sudah lepas dari tulang.
Pada cedera hamstring tingkat 1, kondisinya cukup ringan dan dapat pulih sepenuhnya bahkan tanpa perawatan medis sehingga tak memiliki risiko komplikasi yang terlalu berarti.
Namun pada cedera hamstring tingkat 2 dan 3, masa penyembuhan memakan waktu sangat lama yang juga bagi para atlet hal ini akan mengancam karir mereka.
Lebih dari itu, pada kondisi otot hamstring yang belum pulih benar namun sudah digunakan terlalu keras maka cedera kedua, ketiga dan seterusnya sangat berisiko terjadi.
Cedera hamstring dapat dicegah atau setidaknya risiko cedera dapat diminimalisir dengan sejumlah upaya berikut ini [1,2,3,5] :
Tinjauan Upaya mencegah atau meminimalisir cedera hamstring adapat dengan melakukan cukup pemanasan sebelum beraktivitas fisik, melatih kekuatan otot hamstring, serta mengunjungi dokter untuk pengecekan kondisi fisik secara rutin khususnya bagi seorang atlet.
1) Karl B Fields, MD; Spencer T Copland, MD; John S Tipton, MD; Peter Fricker, MBBS, FACSP; & Jonathan Grayzel, MD, FAAEM. 2019. UpToDate. Hamstring muscle and tendon injuries.
2) Lucio Ernlund & Lucas de Almeida Vieira. 2017. PubMed Central US National Library of Medicine National Institutes of Health. Hamstring injuries: update article.
3) Bryan C. Heiderscheit, P.T., Ph.D; Marc A. Sherry, P.T., L.A.T., C.S.C.S; Amy Silder, Ph.D; Elizabeth S. Chumanov, Ph.D; & Darryl G. Thelen, Ph.D. 2010. HHS Public Access. Hamstring Strain Injuries: Recommendations for Diagnosis, Rehabilitation and Injury Prevention.
4) Anonim. 2018. National Health Service. Hamstring injury.
5) Anonim. 2019. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Sprains and Strains.
6) Mohammad Alzahrani, Sultan Aldebeyan, Fahad Abduljabbar, & Paul A. Martineau. 2015. Research Gate. Hamstring Injuries in Athletes: Diagnosis and Treatment.