Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Daun salam memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Vitamin A, B, C dan senyawa antioksidan di dalamnya membuat daun salam berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, sehingga membantu mengatasi
Daftar isi
Salam adalah tumbuhan penghasil daun salam yang sering kali digunakan sebagai pengharum alami pada masakan. Pohon salam memiliki nama latin Syzygium polyanthum dan lebih dikenal di luar negeri dengan nama Indonesian Bay Leaf.
Pohon salam dapat tumbuh sekitar 18-27 meter dengan arah pertumbuhan tegak ke atas. Batang pohon salam merupakan salah satu jenis monopodial, yaitu antara batang pokok dan cabang terlihat jelas perbedaannya.
Kemudian pada bagian bunganya, pohon salam memiliki bunga berjenis kelamin betina dan juga jantan. Bunga pohon salam berwarna kuning cerah dengan 4 sampai 5 helai kelopak bunga [1].
Daun salam memiliki beberapa karakteristik yang dapat membedakan dan memudahkan kita mengenalinya. Salah satu cirinya adalah bentuknya yang lonjong atau seperti bulatan telur dengan pangkal daun yang berbentuk lancip.
Selain itu, daun salam juga memiliki panjang berkisar 48-150 mm dengan lebar 32-50 mm. Warna daun salam yaitu hijau dengan tekstur yang licin dan merupakan daun tunggal yang tumbuh secara berhadapan [1,2]
Berikut ini kandungan gizi pada 100 gram bumbu daun salam :
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Bumbu, daun salam | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 313 | Kalori Dari Lemak: | 70 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 8.4 g | 12.86 % | |
Lemak Jenuh | 2.3 g | 11.4 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 23 mg | 0.96 % | |
Total Karbohidrat | 75 g | 24.99 % | |
Serat | 26.3 g | 105.2 % | |
Gula | 0 | ||
Protein | 7.6 g | 15.22 % | |
Vitamin A | 123.7 % | Vitamin c | 77.5 % |
Kalsium | 83.41 % | Zat besi | 238.92 % |
Src : Bumbu, daun salam *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Mangan | 8.2 mg | 408 % | |
Besi | 43 mg | 239 % | |
Vitamin A | 6185 IU | 124 % | |
Serat makanan | 26.3 g | 105 % | |
Vitamin B6 | 1.7 mg | 87 % | |
Kalsium | 834.1 mg | 83 % | |
Vitamin C | 46.5 mg | 77 % | |
Folat | 180 mcg | 45 % | |
Magnesium | 120 mg | 30 % | |
Total Karbohidrat | 75 g | 25 % | |
Src : Bumbu, daun salam |
Daun salam memiliki banyak senyawa seperti metil chavicol dan eugenol yang berperan sebagai antioksidan. Selain itu, kandungan asam laurat di dalam daun salam dapat mengusir atau bahkan dapat digunakan sebagai obat nyamuk alami.
Daun salam memiliki berbagai macam kandungan senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Salah satu kandungan tersebut adalah niasin yang bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol
Senyawa seperti riboflavin yang bermanfaat sebagai pengubah protein, karbohidrat dan lemak menjadi sumber energi bagi tubuh juga terdapat pada daun salam.
Ada juga senyawa pada daun salam yang sangat baik sebagai asupan gizi untuk meningkatkan daya ingat otak, yaitu vitamin B-6 dan juga fosfor [1,4]
Daun salam memiliki kandungan senyawa yang sangat banyak yang dapat memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan.
Daun salam merupakan salah satu daun herbal yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai pengharum alami makanan. Selain memberikan bau harum, daun salam juga memberikan gizi yang terkandung di dalamnya pada makanan yang baik untuk kesehatan.
Berikut ini beberapa manfaat daun salam untuk kesehatan :
Di dalam daun salam terdapat senyawa yang bernama fitonutrien atau fitokimia yang sangat bermanfaat bagi tubuh terutama mencegah terjadinya penyakit jantung.
Hal ini dikarenakan fitonutrien merupakan zat yang mampu mengatasi lemak jahat atau LDL (Low Density Lipoprotein) dengan cara merangsang produksi kadar lemak tak jenuh atau HDL (High Density Lipoprotein) di dalam tubuh [6]
Selain itu, senyawa fosfor di dalam daun salam juga membantu dalam menstabilkan detak jantung melalui saraf dan otot yang berhubungan dengan detak jantung [7].
Fitonutrien atau fitokimia adalah zat yang terdapat di dalam tumbuhan yang berperan dalam memberikan warna pada tumbuhan.
Daun salam terkenal dengan khasiatnya yang dapat menurunkan kadar gula di dalam darah bagi penderita diabetes. Hal ini tidak luput dari peran kandungan gizi yang terdapat di dalamnya, salah satunya adalah senyawa mangan.
Senyawa mangan merupakan kandungan gizi terbesar pada daun salam yang salah satu fungsinya adalah sebagai pengatur regulasi gula darah. Mangan merupakan senyawa yang dapat merangsang tubuh untuk memproduksi insulin.
Insulin merupakan zat yang berfungsi menyerap kadar gula di dalam darah ke dalam sel untuk dijadikan sebagai sumber energi [1,4,5]
Senyawa mangan memiliki peranan yang sangat kompleks bagi tubuh, yaitu mengatur regulasi gula darah dan meningkatkan penyerapan senyawa kalsium pada tubuh
Senyawa seperti vitamin- A, asam kafeat, metil chavicol, eugenol dan vitamin C yang termasuk ke dalam senyawa antioksidan dan seluruh senyawa tersebut terdapat di dalam daun salam.
Senyawa antioksidan di dalam daun salam, dapat melindungi tubuh dari efek radikal bebas baik dari faktor eksternal ataupun internal.
Selain itu, senyawa antioksidan juga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang berbahaya, salah satunya adalah kadar kolesterol yang tinggi ataupun diabetes [3,4]
Daun salam memiliki kandungan zat besi yang tinggi di dalamnya. Zat besi merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi sel darah merah.
Zat besi akan berikatan dengan hemoglobin dan myoglobin di dalam sel darah merah, dimana fungsi hemoglobin sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru untuk disalurkan ke seluruh jaringan tubuh.
Sedangkan, myoglobin memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan oksigen pada otot.
Tubuh juga akan dibantu untuk menyerap lebih banyak zat besi, karena pada daun salam terdapat kandungan magnesium yang dapat mendorong tubuh untuk melakukan hal tersebut [8]
Zat besi merupakan zat utama dalam pembentukan sel darah merah yang berfungsi dalam transportasi oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh.
Tidak disangka jika pada daun salam mengandung kadar kalsium yang sangat tinggi. Kalsium sangat dibutuhkan oleh tubuh, terutama dalam pembentukan dan perbaikan tulang.
Kalsium dapat merangsang pembentukan senyawa osteocalcin yang merupakan senyawa non-kolagen yang berfungsi untuk pembentukan tulang dan mengganti sel tulang yang terkikis.
Selain itu, kandungan fosfor dan mangan pada daun salam juga turun membantu dalam menjaga kesehatan tulang. Senyawa fosfor bersama dengan kalsium dapat mencegah penyakit pada tulang, osteoporosis.
Sedangkan mangan, berfungsi dalam meningkatkan penyerapan kalsium di dalam tubuh [9].
Minyak dari hasil pengolahan daun salam jika dioleskan pada bagian tubuh yang mengalami nyeri, athritis, atau ketegangan otot dapat meredakan rasa sakitnya.
Hal ini dikarenakan, daun salam memiliki kandungan senyawa yang bersifat anti-inflamasi atau anti perandangan yang berasal dari senyawa fosfor.
Senyawa fosfor diketahui dapat merileksasi otot-otot tubuh yang mengalami ketegangan yang luar biasa yang diakibatkan oleh peradangan [7]
Pada dasarnya seluruh kandungan gizi yang terdapat pada daun salam saling bersinergi memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
Selain memiliki manfaat yang sangat banyak, daun salam juga memiliki beberapa efek samping yang dapat ditimbulkannya. Hal ini dapat terjadi apabila terlalu sering mengonsumsi daun salam ataupun salah pada cara penggunaannya.
Beriut ini beberapa efek samping yang ditimbulkan oleh daun salam :
Daun salam memang sangat baik dan memberikan banyak manfaat apabila dikonsumsi dengan cara yang benar. Namun, berbeda hasilnya jika cara dalam mengonsumsinya salah, seperti mengonsumsi daun salam secara utuh.
Mengonsumsi daun salam secara utuh dapat menyebabkan masalah pada pencernaan karena daun salam yang masuk tidak dapat dicerna oleh tubuh dan akan dikeluarkan dari tubuh dengan warna hijau yang tetap.
Hal ini dapat mengakibatkan luka pada organ perncernaan dikarenakan tekstur daun salam cukup keras. Salah satu yang paling rentan terluka adalah tenggorakan dan juga anus [1,3]
Mengonsumsi daun salam sebagai obat alternatif dalam mengatasi penyakit diabetes merupakan hal yang baik. Namun akan berbeda jika mengonsumsinya secara berlebihan yang dapat menimbulkan hipoglikemia.
Hipoglikemia merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan gula di dalam darah yang menyebabkan tubuh juga kekurangan energi dalam beraktivitas.
Apabila kondisi ini dibiarkan secara terus menerus dapat membahayakan bagi kesehatan tubuh [5].
Mengonsumsi daun salama secara berlebihan dapat menyebabkan efek negatif pada tubuh yang akhirnya dapat membahayakan kesehatan.
Daun salam memiliki cara tersendiri dalam penggunaannya dikarenakan daun salam tidak dapat dikonsumsi secara utuh. Karena mengonsumsinya secara utuh dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan.
Berikut ini beberapa cara penggunaan daun salam :
Daun salam dapat dikonsumsi dengan cara meminum air dari hasil rebusan daun salam. Air rebusan daun salam dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, misalnya diabetes.
Ambil 10 lembar daun salam yang masih segar dan siapkan 3 gelas air putih. Siapkan panci dan tuangkan 3 gelas air putih tersebut bersamaan dengan 10 lembar daun salam.
Rebus ramuan daun salam hingga terlihat air mulai berubah warna dan mendidih. Saring rebusan daun salam pada gelas, minum secara rutin air rebusan daun salam untuk pengobatan [4]
Mengonsumsi daun salam secara utuh memang tidak baik, namun mencampurnya pada masakan secara utuh tidak apa-apa selama di konsumsi.
Banyak dari masakan nusantara yang di dalamnya di sertakan daun salam yang utuh ketika memasaknya agar memberikan bau harum yang khas dan dapat menambah selera makan.
Cara menambahkan daun salam pada masakan sangatlah muda, siapkan 1 lembar daun salam yang segar. Saat menumis bumbu utama dan bumbu utama sudah harum, masukkan daun salam ke dalamnya dan lanjutkan memasak.
Mencampur satu lembar daun salam ke dalam masakan menambah bau harum kedalam masakan, selain itu juga dapat menambah selera makan.
Minyak daun salam biasa digunakan untuk meredakan nyeri dan juga peradangan. Terbukti bahwa daun salam dapat meringankan rasa nyeri dikarenakan daun salam memiliki kandungan fosfor di dalamnya.
Cara membuat minyak daun salam sangat muda. Siapkan minyak olive dan juga daun salam yang baru saja dipetik. Potong tangkai daun salam dan tumbuk daun salam hingga benar-benar hancur atau bisa dihaluskan dengan alat lain.
Kemudian, tuangkan minyak olive diatasnya dan aduk hingga tercampur seluruhnya. Tuangkan minyak daun salam ke dalam botol dan tutup rapat botol. Simpan botol selama 14 hari sebelum menggunakan minyak daun salam [1].
Senyawa fosfor memiliki manfaat yang dapat merelaksasi otot dan saraf pada tubuh yang mengalami ketegangan atau perandangan.
Daun salam seringkali digunakan sebagai bahan pewangi masakan, sehingga membuat daun salam harus selalu ada di dalam bumbu dapur. Namun, yang jadi masalah adalah daun salam tidak dapat bertahan lama apabila tidak disimpan secara benar.
Maka dari itu, penting sekali untuk mengetahui bagaimana cara yang benar dalam menyimpan daun salam agar daun salam dapat bertahan lama dan dapat digunakan kapan saja [1]
Berikut ini Cara menyimpan daun salam yang benar :
Menyimpan Daun Salam Segar
Menyimpan Daun Salam Kering
Terdapat kekurangan dan kelebihan di dalam kedua cara penyimpanan tersebut. Daun salam yang dikeringkan akan kehilangan setengah dari daun salam yang masih segar.
Jika dibandingkan 100 gram dari nutrisi daun salam kering sama dengan 50 gram nutrisi daun salam segar yang disimpan.
Selain itu, menyimpan daun salam secara dikeringkan dapat mengurangi aroma dari daun salam tersebut. Namun, kabar baiknya penyimpanan dengan cara dikeringkan lebih tahan lama daripada menyimpannya dalam keadaan segar [10]
Menyimpan daun salam secara kering ataupun yang masih segar mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing hanya tinggal menyesuaikan sesuai kebutuhan saja.
1. Aparna Kuna, Sowmya. M & Sreedhar. M. 2018. Health Action, 31 (7), 24 – 26. Health Benefits of Bay Leaf.
2. Othman Rashid AL-Samarrai, Nazar Ahmed Naji, Rafaa Razooq Hameed. 2017. Tikrit Journal of Pure Science 22 (6). Effect of Bay leaf (Laurus nobilis L.) and its isolated (flavonoids and glycosides) on the lipids profile in the local Iraqi female rabbits.
3. Abdulrahim Aljamal. 2009. International Journal of Medical, Health, Biomedical, Bioengineering and Pharmaceutical Engineering Vol:4, No:9. Effects of Bay Leaves on Blood Glucose and Lipid Profiles on the Patients with Type 1 Diabetes.
4. Ida Samidah and Murwati. 2015. International Seminar on Promoting Local Resources for Food and Health. Effect of Bay Leaves Boiled Water on Reducing Blood Pressure in Hypertension Patients at Sidorejo Public Health Center (PHC) in Lubuklinggau.
5. Taufiqurrohman. 2015. Journal of Majority Volume 4 Nomor 3. Indonesian Bay Leaves As Antidiabetic For Type 2 Diabetes Mellitus.
6. Esin Eren, Necat Yilmaz and Ozgur Aydin. 2012. The Open Biochemistry Journal,6, 78-93. High Density Lipoprotein and it’s Dysfunction.
7. Mona S Calvo and Jaime Uribarri. 2013. American Journal of Clinical Nutrition 98:6–15. Public health impact of dietary phosphorus excess on bone and cardiovascular health in the general population.
8. Nazanin Abbaspour, Richard Hurrell, Roya Kelishadi. 2014. Journal of research in medical sciences 19:164-74. Review on iron and its importance for human health.
9. Piste Pravina, Didwagh Sayaji, Mokashi Avinash. 2013. International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences Vol. 4 (2). Calcium and its Role in Human Body.
10. Hulya Cakmak, Seher Kumcuoglu, Sebnem Tavman. 2013. Academic Food Journal 11(1) 20-26. Thin Layer Drying of Bay Leaves (Laurus nobilis L.) in Conventional and Microwave Oven