Daftar isi
Demam scarlet (scarlet fever) atau scarlatina adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Bakteri ini tergolong dalam Streptococcus golongan A atau GAS. Bakteri GAS menyerang area tenggorokan dan kulit. Demam scarlet biasanya terkait dengan faringitis.[1]
Berikut ini fakta-fakta mengenai demam scarlet:[1]
Gejala demam scarlet akan terlihat setelah terinfeksi 3 hari, antara lain:[2]
Diagnosis demam scarlet dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri fisik penderita dan empat ciri-ciri lainnya, yaitu:[1]
Pasien dengan empat dari tanda-tanda ini memiliki kemungkinan 25-86% terkena infeksi GAS; sebaliknya, pasien dengan salah satu dari tanda-tanda ini memiliki kemungkinan 2–23% untuk terinfeksi GAS (tergantung pada usia, prevalensi lokal dan musim) dan diagnosis lain harus dipertimbangkan.[1]
Tes laboratorium dapat digunakan untuk membedakan antara faringitis yang disebabkan bakteri dan virus. Tes laboratorium yang dapat dilakukan yaitu swab tenggorokan. Namun, interpretasi menjadi sulit karena fakta bahwa GAS sering muncul di tenggorokan anak kecil tanpa menyebabkan penyakit. [4]
Selain itu bisa juga dilakukan tes antigen streptokokus. Ini memungkinkan akses cepat dan mudah ke hasil, tetapi kurang sensitif dibandingkan swab. Pengukuran antibodi anti-streptokokus tidak berguna dalam diagnosis infeksi akut, tetapi dapat berperan dalam diagnosis komplikasi pasca infeksi seperti demam rematik akut dan glomerulonefritis akut.[4]
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat demam scarlet antara lain:[1]
Selain itu, komplikasi dapat terjadi setelah infeksi teratasi, termasuk glomerulonefritis pasca-streptokokus akut dan demam rematik akut. Komplikasi non-supuratif yang dimediasi oleh imun ini hanya kadang-kadang terlihat di negara maju, tetapi tetap menjadi penyebab umum penyakit jantung dan ginjal di negara berkembang.[1]
Pengobatan demam scarlet dilakukan dengan mengonsumsi antibiotik. Tujuannya adalah untuk mengurangi durasi gejala dan mencegah komplikasi. [1]
Meskipun infeksi GAS umumnya rentan terhadap banyak antibiotik, penisilin tetap menjadi pengobatan pilihan karena kemanjuran dan keamanannya yang telah terbukti. Di seluruh dunia, tidak ada isolat klinis GAS yang resisten terhadap penisilin yang telah diidentifikasi hingga saat ini.[1]
Sekarang ada bukti yang meyakinkan bahwa sefalosporin lebih efektif daripada penisilin dalam pengobatan faringitis streptokokus.
Ini mungkin karena penisilin dihidrolisis oleh beta-laktamase yang diproduksi oleh organisme yang secara alami berada di orofaring, sedangkan sefalosporin tidak.[1]
Namun, penisilin lebih umum digunakan sebagai alternatif utama karena spektrumnya yang sempit dan biayanya yang rendah. Amoxicilin yang diberikan secara oral, diberikan sebagai dosis harian tunggal selama sepuluh hari, sama efektifnya dengan fenoksimetilpenisilin (penisilin V) yang diberikan secara oral atau amoksicilin yang diberikan beberapa kali per hari selama sepuluh hari.[1]
Jika Anda memiliki temperatur badan yang tinggi, Anda harus mengonsumsi banyak cairan. Anda juga bisa mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam.
Setelah Anda mengalami demam scarlet, Anda cenderung tidak akan mendapatkannya lagi.[3]
Demam scarlet menyebar melalui droplet penderita. Tidak menutup kemungkinan penularan dari peralatan yang digunakan seperti berbagi peralatan makan. Untuk pencegahan, Anda harus:[3]
Demam scarlet dapat diobati dengan antibiotik. Berikut ini adalah cara-cara meredakan gejala demam scarlet:[4]
1. Elisabeth Holden. Scarlet fever: acute management and infection control. http://pharmaceutical-journal.com; 2015. Accessed on February 3rd, 2021.
2. American Academy of Pediatrics. [Group A Streptococcal Infections.] In: Kimberlin DW, Brady MT, Jackson MA, Long SS, eds. Red Book: 2015 Report of the Committee on Infectious Diseases. 30th ed. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics; 2015: 732-750. Accessed on February 3rd, 2021.
3. Associated with Public Health England. Scarlet Fever. www.nhs.uk/conditions/Scarlet-fever/Pages/Introduction.aspx; 2019. Accessed on February 3rd, 2021.
4. Shannon Johnson. Scarlet Fever. https://www.healthline.com/health/scarlet-fever#_noHeaderPrefixedContent; 2019. Accessed on February 3rd, 2021.