Demam Scarlet: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Demam Scarlet?

Demam scarlet (scarlet fever) atau scarlatina adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Bakteri ini tergolong dalam Streptococcus golongan A atau GAS. Bakteri GAS menyerang area tenggorokan dan kulit. Demam scarlet biasanya terkait dengan faringitis.[1]

Demam Scarlet
Gambar: NHS UK
Demam Scarlet
Gambar: NHS UK

Fakta Demam Scarlet

Berikut ini fakta-fakta mengenai demam scarlet:[1]

  • Demam scarlet merupakan penyakit menular dengan periode inkubasi selama 2 hingga 5 hari.
  • Demam scarlet cenderung diderita oleh anak-anak berusia 2 hingga 8 tahun.
  • Di belahan bumi bagian utara, kasus tertinggi demam scarlet terjadi pada bulan Maret.
  • Bakteri Streptococcus menyebar melalui droplet (batuk, bersin) atau kontak langsung dengan penderita.
  • Jika tidak diobati, penularan akan berlangsung selama 10 hingga 21 hari, bahkan bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
  • Jika ditangani langsung, penularan demam scarlet akan berakhir setelah 24 jam.

Gejala Demam Scarlet

Gejala demam scarlet akan terlihat setelah terinfeksi 3 hari, antara lain:[2]

  • Sakit tenggorokan hingga terdapat bercak putih atau kuning.
  • Ruam yang awalnya berupa benjolan merah kecil di dada dan perut. Ruam akan menyebar ke seluruh tubuh selama 2 hingga 5 hari.
  • Kulit di ujung jari tangan dan kaki seperti akan mengelupas.
  • Wajah memerah namun area sekitar bibir pucat.
  • Demam tinggi.
  • Lidah terlihat seperti stroberi.
  • Pembengkakan kelenjar di leher.

Diagnosis Demam Scarlet

Diagnosis demam scarlet dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri fisik penderita dan empat ciri-ciri lainnya, yaitu:[1]

  • Riwayat demam.
  • Kurang atau tidak ada demam.
  • Kelenjar serviks anterior yang lunak.
  • Tonsilitis (pembengkakan amandel).

Pasien dengan empat dari tanda-tanda ini memiliki kemungkinan 25-86% terkena infeksi GAS; sebaliknya, pasien dengan salah satu dari tanda-tanda ini memiliki kemungkinan 2–23% untuk terinfeksi GAS (tergantung pada usia, prevalensi lokal dan musim) dan diagnosis lain harus dipertimbangkan.[1]

Tes laboratorium dapat digunakan untuk membedakan antara faringitis yang disebabkan bakteri dan virus. Tes laboratorium yang dapat dilakukan yaitu swab tenggorokan. Namun, interpretasi menjadi sulit karena fakta bahwa GAS sering muncul di tenggorokan anak kecil tanpa menyebabkan penyakit. [4]

Selain itu bisa juga dilakukan tes antigen streptokokus. Ini memungkinkan akses cepat dan mudah ke hasil, tetapi kurang sensitif dibandingkan swab. Pengukuran antibodi anti-streptokokus tidak berguna dalam diagnosis infeksi akut, tetapi dapat berperan dalam diagnosis komplikasi pasca infeksi seperti demam rematik akut dan glomerulonefritis akut.[4]

Komplikasi Demam Scarlet

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat demam scarlet antara lain:[1]

Selain itu, komplikasi dapat terjadi setelah infeksi teratasi, termasuk glomerulonefritis pasca-streptokokus akut dan demam rematik akut. Komplikasi non-supuratif yang dimediasi oleh imun ini hanya kadang-kadang terlihat di negara maju, tetapi tetap menjadi penyebab umum penyakit jantung dan ginjal di negara berkembang.[1]

Pengobatan Demam Scarlet

Pengobatan demam scarlet dilakukan dengan mengonsumsi antibiotik. Tujuannya adalah untuk mengurangi durasi gejala dan mencegah komplikasi. [1]

Meskipun infeksi GAS umumnya rentan terhadap banyak antibiotik, penisilin tetap menjadi pengobatan pilihan karena kemanjuran dan keamanannya yang telah terbukti. Di seluruh dunia, tidak ada isolat klinis GAS yang resisten terhadap penisilin yang telah diidentifikasi hingga saat ini.[1]

Sekarang ada bukti yang meyakinkan bahwa sefalosporin lebih efektif daripada penisilin dalam pengobatan faringitis streptokokus.
Ini mungkin karena penisilin dihidrolisis oleh beta-laktamase yang diproduksi oleh organisme yang secara alami berada di orofaring, sedangkan sefalosporin tidak.[1]

Namun, penisilin lebih umum digunakan sebagai alternatif utama karena spektrumnya yang sempit dan biayanya yang rendah. Amoxicilin yang diberikan secara oral, diberikan sebagai dosis harian tunggal selama sepuluh hari, sama efektifnya dengan fenoksimetilpenisilin (penisilin V) yang diberikan secara oral atau amoksicilin yang diberikan beberapa kali per hari selama sepuluh hari.[1]

Jika Anda memiliki temperatur badan yang tinggi, Anda harus mengonsumsi banyak cairan. Anda juga bisa mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam.
Setelah Anda mengalami demam scarlet, Anda cenderung tidak akan mendapatkannya lagi.[3]

Pencegahan Demam Scarlet

Demam scarlet menyebar melalui droplet penderita. Tidak menutup kemungkinan penularan dari peralatan yang digunakan seperti berbagi peralatan makan. Untuk pencegahan, Anda harus:[3]

  • Sering mencuci tangan.
  • Tidak berbagi peralatan makanan dengan orang yang terinfeksi.
  • Mencuci atau membuang saputangan dan tisu yang terkontaminasi oleh orang yang terinfeksi.
  • Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terkena Gejala Demam Scarlet?

Demam scarlet dapat diobati dengan antibiotik. Berikut ini adalah cara-cara meredakan gejala demam scarlet:[4]

  • Minum air hangat dan memakan makanan berkuah untuk meredakan sakit tenggorokan.
  • Mengonsumsi makanan bertekstur lunak.
  • Mengonsumsi ibuprofen.
  • Menggunakan krim penghilang gatal untuk meredakan ruam.
  • Minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
  • Tidak merokok.
  • Menelan larutan air garam untuk meredakan tenggorokan.
  • Menghindari area polusi udara.


fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment