Tinjauan Medis : dr. Puspasari Septama Susanto
Mastoiditis adalah infeksi bakteri pada rongga udara tulang mastoid yang mengelilingi telinga tengah dan dalam. Tulang mastoid adalah bagian dari tulang temporal pada tengkorak kepala, terletak di belakang... telinga. Rongga udara pada mastoid berfungsi sebagai pelindung struktur telinga tengah dan dalam serta mengatur tekanan dalam telinga. Mastoiditis umumnya merupakan komplikasi dari infeksi telinga tengah atau otitis media yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan oleh bakteri dari telinga tengah yang dapat menyebar ke dalam rongga udara tulang mastoid. Penyebab lain yang lebih jarang adalah kolesteatoma, suatu kondisi penumpukan sel kulit yang menyumbat drainase dalam telinga. Gejala yang sering muncul pada mastoiditis adalah kemerahan, pembengkakan dan nyeri di area belakang telinga, demam, dan perubahan posisi cuping telinga. Mastoiditis umumnya dapat ditangani dengan antibiotik. Namun, tindakan operasi mastoidektomi dapat dipertimbangkan jika infeksi tidak teratasi. Jika tidak ditangani, mastoiditis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti tuli, stroke, meningitis, dan abses otak. Read more
Daftar isi
Apa Itu Mastoiditis?
Mastoiditis merupakan infeksi atau radang pada tulang mastoid (tulang mastoid ini letaknya adalah di belakang telinga persis) [2,3,4,5,6,7,8].
Tulang mastoid pun adalah bagian dari tulang temporal dan ketika terjadi infeksi ringan pada bagian tersebut (otitis media akut), infeksi ini berpotensi berkembang dan membahayakan kesehatan penderitanya [4,6].
Tinjauan Mastoiditis merupakan suatu infeksi di bagian tulang mastoid hasil dari nfeksi telinga atau otitis media akut yang tak kunjung sembuh.
Fakta Tentang Mastoiditis
- Mastoiditis di Indonesia tergolong langka karena hanya terdapat kurang lebih 150.000 kasus setiap tahunnya.
- Mastoiditis umumnya dialami oleh anak-anak, namun tak menutup kemungkinan kondisi ini pun menyerang orang-orang dewasa [7].
- Di antara 73 orang anak yang menderita mastoiditis tingkat akut, kekambuhan terjadi pada 6 orang anak [1].
- Pada sekelompok pasien mastoiditis akut primer yang menempuh operasi mastoidektomi secara ekstensif diketahui tidak mengalami kekambuhan sama sekali [1].
- Meski dapat dikatakan bahwa mastoiditis adalah pengaruh dari infeksi telinga, penyakit ini dapat diatasi dan disembuhkan [3,4].
Perbedaan Antara Mastoiditis, Otitis Media dan OtitisEksterna
Mastoiditis sepintas ada kemiripan dengan infeksi telinga itu sendiri, namun sebenarnya, antara mastoiditis, otitis media dan otitis eksterna itu berbeda [9].
Otitis eksterna lebih kepada kondisi infeksi pada saluran pendengaran bagian luar atau eksternal di mana umumnya antibiotik dalam bentuk obat tetes dapat diberikan.
Sementara itu jika infeksi berulang, maka pengobatan dalam bentuk antibiotik oral dapat dipertimbangkan.
Otitis media merupakan kondisi infeksi yang menyerang telinga tengah yang ditandai dengan otore (cairan yang keluar dari telinga) dan otalgia (nyeri pada telinga).
Selain itu, otitis media menimbulkan gejala seperti gangguan pendengaran, lebih lekas marah, demam, hingga penurunan berat badan.
Sedangkan mastoiditis, ini adalah kondisi infeksi di tulang mastoid yang ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, dan juga rasa nyeri pada bagian tulang mastoid atas.
Selain itu, rasa nyeri, perubahan suasana hati menjadi lekas tersinggung, demam, dan pendengaran terganggu turut menyertainya.
Bila infeksi ini tidak segera ditangani, sebagai risiko komplikasinya dapat terjadi abses, trombosis sinus, dan kerusakan fungsi telinga.
Penyebab Mastoiditis
Mastoiditis pada dasarnya merupakan sebuah gangguan kesehatan pada tulang mastoid akibat infeksi telinga tengah yang tidak segera diatasi atau terlambat mendapat pengobatan.
Karena terabaikan dan tak memperoleh penanganan itulah, penyebaran infeksi terjadi hingga ke bagian telinga dalam sampai ke kantung tulang mastoid.
Sebagai akibatnya, tulang mastoid dapat rusak dan hancur karena hal tersebut, terlebih bila perawatan tidak segera didapat.
Perkembangan mastoiditis berasal dari infeksi telinga tengah oleh bakteri, namun bisa jadi kolesteatoma menjadi alasan dibalik mastoiditis [8].
Kolesteatoma sendiri merupakan sel-sel kulit abnormal yang berkumpul pada telinga bagian tengah lalu memicu peradangan lebih jauh.
Tak hanya itu, kolesteatoma ini pun dapat menjadi pemicu penyebaran infeksi ke mastoid.
Berikut ini merupakan beberapa faktor risiko dari mastoiditis yang perlu dikenali dan diwaspadai [2,7] :
- Faktor usia, anak-anak lebih rentan mengalami mastoiditis daripada orang dewasa.
- Efek pasca menempuh operasi pengangkatan sel-sel udara mastoid yang mengalami sakit.
- Sistem kekebalan tubuh yang rendah atau lemah.
Tinjauan Mastoiditis adalah hasil penyebaran infeksi oleh bakteri pada telinga bagian tengah atau dalam yang dapat dengan mudah terjadi pada anak-anak, orang yang baru saja menempuh operasi sel-sel udara mastoid, serta yang kekebalan tubuhnya rendah.
Gejala Mastoiditis
Karena mastoiditis adalah kondisi akibat dari infeksi telinga, maka gejala umumnya pun cukup mirip dengan gejala infeksi telinga yaitu antara lain adalah [2,3,4,5,6,7] :
- Nyeri telinga
- Bagian belakang telinga membengkak
- Bagian belakang telinga memerah
- Demam (suhu tubuh dapat meningkat drastis)
- Penurunan fungsi pendengaran
- Sakit kepala
- Drainase dari telinga
- Telinga tampak menonjol (bagian belakang) efek pembengkakan
- Tubuh mudah lelah
- Otot wajah melemah walau tergolong jarang
- Vertigo (terjadi cukup jarang)
- Mudah tersinggung atau marah
Tinjauan Gejala umum dan utama pada kondisi mastoiditis persis dengan kondisi infeksi telinga akut, yaitu nyeri telinga, sakit kepala, demam, namun bagian belakang telinga akan nampak merah dan bengkak.
Pemeriksaan Mastoiditis
Saat gejala tak wajar timbul pada area telinga, sudah saatnya bagi penderita untuk memeriksakan ke dokter.
Berikut ini merupakan langkah-langkah pemeriksaan yang pasien perlu tempuh untuk bisa menentukan kondisi penyebab gejala serta menentukan jenis pengobatannya [2,3,4,6,7].
- Pemeriksaan Fisik : Dokter akan lebih dulu memeriksa kondisi telinga (khususnya bagian belakang) serta menggunakan otoskop untuk mengetahui kondisi gendang telinga dan bagian luar telinga juga.
- Pemeriksaan Riwayat Kesehatan : Dokter setelah memeriksa fisik biasanya akan menanyakan juga seputar penyakit atau gangguan kesehatan yang pernah atau sedang dialami pasien untuk dapat lebih memastikan penyebab gejala yang pasien keluhkan.
- Timpanometri : Pemeriksaan ini umumnya dilakukan oleh dokter untuk mengetahui atau mengecek fungsi telinga bagian tengah, seperti apakah ada beberapa perubahan tekanan pada bagian tersebut.
- Sinar-X Kepala : Rontgen kepala diperlukan agar dokter dapat mengetahui kondisi tengkorak pasien dan juga jaringan-jaringan dalam melalui hasil gambar pemeriksaan.
- MRI Scan : Selain rontgen atau sinar-X, pemeriksaan MRI dokter dapat terapkan pula pada pasien untuk mengetahui kondisi detil struktur dan organ dalam tubuh pasien.
- CT Scan : Untuk mengetahui kondisi otot, tulang, dan organ dalam lainnya pada tubuh pasien secara lebih detil dari sinar-X, CT scan adalah metode diagnosa yang bisa ditempuh oleh pasien.
- Pungsi Lumbar : Metode diagnosa lainnya yang kemungkinan dokter terapkan pada pasien gejala mastoiditis yang juga mengalami gejala meningitis adalah pengambilan cairan serebrospinal di bagian lumbar tulang belakang.
- Kultur Telinga yang Terinfeksi : Dokter perlu mengetahui keberadaan mikroorganisme yang terdapat pada telinga pasien dengan mengambil sampel cairan/drainase yang keluar dari dalam telinga.
- Tes Darah : Salah satu pemeriksaan yang kemungkinan besar diminta dokter untuk pasien tempuh adalah tes darah supaya dokter bisa mengonfirmasi hasil diagnosa. Pemeriksaan jumlah sel darah putih pun termasuk di dalamnya untuk dokter dapat mengetahui keberadaan infeksi pada telinga pasien.
Tinjauan Pemeriksaan fisik umumnya akan diikuti dengan beberapa tes pemindaian (rontgen kepala, CT scan, dan MRI scan), hingga tes darah. Pungsi lumbar dan pengambilan sampel cairan dari telinga akan dilakukan dokter bila tes-tes sebelumnya belum dapat mengonfirmasi kondisi pasien.
Pengobatan Mastoiditis
Mastoiditis tak boleh disepelekan karena kondisi ini sangatlah mengancam jiwa penderitanya.
Itulah sebabnya, dua metode perawatan baik secara medis maupun non-medis sangatlah diperlukan.
Perawatan Medis
- Antibiotik
Pada kondisi mastoiditis yang terdeteksi sejak dini, maka antibiotik adalah obat yang paling tepat dan umumnya diberikan oleh dokter kepada pasiennya.
Penyebab utama dari infeksi pada telinga yang kemudian berdampak pada perkembangan mastoiditis adalah bakteri.
Oleh sebab itu, pengobatan paling tepat melawan bakteri adalah antibiotik yang diberikan dokter melalui suntikan [2,3,4,5,6,7].
Metode pengobatan antibiotik dengan cara disuntikkan ini jauh lebih cepat dalam melawan infeksi daripada pemberian antibiotik oral [5].
Tingkat efektivitasnya dalam mencegah komplikasi pun lebih tinggi daripada pemberian antibiotik oral.
- Operasi
Tak seluruh kasus mastoiditis dapat ditangani dengan obat antibiotik saja, maka jika memang kondisi mengharuskan, dokter akan merekomendasikan miringotomi [4,5,6,7].
Miringotomi adalah tindakan atau prosedur operasi berupa pengeringan telinga bagian dalam.
Namun tidak selalu miringotomi, sebab ada pula prosedur mastoidektomi yang dokter dapat sarankan bagi pasien untuk tempuh [2,3,5].
Prosedur bedah ini lebih kepada pengangkatan tulang mastoid yang telah terinfeksi dan harus diangkat.
Dokter lebih dulu memberikan anestesi dan barulah prosedur bedah dilakukan, setelahnya pun dokter tetap dapat memberi resep antibiotik tergantung dari kondisi pasien.
Perawatan Non-Medis
Mastoiditis tidak dapat diobati di rumah secara mandiri karena bagaimanapun kondisi mastoiditis perlu ditangani secara medis untuk meminimalisir risiko komplikasi dan penyebaran infeksi.
Namun, beberapa langkah perawatan berikut ini dapat dilakukan tidak dengan tujuan menyembuhkan mastoiditis.
Sebagai pereda gejala, beberapa cara perawatan non-medis ini dapat menolong.
- Hindari berwisata dengan transportasi pesawat terbang untuk mencegah rasa nyeri pada telinga karena tekanan udara saat terbang.
- Kenakan penutup telinga saat melakukan olahraga renang atau bahkan di saat mandi menggunakan shower supaya kondisi telinga tidak bertambah parah.
- Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik melalui asupan air putih yang cukup banyak setiap hari.
- Kompres hangat untuk meredakan rasa nyeri yang berasal dari telinga.
- Gunakan ibuprofen atau acetaminophen sebagai obat pereda nyeri serta penurun demam.
- Hindari penggunaan aspirin pada anak-anak dan remaja di bawah usia 16 tahun.
- Istirahat dengan cukup untuk mempercepat pemulihan gejala mastoiditis.
Tinjauan Perawatan secara medis meliputi obat antibiotik oral atau injeksi serta operasi pengeringan telinga bagian dalam hingga pengangkatan tulang mastoid. Sementara perawatan secara non medis, dapat dilakukan dengan beristirahat, menggunakan obat pereda nyeri, minum air putih untuk menjaga tubuh terhidrasi, serta menjaga telinga tetap bersih dan kering.
Komplikasi Mastoiditis
Mastoiditis walau berpotensi mengancam jiwa, sebenarnya penderita penyakit ini dapat sembuh asalkan penanganan dilakukan secara cepat.
Ketika gejala infeksi sudah timbul, khususnya otitis media akut, penanganan dapat segera diberikan melalui antibiotik.
Namun bila terlambat atau justru diabaikan, penyebaran infeksi terjadi dan mampu mengakibatkan komplikas-komplikasi seperti berikut [3,4,5,7] :
- Paralisis wajah, yaitu kondisi ketika wajah tak dapat digerakkan atau dalam kondisi lumpuh (saraf telah mengalami gangguan).
- Kehilangan pendengaran, bahkan ada kemungkinan bahwa kondisi ini menjadi permanen.
- Kerusakan tulang mastoid.
- Vertigo, yaitu kondisi di mana seseorang mengalami sensasi berputar pada sekeliling area tempat ia berada.
- Osteomielitis, yaitu kondisi infeksi tulang akibat infeksi sudah menyebar melalui darah.
- Meningitis, yaitu infeksi yang menjadi penyebab selaput otak terkena radang, begitu juga sumsum tulang belakang.
- Labirinitis, yaitu kondisi telinga dalam yang mengalami peradangan karena virus atau bakteri sebagai efek dari telinga tengah yang mengalami masalah kesehatan.
- Trombosis sinus merupakan komplikasi yang sangat jarang dari mastoiditis namun tetap harus diwaspadai. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan sakit kepala hebat, muntah-muntah, dan demam sangat tinggi.
- Abses otak, yaitu pada otak terjadi penimbunan nanah akibat infeksi bakteri dari telinga merambah hingga jaringan otak.
Tinjauan Ketika mastoiditis tidak cepat ditangani, ada kemungkinan berbagai kondisi komplikasi serius terjadi. Mulai dari tulang mastoid yang rusak, vertigo, kehilangan pendengaran, kelumpuhan wajah, hingga yang paling serius seperti trombosis sinus dan abses otak dapat terjadi.
Pencegahan Mastoiditis
Karena mastoiditis adalah efek dari tidak terobatinya infeksi telinga atau otitis media, maka langkah pencegahan paling penting yang bisa dilakukan adalah dengan mengobati infeksi telinga dengan tepat [2,3,4,5,7].
Terapi antibiotik adalah penanganan yang paling direkomendasikan untuk mengobati infeksi telinga oleh bakteri.
Namun, beberapa langkah pencegahan lainnya seperti berikut pun dapat turut diupayakan.
- Hindari asap rokok, khususnya anak-anaklah yang perlu dicegah menjadi perokok pasif karena mereka paling rentan terhadap mastoiditis [4,5].
- Rutin dan sering mencuci tangan untuk mencegah virus flu dan penyebarannya [4].
- Pastikan anak mendapatkan vaksin flu [4].
- Jaga agar bagian luar dan dalam telinga tetap kering dan bersih [5].
Saat infeksi telinga terjadi, segeralah mengunjungi dokter untuk mengatasi masalah ini, khususnya ke dokter THT jika perlu [3].
Bahkan ketika muncul gejala baru atau bahkan kondisi tak kunjung membaik setelah memperoleh penanganan, segera kembali ke dokter agar mastoiditis tak timbul.
Tinjauan Penanganan infeksi telinga secara dini dan tepat akan menghindarkan penderita dari kerusakan telinga permanen dan kondisi komplikasi mengancam lainnya.