Makanan, Minuman dan Herbal

5 Efek Samping Kebanyakan Makan Buah Melon

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Melon merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Selain rasanya yang manis dan cukup mengenyangkan, melon juga dapat menghilangkan dahaga karena mengandung banyak air. Buah ini juga mengandung antioksidan yang mampu mencegah terjadinya kerusakan sel tubuh akibat serangan radikal bebas [1].

Tak hanya itu, melon juga memiliki manfaat yang berlimpah bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan melon mengandung beta karoten, kalsium, zat besi, magnesium, manganese, sodium, zinc, dan masih banyak lagi kandungan positif di dalamnya [2].

Meskipun demikian, melon justru dapat membahayakan kesehatan tubuh apabila dikonsumsi secara berlebihan. Berikut adalah 5 efek samping yang disebabkan oleh kebanyakan makan buah melon :

1. Memicu Sindrom Alergi Oral

Sindrom alergi oral merupakan jenis alergi yang menyebabkan penderitanya mengalami gatal di dalam mulut dan tenggorokannya, serta merasakan bengkak pada bibir, mulut, lidah, atau tenggorokan setelah memakan jenis buah, sayuran, dan kacang-kacangan [3].

Alergi semacam ini dapat terjadi pada semua orang, khususnya pada orang yang memiliki alergi terhadap pollen atau serbuk kecil yang terdapat pada tumbuhan. Beberapa di antaranya ialah grass pollen dan ragweed pollen yang dapat ditemukan di dalam melon [4]. Oleh karena itu, seseorang dapat mengalami gejala sindrom alergi oral apabila memakan melon secara berlebihan.

2. Terinfeksi Bakteri Salmonella

Proses produksi, pemrosesan, penyimpanan, dan preparasi buah melon memiliki kerentanan untuk terkontaminasi bakteri Salmonella [5]. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa dalam sepotong melon tanpa kulit, terdapat lima spesies bakteri Salmonella yang terkandung di dalamnya [6].

Bakteri ini biasanya menyerang saluran usus dan dapat menyebabkan penderitanya mengalami diare, demam, atau kram perut setelah 12-72 jam terinfeksi. Gejala tersebut akan bertahan selama 4-7 hari dan sebagian besar penderitanya akan sembuh tanpa melalui pengobatan yang serius [7]. Akan tetapi, infeksi bakteri Salmonella tetap membahayakan kesehatan, sehingga dianjurkan jangan terlalu berlebihan dalam memakan melon.

3. Kelebihan Vitamin C

Vitamin C memiliki peranan penting dalam mengontrol infeksi dan menyembuhkan luka. Vitamin ini juga mengandung antioksidan yang kuat dan membantu pembuatan hormon atau senyawa kimia lainnya yang berguna bagi otak dan syaraf [8].

Melon termasuk ke dalam salah satu jenis buah yang mengandung vitamin C tinggi, yakni sekitar 20-37 mg dalam setiap 100 gram. Meskipun memiliki manfaat berlimpah, namun konsumsi vitamin C secara berlebihan dapat mendatangkan efek kesehatan yang serius. Ini dikarenakan rekomendasi dosis vitamin C per hari ialah 90 mg bagi laki-laki dewasa, 75 mg bagi wanita dewasa, dan 120 mg bagi wanita hamil atau sedang menyusui [9].

Dosis yang masih ditoleransi ialah sekitar 2.000 mg per hari. Apabila terdapat orang yang mengonsumsinya lebih dari itu, maka akan menyebabkan diare, mual, rasa panas di dalam perut, masalah lambung, kelelahan, sakit kepala, dan insomnia. Konsumsi vitamin C secara berlebihan bahkan memicu tingginya risiko terkena penyakit kardiovaskular [10].

4. Menyebabkan Diabetes

Penyakit diabetes dicirikan oleh meningkatnya kadar gula darah secara tidak wajar di dalam tubuh [11]. Padahal, kadar gula normal yang dibutuhkan oleh tubuh ialah maksimal 140 mg/dL (miligram per desiliter). Sementara itu, kondisi pra-diabetes memiliki kadar gula sekitar 140-199 mg/dL. Apabila seseorang memiliki kadar gula sebesar 200 mg/dL atau lebih, maka dapat dipastikan kalau ia telah menderita diabetes [12].

Dalam konteks ini, melon termasuk buah yang memiliki kandungan gula tinggi, yakni sekitar 8 gram dalam setiap 100 gramnya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang terkena diabetes apabila mengonsumsi melon secara berlebihan. Akibatnya, ia dapat kehilangan berat badan, penglihatan yang memudar, bahkan mengalami disfungsi dan kegagalan berbagai macam organ vital [13].

5. Meningkatkan Risiko Hiperkalemia hingga Penyakit Jantung

Hiperkalemia mengacu pada tingginya kadar kalium yang terdapat di dalam darah. Normalnya, kadar kalium dalam darah ialah 3.0-5.5 mmol/l (milimol per liter). Namun bagi penderita hiperkalemia, kadar kalium mereka sudah melampau 5.5 mmol/l [14].

Risiko hiperkalemia dapat semakin meningkat bagi seseorang yang memakan melon secara berlebihan. Hal ini dikarenakan melon merupakan buah yang mengandung kalium tinggi, yakni sebesar 267 mg dalam tiap 100 gramnya.

Lebih parahnya, hiperkalemia dapat menyebabkan penyakit jantung, seperti serangan jantung dan gagal jantung. Kacaunya homeostasis kalium memang memiliki potensi untuk meningkatkan risiko aritmia pada pasien yang menderita gagal jantung [15]. Hal ini menyebabkan penderita hiperkalemia memiliki risiko kematian yang cukup tinggi [16].

Tips untuk memakan buah melon secara aman:

  • Sesuai dengan anjuran WHO, konsumsi buah secara aman ialah 150 gram per harinya [17].
  • Apabila membeli melon di minimarket atau supermarket, maka pilihlah melon yang tidak cacat atau sudah berbintik-bintik hitam.
  • Mencuci melon hingga bersih sebelum dipotong. Ini dikarenakan terkadang kulit melon mengandung berbagai macam bakteri, seperti E-coli dan Salmonella. Apabila melon tidak dicuci bersih, maka pisau yang digunakan untuk memotongnya akan terkontaminasi bakteri tersebut. Hingga akhirnya, daging melon pun ikut terkontaminasi [18].
  • Apabila potongan melon dibiarkan di ruangan terbuka selama lebih dari dua jam, maka sebaiknya dibuang karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Jadi apabila potongan melon tidak segera dimakan, maka lebih baik menaruhnya di dalam kulkas atau mesin pendingin lainnya [19].

1) Anonim. hsph.harvard.edu. Antioxidants.
2) Gene EL. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Antioxidant, sugar, mineral, and phytonutrient concentrations across edible fruit tissues of orange-fleshed honeydew melon (Cucumis melo L.). 2008.
3) Anonim. hms.harvard.edu. Was It Something I Ate? Understanding Food Allergies. 2015.
4) Louanne MT, Hannah HW, & Jenna TN. stanfordhealthcare.org. Oral Allergy Syndrome (OAS).
5) Bowen A, Fry A, Richards G, & Beauchat L. ncbi.nlm.nih.gov. Infections associated with cantaloupe consumption: a public health concern. 2006.
6) David AG, Jeffrey R, & Donald AK. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Growth of Salmonella spp. in Cantaloupe, Watermelon, and Honeydaw Melons. 1993.
7) Anonim. cdc.gov. Salmonella Infections Linked to Pre-Cut Melon. 2019.
8) Anonim. sph.harvard.edu. Vitamin C.
9) Anonim. health.harvard.edu. By the way, doctor: What’s the right amount of vitamin C for me? 2020.
10) Anonim. ods.od.nih.gov. Vitamin C.
11) Amit S & Priyanka B. ncbi.nlm.nih.gov. Diabetes Mellitus. 2021.
12) Anonim. cdc.gov. Diabetes. 2021.
13) American Diabetes Association. ncbi.nlm.nih.gov. Diagnosis and Clasiffication of Diabetes Mellitus. 2010.
14) Anja L & Markus JK. ncbi.nlm.nih.gov. Pathogenesis, diagnosis and management of hyperkalemia. 2011.
15) Chaudry MSS, Lampros P, Bertram P, Ileana P, Faiez Z, Stefan DA, Mihai G, & Javed B. sciencedirect.com. Hyperkalemia in Heart Failure. 2016.
16) Robert WH & Matthew AB. ncbi.nlm.nih.gov. Hyperkalemia: pathophysiology, risk factors and consequences. 2019.
17) Eileen H. canr.msu.edu. Melons: Prepare and store properly for safe consumption. 2012.
18) Amy S. edis.ifas.ufl.edu. Melons: Safe handling practices for consumers. 2016.

Share