Curcuma longa yang juga dikenal sebagai kunyit memiliki kandungan berupa 69,4% karbohidrat, 6,3% protein, 5,1% lemak, dan 3,5% mineral[1]. Menurut United States Department of Agriculture (USDA) National Nutrien Database, menyebutkan bahwa 1 sendok makan bubuk kunyit mengandung 29 kalori, 0,91 gr protein, 0,31 gr lemak, 6,31 karbohidrat, 2,1 gr serat, dan 0,3 gula[3].
Kunyit merupakan sumber utama polifenol kurkumin. Polifenol kurkumin ini bermanfaat untuk mengatasi kondisi oksidatif dan inflamasi, sindrom metabolic, radang sendi, kecemasan, hiperlipidemia[2]. Kunyit memiliki banyak kelebihan dan manfaat. Akan tetapi mengkonsumsi dalam jumlah berlebih dapat mengakibatkan beberapa efek samping berikut.
Daftar isi
Kunyit memiliki bioavailabilitas yang rendah serta metabolisme dan proses eliminasi yang cepat. Untuk meningkatkan bioavailabilitasnya maka ia harus dikombinasikan dengan komponen aktif lainnya. Contoh komponen aktif tersebut adalah piperin yang terdapat pada lada hitam [2].
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bioavailabilitas kunyit meningkat menjadi 2000% setelah dikombinasikan dengan lada dalam penyajiannya. Beberapa subjek penelitian yang diberi kurkumin dengan kadar 0,45 sampai 3,6 g/hari selama 1 sampai 4 bulan melaporkan bahwa mereka mengalami mual[2].
Berdasarkan penelitian, bahwa subjek yang menerima 500-12.000 mg dalam studi respon dosis yang dilakukan selama 72 jam mengalami beberapa efek samping. Salah satu efek samping yang dialami yaitu diare[2]
Sebagian kecil orang yang mengkonsumsi kurkumin dengan dosis 450 mg/hari atau lebih mengalami sakit kepala[2][6].
Meskipun tidak banyak yang melaporkan akan efek samping ini. Namun beberapa oranag mengalami ruam kulit ketika mengkonsumsi kurkumin pada dosis 8.000 mg/hari[2][6].
Kompsisi dalam kunyit jika digunakan dalam takaran normal memang memberi manyak manfaat bagi sistem pencernaan. Namun, jika dikonsumsi berlebih makai a berpotensi mengiritasi organ pencernaan. Berdasarkan penelitian, subjek yang melakukan pengobatan terkait kankernya harus menghentikan untuk konsumsi kunyit karena pencernaan mereka sangat terpengaruh [3] .
Hal ini disebabkan karena kunyit merangasang lambung untuk memproduksi lebih banyak asam lambung. Seseorang yang mengkonsumsi kurkumin dengan dosis harian melebihi 1.000 mg berpotensi mengalami masalah pencernaan ringan seperti kembung, asam lambung, perut kembung, dann diare[6].
Sifat pemurnian yang terdapat pada kunyit berpotensi menyebabkan pendarahan menjadi lebih mudah terjadi. Bagi orang-orang yang sedang melakukan pengobatan dan mengkonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin (Coumadin), maka mereka harus menghindari mengkonsumsi kunyit dalam jumlah besar[3].
Bagi wanita hamil disarankan untuk menghindari konsumsi suplemen kunyit karena adanya efek pengencer darahnya. Terdapat data klinis yang mendukung bahwa memakan makanan yang dibumbui dengan kari dapat merangsang persalinan[3].
Kunyit mengandung oksalat yang tinggi. Jika dikonsumsi berlebih maka ia akan bergabung dengan kalsium dan mengakibatkan terbentuknya batu ginjal. Pada penelitian sebelumnya mendapati bahwa suplemen kunyit secara signifikan meningkatkan kadar oksalat dalam urin dan berpotensi meninkatkan resiko terjadinya batu ginjal[7].
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada seseorang yang sedang menjalani transplantasi ginjal dan menggunakan tracolimus uuntuk mencegah penolak dari tubuh karena adanya organ baru. Ia mengkonsumsi kunyit dalam dosis tinggi yaitu 15 sendok setiap harinya selama 10 hari [5].
Ternyata kunyit yang dikonsumsinya mencegah hati untuk membersihkan efek samping dari tacrolimus. Sehingga, pria itu mengalami gagal ginjal. Kemudia gejala gagal ginjal berkurang ketika konsumsi kunyit dihentikan dan penggunaan tacrolimus ditahan sampai kondisi kembali normal[5].
Ketika seseorang mengkonsumsi kurkumin setiap hari dalam jumlah sangat tinggi selama 13 minggu sampai 2 tahun maka berpotensi memicu berbagai penyakit. Dosis tinggi yang dimaksud adalah 1.170 mg/pon (2.600 mg/kg) berat badan. Aktivitas tersebut memicu terjadinya peningkatan ukuran hati, sakit magh, peradangan, dan peningkatan resiko kanker usus maupun hati[6].
Bagi seseorang yang sedang mengalami kekurangan zat besi, sebaiknya tidak mengkonsumsi kunyit dalam jumlah besar. Hal ini karena kunyit dapat membatasi penyerapan zat besi. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, menyebutkan bahwa olahan yang mengkombinasikan kunyit cabai, bawang putih, bawang merah, dan pak kyheng (sayuran berdaun dari Thailand) mengurangi jumlah zat besi yang dapat diserap tubuh sebesar 20% hingga 90%[7].
Mengkonsumsi kunyit dalam jumlah banyak berpengaruh pada reaksinya dengan obatan-obatan lain yang sedang dikonsumsi oleh seseorang. Obat- obatan yang dimaksud adalah pengencer darah, antidepresan, antibiotic, antihistamin, obat jantung, pengobatan diabetes, dan perawatan kemoterapi. Ia juga bisa mengakibatkan kadar gula darah menjadi rendah yang berbahaya[8].
Takaran Aman Konsumsi
Salah satu komponen utama yang terdapat pada kunyit adalah kurkumin. Berdasarkan laporan JECFA (The Joint United Nations and World Helath Organization Expert Committee on Food Additives) dan EFSA (European Food Safety Authority), takaran aman atau Allowable Daily Intake (ADI) dari kurkumin yaitu 0 sampai 3 mg/kg berat badan seseorang[2].
Pada penelitian lainnya menyebutkan bahwa takaran aman yang direkomendasikan bervariasi yaitu antara 100 sampai lebih dari 1.000 mg. Hal ini bergantung pada sediaan yang digunakan, formulasi, dan indikasinya[4]. Studi lain menyebutkan bahwa dosis tunggal kurkumin sebanyak 12.000 mg per hari dapat ditoleransi dengan baik[6].
[1] Dosoky, Noura S & Setzer, William N. mdpi.com. “Chemical Composition and Biological Activities of Essential Oils of Curcuma Species”. 2018.
[2] Hewlings, Susan J & Kalman, Douglas S. ncbi.nlm.nih.gov. “Curcumin: A Review of It’s Effects on Human Health”. 2017.
[3] Ware, Megan. medicalnewstoday.com. “Everything you need to know about turmeric”. 2018.
[4] Bethesda. ncbi.nlm.nih.gov. “Liver Tox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury [Internet]”. 2012.
[5] Siska, Gunda. pharmacytimes.com. “5 Natural Products That Can Trigger Renal Failure”. 2017.
[6] Arnason, Atli. healthline.com. “Does Too Much Turmeric Have Side Effect?”. 2017.
[7] Bedosky, Lauren. everydayhealth.com. “Can Eating Too Much Turmeric Pose Negative Side Effects?”. 2019.
[8] Radhakhrisnan, Rohini. medicine.net. “What Are the Negative Effects of Turmeric?”. 2021.