Merokok adalah membakar tembakau dengan asap yang dihirup untuk dicicipi dan dapat terserap ke dalam aliran darah [1]. Berdasarkan penelitian, ada sekitar 23% penduduk dunia merokok. Hal ini termasuk 32% dari semua pria dan 7% dari semua wanita. Asia Timur dan Tenggara memiliki prevalensi perokok tertinggi di dunia sekitar 45%, sedangkan Karibia dan Amerika Utara memiliki pravelansi terendah sebesar 20% [2].
Beberapa penelitian telah mengaitkan merokok dengan berbagai penyakit yang berbahaya termasuk penyakit arteri koroner, penyakit paru obstruktif kronik, kanker di setiap sistem organ manusia, dan penurunan kesehatan reproduksi [3]. Berikut ini adalah beberapa efek samping kebanyakan merokok.
Daftar isi
Merokok menyebabkan sebagian besar kanker paru-paru dan dapat menyebabkan kanker hampir di semua bagian tubuh. Ini termasuk bibir, lidah, mulut, hidung, kerongkongan, tenggorokan, kotak suara, perut, hati, ginjal, pankreas, kandung kemih, darah, leher rahim, vulva, penis dan anus [4].
Penyebab merokok dapat menjadi alasan timbulnya kanker karena asap rokok melepaskan lebih dari 5000 bahan kimia dan banyak diantaranya berbahaya. Bahan kimia yang berbahaya ini kemudian masuk ke dalam paru-paru dan menyebar ke seluruh tubuh [5].
Merokok adalah penyebab utama penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kondisi serius, progresif dan melumpuhkan yang membatasi aliran udara di paru-paru. Merokok aktif juga memperburuk asma pada perokok aktif dan dikaitkan dengan peningkatan risiko asma pada remaja dan orang dewasa [6].
Salah satu kandungan dalam rokok adalah tar dan partikel kecil. Tar adalah zat lengket yang melapisi paru-paru seperti jelaga di cerobong asap [7]. Partikel kecil dalam asap tembakau mengiritasi tenggorokan dan paru-paru dan menyebabkan ‘batuk perokok’. Hal itu menghasilkan lebih banyak lendir dan merusak jaringan paru-paru [8].
Saat merokok, secara otomatis tubuh akan mengambil zat yang dapat merusak paru-paru. Seiring waktu, kerusakan ini menyebabkan berbagai masalah. Seiring dengan peningkatan infeksi, orang yang merokok beresiko lebih tinggi mengalami penyakit paru-paru kronis. Salah satu penyakit paru-paru kronis yang tidak dapat dipulihkan adalah emfisema [9].
Merokok tembakau adalah penyebab utama emfisema. Semakin banyak merokok, maka semakin tinggi resiko terkena emfisema. Bahkan di Amerika merokok dapat menyebabkan kematian lebih dari 480.000 orang per tahun dan 80% penyebabkan kematian itu adalah emfisema karena merokok. Jika emfisema sudah parah, maka bisa menyebabkan komplikasi penyakit serius seperti pneumonia, hipoksemia, asidodis respiratorik dan lainnya [10].
Bronkitis adalah peradangan pada lapisan saluran bronkial. Orang yang menderita bronkitis sering mengalami batuk terus menerus yang memunculkan lendir yang mengental dan berubah warna [11]. Mereka mungkin juga mengalami sesak napas dan nyeri dada [12]. Bronkitis kronis menyebabkan jumlah lendir lengket yang berlebihan di saluran udara. Sehingga membatasi jumlah aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru.
Bronkitis kronis paling sering disebabkan oleh merokok. Lebih dari 90% persen penderita penyakit ini memiliki riwayat merokok. Menghirup asap rokok untuk sementara melumpuhkan silia, sehingga sering merokok dalam waktu lama dapat merusak silia [13]. Bronkitis kronis dapat berkembang dari waktu ke waktu karena kerusakan ini.
Kanker paru-paru membuat seseorang mengalami infeksi pernapasan berulang seperti pneumonia atau bronkitis. Saat kanker menyebar, gejala tambahan tergantung di mana tumor baru terbentuk. Saat menghirup asap rokok ke paru-paru, hal itu mulai merusak jaringan paru-paru. Jika terlalu banyak merokok maka paparan asap yang terus meneru membuat paru-paru semakin sulit untuk melanjutkan perbaikan [14].
Begitu sel-sel rusak, maka hal itu meningkatkan kemungkinan terkena kanker paru-paru. Kanker paru-paru hampir selalu dikaitkan dengan perokok berat. Semua jenis rokok seperti cerutu dan pipa dari produk tembakau menghandung ribuan zat beracun [15].
Merokok merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke [16]. Merokok meningkatkan risiko pembekuan darah, yang menghalangi aliran darah ke jantung, otak, atau kaki. Beberapa perokok akhirnya harus diamputasi anggota tubuhnya karena masalah sirkulasi darah yang disebabkan oleh merokok.
Tanda-tanda merokok yang lebih jelas melibatkan perubahan kulit. Zat dalam asap tembakau sebenarnya mengubah struktur kulit Anda. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa merokok secara dramatis meningkatkan risiko karsinoma sel skuamosa (kanker kulit) [17]. Pada tahap awal, SCC sering muncul sebagai bercak kemerahan pada kulit. Seiring perkembangannya, itu bisa berubah menjadi benjolan terangkat yang terus tumbuh. Pertumbuhannya juga bisa menjadi kerak atau berdarah. Di dalam mulut, kanker ini akan tampak seperti sariawan atau bercak putih.
Nikotin mempengaruhi aliran darah ke area genital pria dan wanita. Bagi pria, hal ini dapat menurunkan performa seksual. Disfungsi ereksi terjadi ketika penis tidak bisa atau tetap ereksi untuk melakukan hubungan seksual. Salah satunya bisa disebabkan oleh zat yang terkandung dalam rokok [18].
Bagi wanita, hal ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan seksual dengan berkurangnya pelumasan dan kemampuan untuk mencapai orgasme. Banyak hal yang dapat menyebabkan rasa sakit saat melakukan aktivitas seksual. Pelumasan yang tidak memadai dan otot-otot vagina yang tegang membuat penetrasi terasa menyakitkan. Kejang otot vagina yang tidak disengaja, atau vaginismus , dapat membuat hubungan seksual terasa sakit. Merokok juga dapat menurunkan kadar hormon seks pada pria dan wanita. Hal ini mungkin dapat menyebabkan penurunan hasrat seksual [19].
Berapa batas aman merokok setiap harinya?
Para peneliti Universitas Californial San Fransisco melakukan penelitian mengenai kebiasaan merokok dan berapa batas aman merokok per hari. Para peneliti dapat menyimpulkan resiko kanker paru-paru meningkat 2,8, kanker esofagus 4,3, dan kanker lambung meningkat 2,4. Bagi perokok yang tidak merokok setiap hari, angka resiko kematian meningkat lebih tinggi 1,6 kali jika dibandingkan yang tidak merokok sama sekali[20].
Berhenti merokok adalah salah satu alternatif pilihan yang paling bijak agar untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
[1] Thomas N Adams, Jason Morris. ncbi.nlm.nih.gov. Smoking. 2021.
[2] Gowing LR, Ali RL, Allsop S, Marsden J, Turf EE, West R, Witton J. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Global statistics on addictive behaciours: 2014 status report. 2015.
[3] Wipfli H, Samet JM. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. One hundred years in the making: the global tobacco epidemic. 2016.
[4] The fraction of cancer attributable to modifiable risk factors in England, Wales, Scotland, Northern Ireland. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. The fraction of cancer attributable to modifiable risk factors in England, Wales, Scotland, Northern Ireland, and the United Kingdom in 2015. 2018.
[5] International Agency for Research on Cancer. Personal Habit and Indoor Combustion: Tobacco Smoking. 2012.
[6] Tashkin DP. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Smoking Cessation in Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Semin Respir Crit Care Med. 2015.
[7] Kaufman DW, Palmer JR, Rosenberg L, Stolley P, Warshauer E, Shapiro S. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Tar content of cigarettes in relation to lung cancer. Am J Epidemiol. 1989.
[8] Harris JE, Thun MJ, Mondul AM, Calle EE. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Cigarette tar yields in relation to mortality from lung cancer in the cancer prevention study II prospective cohort, 1982-8. BMJ. 2004.
[9] Pahal P, Akshay Avula, Sandeep Sharma. ncbi.nlm.nih.gov. Emphysema. 2021.
[10] American Lung Association. lung.org. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2020.
[11] Paun R, Popescu G. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Chronic Occupationall Bronchitis. 1964.
[12] Dobreanu, Teodorini S, Harnagea P, Vulpescu S, Iota C, Molner C. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Valoarea Electrocardiogramei In Diagnosticul Cordului Pulmonar Cronic Secundar Bron Sitei Cronice Si Emfizemului Pulmonar Obstructiv [Value Of Electrocardiograms In The Diagnosis Of Chronic Cor Pulmonale Secondary To Chronic Bronchitis And Obstructive Pulmonary Emphysema]. 1964.
[13] University of California San Francisco. ucsfhealth.org. Chronic Bronchitis. 2021.
[14] American Cancer Society. cancer.org. Lung Cancer. 2020.
[15] Khasraw M, Posner JB. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Neurological complications of systemic cancer. 2010.
[16] Pan B, Jin X, Jun L, Qiu S, Zheng Q, Pan M. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. The relationship between smoking and stroke: A meta-analysis. Medicine (Baltimore). 2019.
[17] Skin Cancer Foundation. skincancer.org. Squamous Cell Carcinoma. 2021.
[18] NHS. nhs.uk. Erectile Dysfunction (Impotence). 2021.
[19] Masters WH, Johnson VE. Oxford, Little, Brown. Human Sexual Respons. 1966.
[20] Anonim. cancer.org. Health Risks of Smoking Tobacco. 2021.