Kanker usus besar adalah penyakit ganas paling mematikan kedua baik untuk laki-laki maupun perempuan. Penyebab utama dari kanker usus besar adalah faktor lingkungan dan keturunan. Kanker usus besar kerap menyerang pada orang berusia 50 tahun ke atas dan umumnya disebabkan karena faktor lingkungan. Kanker usus besar dapat terjadi orang berusia di bawah 50 tahun dan sebagian besar disebabkan karena faktor keturunan.[1]
Kanker usus besar biasanya dimulai dengan munculnya gumpalan nonkanker pada usus besar. Gumpalan ini disebut polip. Dari waktu ke waktu, polip ini dapat berkembang menjadi sel kanker.[1] Dalam tahap ini, beberapa orang mengalami gejala, beberapa yang lain tidak mengalami.
Berikut adalah gejala yang umum terjadi pada kanker usus besar, antara lain:
1. Konstipasi
Konstipasi adalah ketika usus besar sulit melakukan pencernaan atau dalam kata lain usus besar mengalami macet. Penurunan intensitas mencerna pada usus besar, dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker usus besar karena adanya peningkatan waktu transit makanan di usus besar.[2]
Ketika waktu transit ini semakin panjang, hal ini menyebabkan waktu kontak yang semakin lama antara lapisan dinding usus besar dengan zat karsinogenik pada feses. Seseorang yang mengidap konstipasi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker usus besar. Risiko ini semakin meningkat jika orang tersebut merokok dan peminum alkohol berat.[2]
2. Diare
Diare dapat menjadi efek samping dari pengobatan kanker sekaligus menjadi penyebab dari kanker itu sendiri. Begitu pula sebaliknya, beberapa jenis kanker tertentu termasuk kanker usus besar dapat menjadi penyebab dari diare. Kanker dapat menyebabkan diare karena adanya sistem hormonal yang mendorong hal tersebut terjadi sehingga diare dapat dikatakan sebagai salah satu gejala kanker. Meski begitu, tidak semua diare mengindikasikan adanya kanker[3].
3. Rektum Berdarah
Rektum terasa nyeri dan berdarah dapat mengindikasikan adanya masalah serius pada pencernaan. Salah satu dari berbagai masalah serius pada pencernaan yang mungkin terjadi adalah kanker usus besar. Rektum terasa nyeri dan berdarah dapat disebabkan karena adanya polip pada usus sehingga menutup jalannya feses untuk keluar dan menyebabkan pendarahan di sana.[4]
4. Feses Berwarna Hitam dan Berbentuk Kecil
Warna dan bentuk feses adalah indikator untuk mendeteksi atau mengetahui apa yang terjadi pada sistem pencernaan kita. Apabila feses keluar disertai dengan darah, kemungkinan besar terdapat pendarahan pada rektum. Rektum yang berdarah pun dapat menjadi indikasi kanker usus besar.[1]
Apabila terjadi perubahan bentuk dan warna feses sewaktu-waktu, feses menjadi berwarna hitam dan berbentuk kecil, hal ini dapat mengindikasikan adanya permasalahan pada usus besar. Salah satu permasalahan yang mungkin terjadi adalah kanker usus besar. Feses berwarna hitam boleh jadi menandakan adanya pendarahan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh munculnya polip di usus besar.[1]
5. Nyeri Perut Parah Disertai Kram dan Kembung
Nyeri perut, kram, dan kembung adalah permasalahan kesehatan yang sangat umum terjadi. Berbagai macam penyakit pada sistem pencernaan dari yang sangat ringan hingga sangat parah hampir selalu ditandai dengan nyeri perut. Begitu juga dengan kanker usus besar.
Kanker usus besar yang muncul disertai gejala, selalu memberikan sinyal nyeri perut pada pengidapnya. Apabila nyeri perut terjadi terus menerus disertai dengan kram dan kembung, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan.[1]
6. Anemia
Kanker usus besar dapat menyebabkan anemia, yaitu ketika jumlah sel darah merah dan tingkat hemoglobin pada darah rendah. Anemia dapat menjadi salah satu gejala bertambahnya tingkat keparahan kanker usus besar. Anemia yang disebabkan oleh kanker usus besar umumnya merupakan tipe anemia defisiensi zat besi.[5]
Sel kanker usus besar menstimulasi pembentukan pembuluh darah baru. Ketika sel kanker ini tumbuh, pembuluh darah menjadi pecah sehingga tubuh kehilangan banyak sel darah merah. Pendarahan yang terjadi akibat kanker usus besar dapat berujung pada defisiensi zat besi pada darah.[5]
7. Kehilangan Berat Badan Tanpa Diketahui Faktornya
Kehilangan berat badan secara drastis, tiba-tiba, dan tanpa alasan yang jelas dapat diartikan sebagai kehilangan berat badan lebih dari 5% berat tubuh selama 6-12 bulan. Biasanya ditandai dengan baju-baju menjadi kebesaran dan ungkapan orang sekitar[6].
Kehilangan berat badan dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah tumbuhnya sel kanker pada tubuh. Kehilangan berat badan bukan hanya gejala dari kanker usus besar, melainkan juga berhubungan dengan letak sel kanker, ukuran dan kedalaman sel kanker, serta menandakan kehidupan sel kanker.[6]
Cara Mencegah Kanker Usus Besar
Kanker usus besar adalah salah satu tipe kanker yang paling mudah untuk dicegah. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker usus besar, antara lain:
Ini merupakan cara yang sangat disarankan oleh para ahli dan dokter karena kebanyakan dari kanker usus besar terjadi tanpa gejala. Para ahli dan dokter merekomendasikan setiap orang yang memiliki risiko kanker untuk melakukan screening kanker usus besar ketika menginjak usia 50 tahun. Disarankan untuk orang-orang yang memiliki sanak keluarga dengan riwayat kanker usus besar, untuk melakukan screening pada usia 35-an.[7]
Buah, sayur, dan gandum mengandung vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang mana bermanfaat untuk mencegah kanker. Pilihlah berbagai buah dan sayur yang mengandung tinggi vitamin dan kaya nutrisi.[7]
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena kanker dan membuat sistem imunitas tubuh sulit untuk melawan ketika kanker menyerang.[7]
Cobalah untuk melakukan olahraga setidaknya 30 menit setiap hari. Olahraga bermanfaat untuk memperkuat sistem imunitas tubuh dan menjaga berat badan tetap normal.[7]
Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak lemak dalam tubuh, semakin meningkatkan risiko terkena kanker. Bukan artinya tubuh tidak butuh lemak. Tubuh membutuhkan lemak sesuai dengan kadarnya. Salah satu cara menjaga kadar lemak dalam tubuh adalah dengan mengontrol berat badan tetap sesuai dengan indeks massa tubuh normal.[7]
1. Alejandro Recio-Boiles & Burt Cagir. Ncbi.nlm.nih.gov. Colon Cancer. 2021.
2. Jens Sundbøll & Sandra Kruchov Thygesen. Clinical epidemiology Volume 11. Risk of cancer in patients with constipation. 2019.
3. Feldman M. Mayoclinic.org. Diarrhea: Cancer-related causes and how to cope. 2020.
4. Hans Wauters, Viviane Van Casteren & Frank Buntinx. Wauters, H., Van Casteren, V., & Buntinx, F. BMJ (Clinical research ed.), 321(7267). Rectal bleeding and colorectal cancer in general practice: diagnostic study. 2000.
5. Juha P. Väyrynen, Anne Tuomisto & Sara A. Väyrynen. Scientific Report Volume 8. Preoperative anemia in colorectal cancer: relationships with tumor characteristics, systemic inflammation, and survival. 2018.
6. Yi-Hung Kuo, Chung-Sheng Shi & Cheng Yi Huang. Molecular and clinical oncology Volume 8(4). Prognostic significance of unintentional body weight loss in colon cancer patients. 2018.