Hati merupakan organ terbesar dalam perut yang berfungsi untuk menyaring zat-zat asing dan beracun dari darah. Hati juga membantu mencerna makanan, menyimpan dan melepaskan energi, serta membuat protein untuk membangun sel jaringan tubuh yang memungkinkan pembekuan darah. Berkat peranan pentingnya, kerusakan atau kegagalan hati dianggap sebagai penyakit serius yang dapat menyerang siapa saja termasuk bayi.[4]
Ada dua jenis penyakit hati pada bayi yang umum dijumpai, yaitu gagal hati akut dan gagal hati kronis. Keduanya dibedakan berdasarkan riwayat dan jangka waktu penderitanya. Disebut akut jika gagal hati muncul secara tiba-tiba tanpa ada riwayat serupa sebelumnya. Sedangkan gagal hati kronis biasanya merupakan kelanjutan dari gagal hati akut yang berlangsung lama dan mengalami pemburukan.[6]
Penyakit hati pada bayi baik akut maupun kronis berpotensi membahayakan nyawa jika terlambat ditangani. Berbeda dengan orang dewasa yang dapat merasakan jika ada sesuatu yang salah dalam tubuh, bayi belum bisa melakukan hal tersebut. Untuk itu, ada baiknya orang tua mengenali gejala penyakit hati pada bayi berikut ini.
Daftar isi
Penyakit kuning biasanya menjadi indikasi paling awal untuk mengidentifikasi penyakit hati pada bayi. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakmampuan hati menyaring darah sehingga ada terlalu banyak bilirubin yang menumpuk di dalam tubuh. Bilirubin sendiri merupakan senyawa kuning yang jika jumlahnya terlalu banyak dapat mempengaruhi warna kulit dan mata bayi.[1]
Selain kulit dan mata yang berwarna kekuningan, penyakit kuning pada bayi dapat ditandai dengan kondisi tubuh yang lemas, punggung melengkung, serta gerakan aneh pada mata. Tidak semua penyakit kuning pada bayi menuju ke kegagalan hati, namun ada baiknya segera lakukan pemeriksaan untuk hasil yang pasti.[1]
Urine bayi yang baru lahir seharusnya jernih, jadi apabila ditemukan warnanya kuning pekat, bisa jadi itu merupakan gejala penyakit hati. Begitu pula dengan warna kotoran yang terlalu pucat atau terlalu pekat. Kotoran bayi idealnya berwarna netral. Sementara itu, di beberapa kasus dengan kerusakan hati yang parah, bayi mungkin mengalami perdarahan saat buang air besar.[5]
Pada orang dewasa penyakit hati terkadang ditandai dengan rasa sakit di bagian perut dan kulit yang gatal. Gejala serupa sebenarnya bisa saja terjadi pada bayi, namun disebabkan ketidakmampuannya untuk bicara, bayi seringkali menangis akibat rasa sakit dan gatal itu.[1]
Menangis memang menjadi satu-satunya cara berkomunikasi bagi bayi, misalnya saat lapar atau buang air. Namun jika frekuensi tangisan terlalu sering, durasinya lama, dan suaranya begitu kencang, sebaiknya orang tua tidak mengabaikan kemungkinan ini. Bisa jadi bayi sedang merasa sakit di bagian perutnya atau gatal di sekujur tubuh akibat penumpukan empedu di dalam tubuh yang menjadi gejala penyakit hati.[5]
Meski begitu, saat menjumpai fenomena ini, ada baiknya orang tua tidak panik dan mencari penyebab tangisan bayi terlebih dahulu. Juga jangan lupa periksa kondisi kulit, apakah mengalami ruam dan bintik-bintik atau tidak.
Demam seringkali menjadi gejala awal dari berbagai penyakit yang lebih serius, termasuk penyakit hati. Demam pada bayi tidak dapat langsung disimpulkan sebagai gejala penyakit hati, namun kemungkinannya tetap ada. Untuk itu, pemeriksaan sangat dianjurkan guna mengetahui penyebab demam yang terjadi pada bayi.[5]
Pembengkakan yang terjadi pada area perut bisa disebabkan oleh pembesaran hati atau limpa, juga karena adanya cairan di perut (asites). Hal tersebut dapat disebabkan oleh infeksi atau tekanan tinggi pada pembuluh darah yang memberi makan hati. Oleh karena itu, kondisi perut bengkak pada bayi dapat menjadi gejala penyakit hati yang harus diwaspadai.[5]
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa salah satu fungsi hati adalah membuat protein untuk membangun jaringan tubuh yang memungkinkan pembekuan darah. Jika hati mengalami kerusakan atau kegagalan sehingga fungsinya terganggu, maka penderitanya mungkin mengalami kesulitan untuk pulih dari memar dan luka berdarah.[3]
Fraktur atau patah tulang dapat terjadi lebih mudah ketika seseorang (terutama bayi dan anak-anak) memiliki penyakit hati. Gangguan fungsi hati diketahui dapat menyebabkan penurunan ketebalan tulang. Pemulihan tulang pada bayi dan anak-anak memang bisa terjadi lebih cepat sehingga orang tua tidak perlu khawatir. Meski begitu, jangan kesampingkan kemungkinan adanya penyakit hati pada bayi dari gejala ini.[5]
Gangguan fungsi hati juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan sehingga penderitanya bisa jadi kehilangan selera makan dan muntah. Apabila bayi tidak mau diberikan ASI dan sering muntah hingga mengeluarkan darah, bisa jadi itu adalah gejala penyakit hati.[3]
Jika gejala-gejala penyakit hati pada bayi sudah dapat teridentifikasi, tentu harus segera dilakukan penanganan dan pengobatan. Berikut beberapa metode penanganan dan pengobatan penyakit hati pada bayi yang dapat dilakukan.
Di atas semua itu, penanganan dan pengobatan untuk gejala penyakit hati pada bayi harus dikonsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan medis.
1. Rachel Reiff Ellis. webmd.com. Newborn Jaundice. 2020.
2. Anonim. hopkinsmedicine.org. Liver Conditions in Children. 2022.
3. Anonim. childrenshospital.org. liver failure. 2022.
4. Anonim. nationwidechildrens.org. liver failure in children. 2021.
5. Anonim. fairview.org. Know the Signs of Liver Problems in Your Child. 2019.
6. Mohammad Fadhil Ibraheem.researchgate.net. Etiology and clinical pattern of liver diseases in children. 2022.