Salah satu penyakit baru yang menjadi permasalahan hampir di seluruh dunia adalah penyakit hati kronis. Penyakit hati atau yang kerap disebut dengan penyakit liver merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan inflamasi dan nekrosis di hati yang berlangsung selama kurang lebih dari 6 bulan terdeteksi menyerang fibrosis [1][5] yang sudah sampai pada tahap kondisi tidak dapat diubah.
Feritin fibrosis berfungsi sebagai menyimpan zat besi dan sistem retikuloendotelial (jaringan pengikat retikular) di hati. Kadar serum feritin tergantung pada seberapa besar kesehatan hati sebagian besar penderita liver akan mengalami penurunan kadar feritin karena hati mereka terjadi cedera.
Pada penyakit liver yang telah pada tahap kronis yang disertai dengan kerusakan parah ini akan menyebabkan trombopoetin berkurang, artinya hormon glikoprotein (protein yang mengikat bagian karbohidrat) yang dihasilkan dari hepatosit (sel lapisan sinusoid yang berperan dalam pembentukan sebagian sel di hati), sehingga akan membuat hasil trombosit menurun dan keseimbangan terganggu [2].
Penyakit liver bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak, orang dewasa, pria, wanita, dan lansia tanpa terkecuali namun, yang lebih rentan terserang penyakit ini adalah kelompok usia muda yang diperkirakan sekitar usia 20 tahun [4] dan wanita karena wanita memiliki jumlah trombosit yang lebih banyak daripada pria.
Trombosit pada wanita akan jauh lebih aktif, saat mengalami keaktifan ini sel mast turut serta melakukan fungsinya dalam penyembuhan luka, tetapi ketika sel mast terlalu aktif justru akan menyebabkan inflamasi bahkan peradangan kronis yang berujung pada penyakit liver[4]. Wanita lebih rentan terserang penyakit liver. Berikut ini 8 gejala penyakit liver pada wanita yang perlu kita perhatikan :
Daftar isi
Mungkin tanpa kita sadari sering kali melihat orang yang mengalami penyakit kuning [3] mungkin tetangga, teman, atau kerabat yang sudah tidak asing lagi terkadang kita beranggapan itu gejala penyakit hati/liver. Penyakit kuning lebih mencolok pada bagian kulit atau selaput mata (warna putih mata berubah menjadi kuning) ini diakibatkan karena bilirubin itu meningkat di dalam darah.
Jika bilirubin meningkat menandakan bahwa ada masalah peradangan, penyumbatan empedu, atau pun masalah pada hati/liver itu sendiri. Inilah tanda penyakit kuning yang mudah sekali di kenali apabila memang hati/liver yang bermasalah[3].
Nyeri perut atas merupakan salah satu gejala penyakit liver yang sering di alami pada wanita. Penyakit liver sering kali menyerang perut bagian atas [3] dikarenakan organ hati itu sendiri seandainya ini bermasalah bisa menimbulkan nyeri. Nyeri ini bisa bagaimana saja bentuknya kadang sering terjadi abses atau nanah pada hatinya akibat infeksi atau penyumbatan, pada kasus yang lebih parah lagi bisa sampai mengalami kanker hati.
Kelelahan bisa menjadi tanda adanya gejala penyakit liver. Memang kelelahan ini bisa di alami oleh siapa saja namun yang lebih rentan sering di alami oleh wanita. Sering kali wanita mudah merasa lelah dan sistem kekebalan tubuh wanita juga rentan menurun. Tidak setiap orang bisa mengalami kelelahan untuk mengetahuinya apakah kelelahan ini merupakan gejala liver atau bukan, kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut [3].
Perut bengkak terlihat seperti orang buncit bukan dikarenakan obesitas namun ini diakibatkan oleh asites (penumpukan cairan di rongga perut) kebocoran cairan hati maupun dari usus berisi cairan bukan lemak. Apabila anda mengalami asites ini bisa menimbulkan keluhan sesak, tidak nyaman, atau masalah lainnya [4].
Warna urine berubah gelap [3] atau berwarna agak kecokelatan ini bisa menjadi tanda adanya gejala hati/liver sedang bermasalah. Perubahan warna ini juga karena bilirubin atau pun meoglobin pada urine. Peningkatan bilirubin di dalam darah mengakibatkan penyaringan di ginjal akhirnya di buang di urine hal ini membuat adanya bilirubin pada urine.
Orang yang mengalami kerusakan pada liver akibat sirosis (pembengkakan pembuluh darah pada anus). Ambeien/wasir bisa di sebabkan oleh asites (perut terisi cairan) kemudian cairan ini bisa mempengaruhi pembuluh darah akhirnya pembuluh darah terganggu dan mengakibatkan sembelit karena gangguan dari pergerakan usus. Tidak semua orang yang merasakan sakit ambeien/wasir di diagnosis penyakit liver, harus adanya pemeriksaan tambahan[7].
Disisi lain, apabila anda merasakan adanya gejala ambeien hal-hal yang perlu dihindari diantaranya adalah minum banyak cairan terutama air mineral, hindari duduk yang terlalu lama, perbanyak menu makanan yang kaya akan serat, serta yang paling utama menjaga daerah anus agar tetap bersih dan kering supaya menghindari timbulnya iritasi pada daerah anus [7].
BAB berwarna pucat sama seperti gejala urine pengaruhnya oleh bilirubin [1]. Pada orang normal apabila bilirubinnya cukup maka feses akan berwarna kuning kecoklatan tetapi sebaliknya jika bilirubin kurang atau tidak ada tentu perubahan warna feses bisa pucat. Bilamana anda mengalami tanda feses berwarna pucat atau pun seperti tanah liat tentu saja ada masalah di hati/liver akibat infeki dan sakit kuning.
Gejala memar ini terjadi secara tiba-tiba tanpa disadari oleh penderita. Memar disebabkan oleh sirosis yang menyerang bagian liver akibatnya liver tidak melepaskan protein lagi untuk membantu terhadap pembekuan darah. Sementara apabila di tambah dengan gejala lain seperti sakit kuning, kelelahan dan nyeri pada bagian perut, anda harus berhati-hati ini bisa menandakan adanya penyakit liver [3].
Bagaimana Cara Pencegahannya?
Penyakit liver apabila disebabkan oleh apapun itu baik infeksi, konsumsi alkohol berlebihan, atau obat-obatan jika tidak segera ditangani lama kelamaan penyakit ini bisa menjadi hepatoma (kanker hati) atau bilamana mengalami proses peradangan kemudian mengalami proses penyembuhan yang tidak sempurna ini bisa membuat sirosis (hati mengalami pengkerutan) [3].
Untuk cara pencegahan dan pengobatan sakit liver tentunya harus merubah pola hidup sehat, kemudian untuk yang disebabkan oleh infeksi seperti hepatitis A, B, C [3] maka anda harus menghindari konsumsi makanan yang tidak higienis, hindari ganti-ganti pasangan seksual, hindari transfusi darah yang tidak steril, serta hindari penggunaan obat-obatan yang bisa beresiko peradangan pada hati.
Namun, jika karena alkohol cara pencegahannya bisa dengan mengurangi konsumsi alkohol. Selain itu, untuk yang mengalami obesitas bisa dengan cara menurunkan berat badan [6] karena obesitas ini kondisi dimana sel lemak banyak dan biasanya akan menumpuk di hati sehingga terjadilah pelemakan pada hati. Jangan lupa juga untuk selalu kontrol rutin kesehatan anda ke dokter spesialis agar kesehatan tetap terjaga dan menghindari penyakit berbahaya.
[1] Das, Joyeta. Pharmaceutical-Journal. Liver Disease Pathopysiology. 2011.
[2] Sharma A, Nagalli S. Pubmed. Chronic Liver Disease. 2021.
[3] Mayo Clinic. Mayoclinic.org. Mayo Scientist Identify a New Way Liver Cells Break Down Fat. 2020.
[4] Jen-Kuei Peng, et al. journals.sagepub. Symptoms Prevalance and Quality of Life of Patients With end-Stage Liver Disease: A Systematic Review and Meta-Analysis. 2019.
[5] Joel J. Heidelbaugh, M.D., and Michael Bruderly, M.D. aafp.org. Cirrhosis and Chronic Liver Failure: Part I. Diagnosis and Evaluation. 2006.
[6] Mendoza, Yuly P.; Becchetti, Chiara, Watt, Kymberly D; Berzigotti, Annalisa. Thieme-connect.de. Risks and Reward of Bariatric Surgery in Advanced Chronic Liver Diseases. 2021.
[7] William C. Lloyd III, MD, FACS. Healthgrades.Hemorrhoids. 2021.