Penyakit & Kelainan

8 Gejala Penyakit Nefritis Lupus yang Perlu Diketahui

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyakit nefritis atau yang lebih dikenal dengan Systemic Lupus Erytematosus merupakan salah satu penyakit autoimun kronis yang menimbulkan gejala klinis yang cukup luas pada seluruh organ tubuh, dengan tingkat gejala yang bervariasi dan bersifat hilang-timbul ditandai dengan inflamasi multisistemik (suatu kondisi tubuh) dengan pembentukan auto-antibodi beberapa faktor penyebabnya meliputi genetik, ras, hormon, dan faktor lingkungan [1].

Penyakit ini memiliki patogenesis yang kompleks, melibati kombinasi gen yang rentan dan faktor lingkungan yang menimbulkan respon imun abnormal. Hampir 90% penyakit ini banyak menyerang wanita pada usia reproduktif dan ibu hamil[2].

Penyakit nefritis dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai jaringan dan organ tubuh termasuk ginjal [1][2] ditandai berupa kemerahan pada wajah yang menyerupai bentuk kupu-kupu, penyakit paru-paru kronis, dan lupus lainnya bergantung pada tempat penumpukan kompleks imun (IC) yang terdiri dari autoantibodi dan molekul kroamatin (antigen). Ada beberapa gejala yang ditimbulkan dari penyakit nefritis diantaranya sebagai berikut:

1. Tekanan darah menjadi tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan dimana keadaan darah naik mencapai angka 130/80mmHg. Penyebab tekanan darah tinggi [3]  bisa timbul karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi, obesitas, malas untuk bergerak, konsumsi berlebih obat-obatan dan minum-minuman serta adanya riwayat penyakit bawaan. Salah  satu penyebabnya adalah peningkatan volume intravaskuler.

Maka dari itu tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan usaha untuk menurunkan volume tekanan darah agar tetap stabil, misalnya dengan pengurangan obat diuretik dan pengurangan kadar garam/gula berlebih dengan menggantikan asupan mineral yang cukup [3].

2. Kekurangan sel darah merah

Kekurangan sel darah merah pada penyakit nefritis diakibatkan oleh penurunan produksi oleh eritropoetin oleh ginjal [3] . Faktor lain yang menyertai seperti infeksi, inflamasi, masa hidup sel darah merah yang pendek pada penyakit nefritis dan faktor penurunan fungsi sumsum tulang. Keadaan ini bisa bertambah berat apabila terdapat pendarahan pada saluran cerna dan malnutrisi. Untuk membuat sel darah merah tetap pada keadaan yang stabil perlu dilakukan dengan pemberian transfusi darah (Hb).

3. Urine mengandung darah

Pada orang sehat urine yang normal akan mengeluarkan zat-zat sisa sebagai hasil penyaringan dari ginjal. Sebaliknya pada orang dengan penyakit nefritis urine akan mengandung darah atau urine berwarna kecokelatan/kemerah mudaan [3] .

Urine yang mengandung darah penyebabnya bisa dari infeksi saluran kandung kemih (virus yang masuk kedalam bagian uretra kemudian mengendap pada kandung kemih) penderita akan mengalami sensasi terbakar pada saat hendak buang air besar dan buang air kecil [3].

Sementara bisa juga disebabkan oleh penyakit ginjal (batu ginjal)/prostat yang mengandung batu pada saluran uretra sehingga zat-zat sisa metabolisme yang harusnya dikeluarkan justru tersendat dibagian uretra yang menyebabkan aliran kemih menjadi tidak lancar [3].

4. Berat badan bertambah

Mungkin kebanyakan orang-orang mengira bahwa berat badan seseorang bisa bertambah karena mereka kebanyakan makan namun ternyata siapa sangka berat badan bertambah juga merupakan salah satu gejala nefritis [10]. Pada penyakit nefritis penambahan ini ditandai dengan kenaikan berat 0,5-2 kg selama 24 jam sedangkan untuk faktor penyebab utamanya adalah darah yang harusnya dialirkan dari jantung ke seluruh tubuh justru tersumbat.

Ini bisa membuat cairan terkumpul dijaringan tubuh tertentu alhasil menyebabkan penambahan berat badan di daerah pergelangan kaki, perut, dan juga tangan. Apabila kondisi ini semakin parah hal yang bisa ditimbulkan akan mengalami pembengkakan pada bagian tubuh tersebut dan timbul risiko gagal ginjal/jantung [10].

5. Mata, lengan dan kaki membengkak

Saat fungsi ginjal terganggu ini bisa menyebabkan mata, lengan, dan kaki membengkak karena fungsi ginjal tadi membuang kelebihan cairan ditubuh kita [4] [5], jika seandainya fungsi ini terganggu otomatis terjadi penumpukan pada anggota gerak tubuh bisa di lengan, kaki dan yang umum terjadi pembengkakan ini bisa sampai di area mata. Apabila anda mengalami gejala pembengkakan pada mata, lengan, dan kaki seperti yang sudah dijelaskan diatas maka segera lakukan konsultasi ke dokter terhadap keluhan yang dirasakan ini.

6. Penurunan fungsi ginjal

Ginjal yang terus dipaksa untuk bekerja menyaring darah lama kelamaan akan menimbulkan penurunan fungsi ginjal karena ginjal yang terus saat penyaringan darah bilamana kurang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita maka akan mengakibatan kurang asupan minum, gula darah berlebih [6] [7] dan konsumsi obat-obatan atau pun tekanan darah tinggi [6]. Rajin melakukan check-up gula darah dan tekanan darah rutin untuk ke dokter spesialis untuk mengetahui kondisinya.

7. Edema paru

Edema paru merupakan salah satu penyakit yang terjadi karena adanya penumpukan cairan di dalam tubuh yang menghambat kerja dan fungsi tubuh. Penyebaran cairan edema paru [8] tergantung posisi tubuh. Cairan tubuh akan lebih terasa menumpuk ketika posisi duduk atau berdiri [8].

Penyebabnya adalah gagal jantung kiri yang disebabkan oleh penyakit bawaan seperti (tekanan darah tinggi, katup yang tertutup) atau bisa juga karena radang akut, keracunan gas tertentu dan penyakit getah lambung, asap rokok, dan kelebihan volume cairan. Edema paru juga disertai dengan gejala lain yang mengikutinya seperti batuk kering, tenggorokan kering yang mula-mula berbusa kemudian bercampur darah [8].

Untuk mengetahui gejala edema lebih jelasnya kita harus mengecek nya ke dokter agar dokter bisa melakukan tindakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X untuk melihat apakah ada edema paru atau tidak.

8. Kram pada bagian otot

Ginjal yang tidak sehat akan mengalami gangguan elektrolit. Gangguan elektrolit ini yang akhirnya bisa mempengaruhi fungsi dari otot [5] fungsi dari saraf, yang menjadikan orang gampang keram. Penderita nefritis akan merasakan kram otot yang berbeda disertai rasa nyeri namun kram otot juga memang bisa dialami oleh siapa saja semisalkan orang yang kelelahan [9], orang yang berolahraga berat dan lain sebagainya.

Bagaimana tindakan medis ?

Pengobatan penyakit nefritis dengan pemberian kortikosteroid (obat yang mengandung hormon steroid), sitostatik(pencampuran obat suntik), dan terapi suportif (pengobatan pendampingan). Dengan pengobatan seperti ini, angka kasus kematian akibat nefrtitis bisa menurun [11].

Pada nefritis lupus dengan gambaran pengamatan struktur ginjal secara detail dan tindakan medis/penanganan yang ringan biasanya tidak diberikan kortikosterid. Pengobatan yang dilakukan melalui pengecekan ginjal diperlukan untuk mengetahui gambaran penyebab patologi struktur ginjal dan menemukan klasifikasi nefritis kemudian menetapkan dignosisnya dan terakhir dilakukan tindakan terapi untuk menentukan prognosis [11].

[1] Kidney Health Australia. kidney.org.au. Nephritis. 2017.
[2] Salem Almaani, Alexa Meara, and Brad H. Rovin. cjasn.org. Update on Lupus Neprhitis. 2017.
[3] Mayo Clinic Health. mayoclinic.org. Glumerulonephritis. 2021.
[4] Jessica Audet, et al. remedypublications.com. SGLT2 Inhibitors Use in Non-Diabetic Patients. 2021.
[5] Nathan R. Hill, et al. Journals. plos. org. Global Prevalence of Chronic Kidney Disease-A Systematic Review and Meta-Analysis. 2016.
[6] Simon DS Fraser and Tom Blakeman. Ncbi.nlm.nih.gov.article. Chronic kidney disease: identification and management in primary care. 2017.
[7] Fraser, S. D., Roderick, P. J., Aitken, G., Roth, M., Mindell, J. S., Moon, G., & O'Donoghue, D. Scholar. Chronic kidney disease, albuminuria and socioeconomic status in the Health Surveys for England 2009 and 2010. 2014.
[8] De Oca MM, Halbert RJ, Lopez MV, et al. Scholar. The Chronic Bronchitis Phenotype in Subject With and Without COPD. 2012.
[9] Minesh Khatri, MD. Webmd.com. Kidney Disease. 2020.
[10] Mary Anne Dunkin. WebMD. Lupus Nephritis. 2021.
[11] Noa Schwartz, Beatrice Goilav, and Chaim Putterman. PubMed. The Pathogenesis, Diagnosis and Treatment of Lupus Neprhitis. 2015.

Share