Polip empedu merupakan pertumbuhan neoplastik atau pseudopolip dari kolesterol yang menempel di dinding kantong empedu. ketika kadar kolesterol atau garam dalam empedu tinggi dapat menyebabkan kondensasi sehingga membentuk gumpalan kolesterol yang dapat menempel pada dinding kantong empedu[1].
Kondisi ini mungkin merupakan menjadi penyebab pembentukan polip empedu dan kadang-kadang juga dapat terlihat bersamaan dengan batu empedu[1]. Selain, itu Polip empedu ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti poliposis familial, Peutz-Jeghers, sindrom Gardner, dan hepatitis B. Polip empedu ini dapat dialami oleh usia lanjut dengan rata – rata usia 49 tahun keatas[1].
Polip empedu ini dapat juga terjadi dengan tanpa gejala atau asimtomatik[2]. Dapat juga bergejala berupa gejala kolesistitis seperti ketidaknyamanan perut kanan atas, mual dan muntah[1]. Berikut gejala polip empedu, antara lain :
Daftar isi
Sakit Perut akut adalah suatu kondisi dimana timbul rasa nyeri yang sangat menusuk pada area peruk. Sakit Perut akut timbul dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti infeksi, peradangan, oklusi vaskular, atau obstruksi[3].
Terkadang penderita sakit perut akan diikuti oleh gejala lain seperti mual dan muntah. Sakit perut akut dapat terjadi karena adanya masalah Kesehatan yang terjadi pada saluran pencernaan misal usus buntu, ulkus peptikum perforasi, pankreatitis akut, robekan limpa atau hati, dan iskemik usus. [3].
Demam adalah suhu tubuh yang lebih tinggi dari biasanya. Ini adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi secara alami. Demam ternyata dapat merangsang respons imun bawaan dan adaptif yang dimiliki oleh tubuh. Sehingga dengan begitu secara tidak langsung Ketika demam maka tubuh akan membentuk sel imun[4].
Sel imun yang terbentuk inilah yang akan melawan infeksi yang sedang terjadi dalam tubuh. Jadi, dapat dikatakan demam ini merupakan respon tubuh untuk melawan infeksi yang sedang terjadi [4].
Mual adalah rasa tidak nyaman pada perut yang sering menyertai keinginan untuk muntah, tetapi tidak selalu menyebabkan muntah. Mual dan muntah bukanlah suatu penyakit, melainkan tanda atau gejala dari berbagai kondisi, seperti infeksi perut, keracunan makanan, mabuk perjalanan, makan berlebihan, penyakit virus, atau bisa saja terjadi pasca operasi[5].
Mual dan muntah paling sering terjadi dikarenakan fungsi saluran cena terganggu atau terjadi masalah Kesehatan seperti yang paling sering adalah penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD)[5].
Penyakit kuning adalah suatu kondisi di mana kulit, sklera (bagian putih mata) dan selaput lendir berubah menjadi kuning. Warna kuning ini disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi, pigmen empedu berwarna kuning oranye. Selain merupakan tanda dari masalah Kesehatan pada kantong empedu juga dapat menjadi tanda masalah kesehatan pada organ hati[6].
Empedu adalah cairan yang disekresikan oleh hati. Bilirubin terbentuk dari pemecahan sel darah merah. Penyakit kuning ini dipengaruhi oleh faktor penumpukan produksi bilirubin. Selain, itu juga disebabkan oleh Hepatitis, efek samping obat – obatan yang berkaitan dengan organ hati seperti paracetamol, penicillin, pil KB, gaya hidup yang kurang sehat seperti banyak minum alcohol[6].
Nyeri perut ini merupakan ketidaknyamanan pada area perut seperti timbulnya rasa sakit yang menusuk pada perut. Nyeri perut bisa saja merupakan suatu tanda dari penyakit saluran pencernaa, tetapi yang paling umum nyeri perut pada bagian sebelah kanan[7].
Nyeri pada sebelah kanan perut biasanya tidak serius dan biasanya hanya pertanda atau gejala dari gas yang menumpuk pada usus. Namun, bisa menjadi perhatian yang serius jika rasa sakitnya sangat intens atau berlangsung lama, karena hal ini dapat mengindikasikan atau menandakan terdapat masalah kesehatan seperti radang usus buntu atau batu kantung empedu[7].
kembung ini dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada perut seperti begah atau perut terasa penuh. Perut kembung paling umum disebabkan oleh Penumpukan gas pada perut dan usus. Selain, itu penyebab dari perut kembung diantaranya sindrom iritasi usus dan gangguan fungsi saluran pencernaan lain nya. Perut kembung ini bukanlah suatu penyakit tetapi dapat menjadi suatu tanda atau gejala dari suatu penyakit yang serius[8].
Intoleransi makanan berbeda dengan alergi makanan. Sementara alergi makanan hasil dari reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu sedangkan intoleransi makanan biasanya melibatkan sistem pencernaan bukan sistem kekebalan tubuh[9].
Intoleransi makanan lebih sering terjadi pada penderita yang memiliki gangguan sistem pencernaan, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS). Intoleransi makanan muncul jika tubuh tidak mampu mencerna makanan tertentu. Gangguan ini mungkin karena kurangnya enzim pencernaan atau kepekaan terhadap bahan atau zat kimia tertentu[9].
Cara menangani polip empedu dapat tergantung dari besarnya ukuran polip empedu tersebut. Jika ukuran polip empedu tersebut kurang dari 1cm dapat ditangani dengan pemindaian ultrasound yang dilakukan secara berkala selama 6 bulan[1].
Jika polip telah tumbuh sebesar 2 mm atau lebih sejak pemeriksaan terakhir, maka dapat ditangani dengan operasi pengangkatan kantong empedu yang disebut kolesistektomi. Ada dua jenis kolesistektomi yaitu kolesistektomi terbuka dan kolesistektomi laparoskopi[1].
Selain, menggunakan metode pengobatan diatas polip empedu ini dapat dicegah dengan diet polip empedu. Diet polip empedu ini merupakan diet untuk menurunkan kolestrol tinggi. Dengan menurunkan kadar kolesterol dalam darah dapat membantu mencegah pembentukan polip empedu[10].
Menurunkan kadar kolestrol dalam darah ini tidak hanya dengan diet makanan saja tetapi dengan cara berolahraga. Olahraga ini dapat dilakukan dalam jangka waktu 40 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu. Latihan olahraga seperti aerobic, senam, Zumba, atau olahraga yang berintensitas kuat. Dan sebisa mungkin untuk mengindari perokok pasif ataupun sebisa mungkin untuk tidak menjadi perokok aktif[10].
1) Mark W. Jones. Jeffrey G. Deppen. ncbi.nlm.nih.gov. gallbladder polyp. 2021
2) Mark W. Jones .Jeffrey G. Deppen . pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. gallbladder polyps. 2022
3) John W. Patterson. Sarang Kashyap. Elvita Dominique. ncbi.nlm.nih.gov. acute abdomen. 2021
4) Sharon S. Evans. Elizabeth A. Repasky. Daniel T. Fisher. ncbi.nlm.nih.gov. fever and the thermal regulation of immunity: the immune system feels the heat. 2016
5) Pavan Chepyala . Kevin W Olden. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. nausea and vomiting. 2008
6) Jennifer Robinson. Webmd.com. Jaundice: Why It Happens in Adults. 2020
7) Dr. gonzalo ramirez. tuasaude.com. Right Side Abdominal Pain: 8 Common Causes and What to Do. 2022
8) A Young Seo. Nayoung Kim. corresponding author. Dong Hyun Oh. ncbi.nlm.nih.gov. Abdominal Bloating: Pathophysiology and Treatment. 2013
9) Domenico Gargano. Ramapraba Appanna. Antonella Santonicola. Fabio De Bartolomeis. Cristiana Stellato. Antonella Cianferoni. Vincenzo Casolaro. Paola Iovino. ncbi.nlm.nih.gov. Food Allergy and Intolerance: A Narrative Review on Nutritional Concerns . 2020
10) Dan Brennan. Webmd.com. What to know about gallbladder polyps. 2021