Daftar isi
Grindelia camporum merupakan spesies tumbuhan dari keluarga daisy, Asteraceae. Tumbuhan yang dikenal dengan nama gumweed ini berasal dari Meksiko dan Amerika Utara [1].
Penduduk suku asli Indian biasanya menggunakan tumbuhan herbal yg satu ini untuk mengobati masalah bronkial dan penyakit kulit. Grindelia camporum tumbuh subur di padang rumput dan sepanjang sisi jalan [1].
Grindelia camporum merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 1,2 hingga 2 meter. Batangnya kokoh dan tegak, dan bercabang [1,2]. S
eiring bertambahnya usia, pangkal batangnya akan menjadi berkayu. Daunnya berbentuk basal, bergerigi sepanjang 2 hingga 3 cm, dan berwarna hijau muda yang tersusun berselang-seling [1,2].
Perbungaannya berada di bagian atas batang yang terdiri dari satu kepala bunga kuning dengan kelopak besar dengan lebar hingga 3 cm dan bract hijau khas membentuk dasar yang tebal. Bunga-bunga muncul dari musim semi ke musim panas dan sering ke musim gugur tergantung pada pola cuaca [1,2].
Baik daun dan bunga pada grindelia camporum memiliki aroma yang kuat, khas, seperti resin [1,2].
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat pada grindelia camporum:
Nama | Jumlah | Unit |
Myrcene | 1.6 | % |
Pinene | 1.5 | % |
Limonene | 8.1 | % |
Camphor | 3.6 | % |
Carvnoe | 0.7 | % |
Cymene | 0.5 | % |
Borneol | 3.5 | % |
Myrtenal | 1.6 | % |
Menurut data pada tabel kandungan gizi diatas menunjukkan bahwa greindelia camporum kaya akan kandungan gizi limonene yang dapat digunakan sebagai antioksidan dan dapat menajga kesehatan jantung [1,2].
Grindelia camporum memiliki berbagai kandungan senyawa yang terdapat di dalamnya. Tumbuhan tersebut mengandung kurang lebih 21 persen resin amorf [3,4].
Selain itu, grindelia camporum juga mengandung sejumlah senyawa aktif lainnya, seperti flavonoid termasuk kumatakenin dan acacetin, diterpenoid grindelane, minyak atsiri, saponin dan lain sebagainya. Sejumlah senyawa itulah yang membuat tumbuhan herbal yang satu ini dipercaya untuk mengobati berbagai penyakit dalam pengobatan tradisional selama bertahun-tahun lamanya [3,4].
Grindelia camporum mengandung sejumlah senyawa aktif, seperti flavonoid termasuk kumatakenin dan acacetin, diterpenoid grindelane, minyak atsiri, saponin dan lain sebagainya.
Kandungan senyawanya yang beragam, membuat grindelia camporum memiliki manfaat yang beragam pula. Berikut ini manfaat kesehatan pada grindelia camporum [4]:
Sejak lama, grindelia camporum telah digunakan untuk mengobati radang selaput lendir hidung atau yang lebih dikenal dengan sebutan rhinitis. Umumnya, kondisi tersebut disebabkan oleh alergi [2,6].
Namun, rhinitis memiliki sejumlah faktor pemicu lainnya, seperti faktor lingkungan, obat-obatan, makanan dan lain sebagainya. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti pilek, batuk, bersin-bersin, mata berair dan hidung gatal [2,6].
Untuk itu, kondisi tersebut harus segera diatasi agar tidak menimbulkan efek yang buruk bagi tubuh. Salah satunya, dapat diatasi dengan grindelia camporum [2,6].
Hal tersebut dikarenakan tumbuhan ini mengandung ekspektoran yang dapat membantu melonggarkan lendir di tenggorokan. Oleh karena itu, grindelia camporum dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif alami untuk mengobati rhinitis [2,6].
Grindelia camporum dapat digunakan untuk mengobati radang selaput lendir hidung atau rhinitis karena mengandung ekspektoran yang dapat membantu melonggarkan lendir di tenggorokan.
Selain dapat mengobati radang selaput lendir hidung atau rhinitis, grindelia camporum juga memiliki manfaat sebagai antijamur. Manfaat satu ini digunakan tubuh untuk mengatasi berbagai infeksi jamur, seperti panu, kurap, kudis, dan lain-lain [5].
Salah satu tumbuhan herbal yang mengandung antijamur ialah grindelia camporum. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian yang membuktikan adanya aktivitas yang kuat dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen dan toksin [5].
Grindelia camporum memiliki manfaat sebagai antijamur karena di dalamnya ditemukan aktivitas yang kuat dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen dan toksin.
Manfaat selanjutnya pada grindelia camporum ialah sebagai antipasmodik. Sejumlah tumbuhan memiliki manfaat yang satu ini, termasuk grindelia camporum [6].
Antipasmodik digunakan untuk merelaksasi otot-otos polos, seperti otot di dalam usus halus. Golongan obat tersebut biasanya direkomendasikan untuk mengatasi kram perut atau saluran kemih [6].
Asma merupakan salah satu gangguan pernapasan yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan bernapas, batuk, dan nyeri dada. Apabila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat mengancam jiwa seseorang [2,6].
Namun, asma dapat diobati dengan grindelia camporum. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan ini mengandung ekspektoran kuat. Dimana, sifatnya tersebut dapat memberikan efek menenangkan pada otot jantung dengan peningkatan laju detak jantung dan respons saraf [2,6].
Manfaat lainnya dari grindelia camporum ialah dapat mengobati dermatitis. Kondisi ini merupakan peradangan kulit yang ditandai dengan beberapa gejala, seperti gatal dan ruam kemerahan pada kulit [4,6].
Namun, kondisi ini dapat diatasi dengan grindelia camporum. Hal tersebut dikarenakan aktivitasnya sebagai anti-inflamasi yang dapat meredakan peradangan pada kulit [4,6].
Grindelia camporum dapat digunakan untuk mengobati dermatitis karena mengandung anti-inflamasi yang cukup kuat sehingga dapat meredakan peradangan pada kulit
Dibalik manfaatnya yang beragam, tentunya grindelia camporum memiliki sejumlah efek samping dari penggunaannya. Berikut di bawah ini efek samping pada grindelia camporum [6]:
Setiap obat herbal memiliki dosis amannya masing-masing, termasuk grindelia camporum. Sebaiknya tumbuhan herbal tersebut digunakan dalam dosis yang kecil [6].
Hal tersebut dikarenakan kandungan senyawa yang terkandung di dalamnya dapat berimbas negatif pada tubuh, yaitu mengakibatkan iritasi pada lambung dan ginjal. Untuk itu, gunakan obat herbal tersebut dalam dosis yang tepat [6].
Konsultasikan juga kepada dokter sebelum menggunakan grindelia camporum untuk mengantisipasi terjadinya efek samping yang lebih serius [6].
Selain dapat mengakibatkan iritasi pada lambung dan ginjal, grindelia camporum dapat mengakibatkan alergi. Hal tersebut dikarenakan grindelia camporum termasuk dalam genus Toxicodendron [6].
Dimana, genus tersbeut mengandung urushiol dan resin kuat yang menyebabkan reaksi alergi parah apabila bersentuhan langsung dengan kulit. Oleh karena itu, gunakan sarung tangan apabila mengolah tumbuhan herbal yang satu ini untuk mencegah terjadinya reaksi alergi pada kulit [6].
Penggunaan grindelia camporum dalam dosis yang besar dapat mengakibatkan alergi. Selain itu, tumbuhan tersebut juga dapat menimbulkan alergi parah karena termasuk ke dalam genus Toxicodendron.
Sejak lama, grindelia camporum telah dipercaya untuk mengobati berbagai penyakit dalam pengobatan tradisional. Hal tersebut tentunya diikuti dengan cara penggunaan yang tepat [4].
Adapun beberapa tips penggunaan pada grindelia camporum, sebagai berikut:
Grindelia camporum dapat dijadikan sebagai infus herbal. Cara membuat infus tersebut cukup mudah [4].
Pertama-tama, rebuslah satu cangkir air. Kemudian, rendam sekitar satu sendok teh grindelia camporum kering dalam air selama kurang lebih 10 hingga 15 menit [4].
Infus herbal tersebut harus dikonsumsi sebanyak tiga kali sehari [4].
Selain dapat dijadikan sebagai infus, grindelia camporum juga dapat digunakan dalam bentuk tingtur. Penggunaannya telah dipercaya dalam pengobatan tradisional selama bertahun-tahun lamanya [4,6].
Tingtur sendiri merupakan sediaan cair yang dibuat dengan cara marinasi nabati yang kemudian dilarutkan ke dalam senyawa kimia. Tingtur tersebut harus dikonsumsi 1-2 ml sebanyak tiga kali dalam sehari [4,6].
Ramuan ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai gangguan pada saluran pernapasan batuk, bronkitis, dan asma bronkial [4].
Grindelia camporum juga dapat dimanfaatkan sebagai tapal atau pasta. Tapal tersebut terbuat dari daun dan pucuk muda grindelia camporum yang kemudian di tumbuk halus [4].
Tapal ini biasanya digunakan untuk penggunaan tropikal, seperti mengobati luka bakar hingga gigitan serangga. Cara penggunaanya cukup mudah, yaitu hanya dengan mengoleskannya ke bagian yang terluka [4].
Grindelia camporum dapat digunakan dalam berbagai bentuk, diantaranya dalam bentuk tapal, tingtur, dan infus herbal.
Tak hanya cara penggunaannya, cara penyimpanan pada grindelia camporum juga perlu diperhatikan dengan baik. Berikut di bawah ini tips penyimpanan pada grindelia camporum [6]:
Grindelia camporum merupakan salah satu tumbuhan herbal yang disimpan dalam bentuk kering. Dengan bentuk tersebut, grindelia camporum dapat disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama [6].
Cara pengeringannya serupa dengan tumbuhan herbal lainya, yaitu dengan dijemur di bawah sinar matahari langsung ataupun dengan menggunakan bantuan blower. Setelah kering, simpanlah grindelia camporum kering ke dalam wadah tertutup agar kandungan senyawa di dalamnya tidak terkontaminasi dengan zat lain [6].
Grindelia camporum dapat disimpan dan bentuk kering agar dapat disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama dan dapat digunakan sewaktu-waktu.
1. Katalin Veresa, Orsolya Rozaa, Eszter Laczkó-Zöldb and Judit Hohmanna. Chemical Composition of Essential Oils of Grindelia camporum and G. hirsutula. Vol. 9 no. 1-2. Natural Product Communications; 2014.
1. Richard J. Roseberg, Rachel A. Bentley. Grindelia- A drought-tolerant, new domestic source of industrial resins for the Klamath Basin: 2010 Results. Research in the Klamath Basin 2010 Annual Report; 2010.
2. A. M. El-Moghazy, F. M. Darwish, E. S. El-Khayat, M. O., Mohamed. Macro- and micromorphology of Grindelia camporum var. camporum Greene. Family asteraceae, cultivated in Egypt: Leaf, stem and root. Vol. 32, Part 1, 2009, pp. 23-43. Bulletin of Pharmaceutical Sciences; 2009.
3. Barbara Timmermann. External Flavonoids in Two Grindelia Species. 49c, 395-397. Z. Naturforsch; 1994.
4. Awomira Nowak, Izabela Rychli. Phenolic acids in the flowers and leaves of Grindelia robusta Nutt. and Grindelia squarrosa Dun. (Asteraceae). Vol. 69 No. 4 pp. 693-698. Acta Poloniae Pharmaceutica ñ Drug Research; 2012.
5. Martin Zabka, Roman Pavela, Ludmila Gabrielova-Slezakova. Promising antifungal effect of some Euro-Asiatic plants against dangerous pathogenic and toxinogenic fungi. 91(3):492-7. J Sci Food Agric; 2011.
6. Anonym. Community herbal monograph on Grindelia robusta Nutt., Grindelia squarrosa (Pursh) Dunal, Grindelia humilis Hook. et Arn., Grindelia camporum Greene, herba. 1-6. European Medicines Agency; 2013.