Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Enterobacterales adalah grup bakteri yang dapat mengeluarkan ESBL (extended-spectrum beta-lactamases), yaitu suatu enzim yang dapat memecah dan merusak beberapa jenis antibiotik yang umum dipakai, sehingga
Daftar isi
ESBL (extended spectrum beta lactamase) merupakan enzim yang dihasilkan oleh jenis bakteri tertentu. Enzim ESBL dapat memecah komposisi aktif dari berbagai antibiotik umum, sehingga obat tidak dapat mengatasi infeksi bakteri[1, 2].
Infeksi berarti bahwa bakteri memasuki tubuh dan menimbulkan gejala (penyakit). Bakteri penghasil ESBL dapat menyebabkan infeksi seperti gastroenteritis, infeksi saluran urin, dan infeksi luka[3].
Bakteri yang menghasilkan enzim jenis ESBL lebih resisten (tahan) terhadap antibiotik yang diresepkan untuk mengatasi infeksi. Sehingga infeksi yang disebabkan oleh bakteri penghasil ESBL lebih sulit untuk diatasi[3].
Antibiotik umum yang sering digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti cephalosporin dan penisilin, tidak bekerja pada infeksi bakteri penghasil ESBL[1].
Terdapat lebih dari 200 jenis enzim berbeda yang termasuk sebagai ESBL. Bakteri penghasil ESBL biasanya tidak berbahaya bagi orang sehat. Namun risiko infeksi lebih tinggi bagi pasien yang dirawat di rumah sakit karena sistem kekebalan tubuh mereka melemah akibat penyakit, operasi, pengobatan, dan prosedur medis[2, 3].
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada tahun 2017, terdapat sekitar 197.400 kasus dari bakteri penghasil ESBL di antara pasien yang dirawat di rumah sakit dan 9.100 diperkirakan meninggal di Amerika Serikat[4].
ESBL dilaporkan terjadi pada infeksi bakteri gram negatif. Jenis bakteri ini akan menyerap warna merah pada pewarnaan bakteri[2].
Bakteri penghasil ESBL merupakan kelompok bakteri yang disebut sebagai multi-drug-resistant-organism (MDRO)[3].
Terdapat beberapa spesies bakteri yang dapat menghasilkan ESBL. Pemicu pasti dari produksi ESBL oleh bakteri masih belum diketahui. Namun diduga berhubungan dengan penggunaan yang berlebihan atau penggunaan yang tidak tepat dari antibiotik[2].
Jenis paling umum dari bakteri penghasil ESBL meliputi[1, 3]:
Selain itu, beberapa spesies bakteri yang dikenal sebagai penghasil ESBL yaitu[2]:
Faktor risiko infeksi ESBL antara lain[5]:
Gejala dari infeksi ESBL bergantung pada jenis infeksi bakteri yang terjadi[1, 2].
Infeksi pada saluran urin akan menimbulkan gejala seperti[1, 2]:
Infeksi pada kulit dapat menimbulkan gejala seperti kulit kemerahan dan keluarnya cairan pada bagian di mana infeksi terjadi[1].
Infeksi pada saluran pencernaan dapat menimbulkan gejala seperti[1, 2]:
Jika infeksi mencapai darah, maka dapat menimbulkan gejala seperti[1]:
Penularan infeksi terjadi melalui kontak dengan benda, permukaan, binatang, atau orang lain yang terinfeksi atau terpapar bakteri penghasil ESBL. Misalnya dengan menyentuh tanah atau air yang mengandung bakteri, biasanya akibat terkontaminasi feses (tinja)[1, 2].
Penularan infeksi ESBL dapat terjadi ketika bersentuhan dengan seseorang atau menyentuh permukaan benda yang sebelumnya disentuh orang lain yang terinfeksi. Penularan infeksi juga dapat terjadi saat berjabat tangan dan kontak kulit lain[1].
Pada beberapa kasus, penyebaran bakteri ESBL dapat terjadi tanpa orang yang menyebarkan mengalami infeksi, hal ini disebut kolonisasi. Kolonisasi terjadi ketika seseorang membawa bakteri tapi tidak terinfeksi secara aktif. Orang tersebut dapat menularkan bakteri dan membuat orang lain terinfeksi, tanpa dirinya mengalami infeksi[1, 3].
Reservoir utama dari bakteri penghasil ESBL ialah usus besar dari orang yang terinfeksi atau mengalami kolonisasi. Cara penyebaran/penularan ESBL ialah melalui kontak dengan tangan yang tidak higenis[5].
Kebanyakan kasus infeksi ESBL terjadi di rumah sakit dan melibatkan paparan terhadap feses yang terinfeksi. Bakteri dengan mudah ditularkan oleh para tenaga kesehatan yang menangani berbagai hal di rumah sakit[1, 2].
Menurut sebuah studi tahun 2015, kebanyakan orang yang terinfeksi dengan bakteri penghasil ESBL telah dirawat di rumah sakit selama rata-rata 11 dan 64 hari sebelum mengalami infeksi[2].
Sebelumnya, infeksi berhubungan dengan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, rumah sakit, dan panti jompo. Namun infeksi dilaporkan menjadi lebih sering terjadi dan menyebar[2].
CDC menyatakan bahwa bakteri penghasil ESBL dianggap sebagai ancaman serius di Amerika Serikat[2].
Tidak seperti infeksi akibat kuman resisten lain, bakteri penghasil ESBL dapat menimbulkan infeksi pada orang sehat yang tidak berada di sekitar fasilitas kesehatan. Pada orang sehat, penularan bakteri sering mengakibatkan infeksi saluran urin[4].
Infeksi bakteri yang melibatkan ESBL diketahui menyebabkan beberapa kondisi kesehatan terkait. Berikut beberapa kondisi terkait dan gejala infeksi[2]:
Sebagian besar dari bakteri penghasil ESBL termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Normalnya, jenis bakteri ini hidup di saluran pencernaan tanpa menyebabkan infeksi.
Ketika terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh akan merespon, menyebabkan peningkatan metabolisme dan pembuangan sisa metabolisme, sehingga menimbulkan diare.
Infeksi bakteri pada kulit dapat menyebabkan kulit menjadi merah dan bengkak. Infeksi bakteri internal juga dapat menimbulkan gejala dermatologis seperti kemerahan dan benjol.
Pneumonia terjadi ketika bakteri menginfeksi paru-paaru dan saluran pernapasan.
Infeksi saluran urin terjadi ketika populasi bakteri tumbuh berlebihan pada saluran urin.
Sepsis terjadi ketika infeksi menyebabkan timbulnya respon imun berlebihan. Sepsis merupakan kondisi yang dapat berakibat fatal dan mengarah pada kegagalan organ dan kematian.
Untuk mendiagnosis ESBL dokter dapat meminta pasien melakukan tes darah atau tes sampel seperti swab rektal dan swab luka untuk mengidentifikasi bakteri penghasil ESBL[3].
Untuk pemeriksaan ESBL lebih dianjurkan mengambil sampel dari swab rektal atau feses. Spesimen feses memungkinkan memperoleh lebih banyak bakteri untuk diidentifikasi. Kultur urin juga dapat digunakan pada kasus tertentu, seperti adanya kateter[5].
Sebelum memulai pengobatan untuk infeksi ESBL, dokter akan memeriksa beberapa parameter spesifik yang berhubungan langsung dengan pertimbangan opsi pengobatan ESBL[6].
Beberapa hal penting yang perlu dilakukan sebelum pengobatan infeksi ESBL meliputi[6]:
Bakteri penghasil ESBL resisten terhadap antibiotik umum, sehingga pengobatan dilakukan menggunakan jenis obat yang kurang umum. Pasien dengan infeksi ESBL dapat memerlukan rawat inap untuk mendapat pengobatan dengan antibiotik IV[2, 4].
Pengobatan yang dianjurkan untuk pasien yang dikonfirmasi mengalami infeksi ESBL biasanya dengan kelas obat carbapenem. Pasien dapat memerlukan beberapa sesi pengobatan dan beberapa obat berbeda untuk mengatasi infeksi sepenuhnya[2].
Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi ESBL antara lain[1, 2]:
CDC menyatakan berkembangnya ancaman serius dari Enterobacteriaceae resisten terhadap carbapenem. Carbapenem merupakan salah satu dari sedikit antibiotik yang dapat mengatasi bakteri penghasil ESBL. Tapi telah dilaporkan munculnya enzim resisten yang merusak antibiotik ini. Sehingga risiko penyebaran resistensi cabapenem meningkat seiring dengan makin seringnya obat ini digunakan[4].
Pada orang dengan kolonisasi tanpa mengalami infeksi aktif, dokter dapat menganjurkan perencanaan menu bergizi khusus dan pembiasaan gaya hidup higenis. Untuk mencegah penyebaran atau penularan bakteri, dokter dapat menganjurkan untuk mencuci benda yang disentuh orang dengan kolonisasi dan meminta orang tersebut menghindari kontak dengan orang lain hingga kolonisasi teratasi[1].
Pasien dengan kondisi jangka panjang dan dirawat di rumah sakit memiliki risiko paling besar mengalami infeksi ESBL. Untuk menurunkan risiko tersebut dapat dibiasakan untuk menjaga tangan tetap higenis, mencuci tangan dengan sabun dan air atau sanitizer berbahan dasar alkohol[2, 4].
Selain mencuci tangan, berikut beberapa langkah untuk mencegah terkena infeksi bakteri ESBL[1, 2, 3]:
1. Tim Jewell, reviewed by Alana Biggers, MD, MPH. ESBLs (Extended-Spectrum Beta-Lactamases). Healthline; 2017.
2. Jennifer Huizen, reviewed by Jill Seladi-Schulman, Ph.D. What are Extended-Spectrum Beta-Lactamases (ESBL)? Medical News Today; 2017.
3. Anonim. ESBL (Extended-Spectrum Beta-Lactamases). Health Info, Infection Prevention and Control Service, Canterbury DHB; 2019.
4. Anonim. ESBL-Producing Enterobacterales. Centers for Disease Control and Prevention; 2019.
5. Anonim. Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) Bacterial Infections. Halton Region; 2021.
6. Zoi Dorothea Pana and Theoklis Zaoutis. Treatment of extended-spectrum β-lactamase-producing Enterobacteriaceae (ESBLs) infections: what have we learned until now? F1000 Research; 2018.