Kandidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur dari kelompok Candida. Beberapa spesies candida dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan yang paling umum adalah Candida albicans. Jamur Candida tidak hanya itu, tetapi ada juga C. glabrata, C. guillermondii, C. krusei, C. parapsilosis, C. pseudotropicalis, C. stellatoidea, and C. tropicali. [1,2,3]
Kandidiasis paling sering terjadi pada orang dengan usia lanjut dan pada bayi. Di Amerika Serikat, sebanyak 37% bayi newborn mengalami oral thrush selama beberapa bulan pertama umurnya. Selain itu, kandidiasis juga sering terjadi pada orang yang memiliki gangguan sistem imun seperti pada penderita leukemia, orang yang menjalani kemoterapi, dan HIV[1].
Lebih dari 90% pasien HIV telah melaporkan mengalami kandidiasis di mulut. Selain itu, kelompok yang berisiko terkena kandidiasis di antaranya adalah ibu hamil, orang dengan gizi buruk, orang yang merokok, orang yang memiliki gigi palsu tidak terawat dan orang yang terkena penyakit kronis seperti diabetes mellitus. Beberapa obat-obatan juga dapat memicu terjadinya kandidiasis, seperti antibiotik, kortikosteroid dan kontrasepsi oral. [2]
Kandidiasis bisa terjadi di beberapa bagian tubuh dengan gejala yang berbeda-beda. Berikut jenis kandidiasis dan gejala yang biasa terjadi[1,2].
Daftar isi
Gejala yang terjadi pada kandidiasis mulut berbeda-beda, diantaranya adalah terdapat bercak putih di bagian dalam pipi, bagian atas mulut, dan tenggorokan, kemerahan dan terasa nyeri di dalam mulut dan hilang rasa, seperti terasa ada kapas di dalam mulut, sakit ketika makan, dan bagian pojok mulut terlihat pecah-pecah dan merah.
Jika infeksi sudah terjadi pada bagian kerongkongan, maka akan terasa sakit waktu sedang menelan makanan ataupun minuman.
Gejala yang timbul pada kandidiasis vaginal diantaranya adalah terasa gatal atau nyeri pada bagian vagina, terasa nyeri pada saat berhubungan seksual, terasa nyeri atau tidak nyaman pada saat buang air kecil dan mengalami keputihan yang tidak normal.
Walaupun sebagian besar kandidiasis vaginal bersifat ringan, tetapi beberapa wanita dapat mengalami infeksi yang lebih berat seperti kemerahan, pembengkakan, dan terlihat pecah-pecah pada dinding vagina.
Orang yang sudah mengalami kandidiasis invasive, biasanya sudah mengalami sakit karena penyebab medis lainnya. Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui gejala mana yang terkait dengan kandidiasis invasive. Namun, tanda-tanda yang umum terjadi adalah mengalami demam, kedinginan, hipotensi, dan mengalami kebingunan serta tidak membaik setelah diberikan terapi antibiotik[1].
Untuk mengetahui apakah seseorang terkena infeksi ini adalah dengan melakukan pemeriksaan ke dokter. Pemeriksaan biasanya dilihat dari Riwayat orang tersebut, kemudian dokter akan memeriksa sampel pada daerah yang dicurigai terkena infeksi tersebut[1].
Contohnya, sampel keputihan dapat membantuk untuk melihat kandidiasis vaginal. Jika untuk oral thrush, dapat dilihat dari rongga mulut. Namun, kadang dokter akan mengambil sedikit sampel dari mulut. Untuk kandidiasis invasive, diperlukan kultur darah untuk pemeriksaan. [2]
Kandidiasis dapat diobati dengan obat antifungal atau anti jamur. Berikut beberapa obat yang dapat digunakan untuk infeksi ini, tetapi tetap harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter.
Untuk infeksi ringan dapat diberikan obat-obat seperti clotrimazole, miconazole, atau nystatin. Obat-obat tersebut dapat dioleskan di dalam bagian mulut selama 7 sampai 14 hari. Untuk infeksi berat dapat diberikan fluconazole, diminum secara oral. Jika tidak membaik, segera ke dokter untuk diberikan resep antijamur lainnya. Hindari penggunaan fluconazole untuk ibu hamil pada trimester pertama.[1,2]
Pengobatan pada kandidiasis vaginal hamper sama dengan oral thrush. Untuk bagian vagina, penggunaan krim yang dioleskan ke bagian yang terkena. Jika memang infeksi lebih berat, mungkin membutuhkan obat oral fluconazole.[1,2]
Untuk infeksi ini, pengobatannya harus disesuaikan dengan usia pasien, status imun, lokasi dan tingkat keparahan dari infeksi tersebut. Umumnya, untuk kebanyakan orang dewasa diberikan echinocandin secara intravena. [1]
Cara Pencegahannya
Jamur Candida adalah flora yang secara normal sudah ada pada bagian tubuh seperti mulut, tenggorokan, usus dan vagina tanpa menyebabkan masalah. Infeksi yang disebabkan oleh jamur ini dapat terjadi jika mereka tumbuh di luar kendali atau adanya perubahan pada tubuh seseorang sehingga dapat mendukung pertumbuhan mereka[1].
Maka, hal tersebut dapat berpengaruh kepada bagian-bagian tubuh yang ditinggali jamur tersebut seperti mulut, vagina, dan bagian tubuh lainnya. Jika kandidiasis yang terjadi di mulut biasanya disebut dengan oral thrush. Jika kandidiasis yang terjadi pada vagina disebut dengan kandidiasis vaginal. Bagian-bagian tersebut yang sering terkena infeksi jamur Candida[2].
Infeksi yang disebutkan sebelumnya, infeksi-infeksi tersebut bersifat lokal. Namun, berbeda dengan sebelumnya, infeksi ini bisa juga masuk ke dalam sistemik tubuh manusia yang bisa mempengaruhi darah, jantung, otak, mata, tulang dan bagian tubuh lainnya. Infeksi tersebut adalah infeksi invasive. [3]
Penyakit kandidiasis ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan dari masing-masing bagian yang rentan terkena infeksi ini. Seperti, rajin mencuci mulut dan menyikat gigi, terutama untuk yang menggunakan obat kortikosteroid secara inhalasi. Untuk, kandidiasis vaginal dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan dari bagian vagina[1].
Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun juga dapat mengurangi risiko terkena infeksi ini. Selain itu, pemakaian antibiotik dapat menyebabkan kandidiasis vaginal, maka tidak usah mengkonsumsi antibiotik jika tidak diperlukan, kecuali diresepkan oleh dokter[1].
Untuk bagian-bagian lain, seperti kuku, dan tempat lain harus dijaga kebersihannya, seperti rajin cuci tangan agar tidak terkena infeksi ini. [1] Segera periksakan ke dokter jika memang infeksi tidak segera membaik.
1) CDC. cdc.gov.. Candidiasis. 2021.
2) Arya N. R; Naureen B. Rafiq. ncbi.nlm.nih.gov. Candidiasis. 2021.
3) Peter G. Pappas,1 J. academic.oup.com. Guidelines for treatment of candidiasis. 2004.