Anda pasti salah satu dari sekian banyak orang yang menyukai makanan ringan yang praktis, mudah di dapatkan warung dekat rumah maupun di rak supermarket. Makanan ringan seperti biskuit atau keripik dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama di dalam lemari, anda bisa membeli bermacam-macam camilan untuk persediaan dan tak perlu risau camilan anda akan basi dalam beberapa hari.
Makanan ringan dalam kemasan tentu saja menggunakan bahan pengawet untuk menjaga masa kadaluarsa dan pembusukan, namun tak hanya makanan ringan dalam kemasan saja yang menggunakan pengawet makanan. Pengawet makanan ditambahkan ke dalam makanan untuk melawan pembusukan yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan ragi. Selain itu pengawet makanan juga digunakan untuk mencegah perubahan warna, rasa dan tekstur pada makanan. [2]
Sebelum industri makanan modern muncul, mengawetkan makanan sudah dilakukan dengan berbagai cara alami yang dilakukan turun temurun. Misalnya menjemur buah-buahan dan kacang-kacangan, mengasapi daging dan fermentasi sayur. [3]
Jika dahulu orang menggunakan senyawa alami untuk mencegah pembusukkan pada makanan, di era industri modern saat ini, dengan semakin banyaknya ide yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengawet makanan sintetis menjadi pilihan yang efisien terutama bagi industri makanan siap saji. [3]
Makanan yang diproses dan dikemas seperti biskuit, roti, makanan ringan, mie instan, keju, yogurt, saus, sosis dan daging beku membutuhkan pengawet makanan yang mengandung senyawa untuk memperlambat pembusukan, biasanya jenis makanan tersebut menggunakan pengawet sintetis atau yang bahan kimia tertentu yang aman untuk dikonsumsi. Jenis-jenis pengawet makanan bermacam-macam, ada yang alami ada yang buatan. Kenali apa saja jenis pengawet yang bisa jadi ada di dalam makanan anda sehari-hari. [4]
Daftar isi
Membekukan makanan adalah cara paling aman dan mudah untuk mengawetkan makanan, untuk hasil terbaik sebaiknya anda memasukkan makanan, daging atau buah ke dalam wadah atau plastik yang kedap udara. Jika anda ingin menyimpan makanan yang baru saja dimasak, pastikan masakan tersebut sudah dingin sebelum dibekukan. [3]
Perlu diingat jika makanan yang dibekukan juga memiliki masa penyimpanan, terutama seperti daging atau ikan mentah.
Mengawetkan makanan dengan menggunakan garam atau dengan teknik menggarami sudah dilakukan sejak dahulu sebelum ada freezer atau lemari pembeku. Garam memberi efek mengeringkan makanan, tujuannya untuk membunuh bakteri karena bakteri tidak dapat bertahan tanpa air.
Namun teknik ini tidak disarankan untuk dilakukan di rumah, karena teknik penggaraman makanan ini prosesnya rumit dan membutuhkan ketrampilan. Saat ini pengawetan makanan dengan garam masih kita jumpai, namun biasanya sudah dikombinasikan dengan bahan kimia lain yang membantu proses pengeringan. Beberapa makanan yang diawetkan dengan garam yaitu dendeng dan ikan asin. [1, 3]
Anda mungkin pernah membeli atau memasak masakan yang bahan bakunya anda dapatkan dari produk makanan kaleng, seperti sarden, jamur atau sayuran.
Pengalengan adalah metode pengawetan makanan dengan memanaskan makanan yang sudah dimasukkan ke dalam kaleng atau dengan memberi tekanan untuk menciptakan kedap udara. Dengan memanaskan dan memberi tekanan pada kaleng maka organisme yang dapat merusak makanan akan mati. Teknik pengawetan ini biasanya digunakan untuk mengawetkan, buah, selai, daging dan juga ikan laut. [3]
Cuka sering digunakan sebagai pengawet makanan yang alami dan efektif, cuka sendiri adalah fermentasi dari larutan gula dan air. Cuka memiliki senyawa asam asetat yang mampu menghilangkan mikroba dan menghentikan pembusukan pada makanan. [4]
Biasanya teknik mengawetkan makanan dengan cuka digunakan untuk mengawetkan sayuran, atau kita kenal dengan acar. Teknik pengawetan makanan dengan cuka adalah teknik tradisional yang sudah dilakukan lama sejak berabad-abad yang lalu.
Pengawet makanan alami yang dapat kita temui di rak dapur kita adalah gula, tak hanya memberi rasa manis namun gula memiliki senyawa yang dapat mengeringkan makanan. Gula sering digunakan untuk mengawetkan buah-buahan yang sudah dikupas, tujuannya agar mencegah kehadiran bakteri dan jamur. [3]
Jika anda ingin menyimpan irisan daging ayam mentah untuk dimasak di malam hari, cobalah untuk menyelupkan daging ayam ke perasan air lemon sebelum anda menyimpannya di dalam lemari pendingin. Air lemon memiliki kandungan citric acid alami yang menjadi salah satu bahan pengawet makanan yang efektif. [4]
Bawang putih telah dikenal sebagai anti-virus alami, maka baik sekali jika anda memasukkan bawang putih ke dalam masakan anda karena turut menjaga makanan dari bakteri. Untuk menghindari bakteri salmonela dan E-coli pada ayam, anda bisa mencelupkan ayam ke dalam bawang putih sebelum anda menyimpannya ke dalam freezer. [3, 4]
Tak hanya sebagai pengawet makanan, bawang putih juga baik dijadikan bumbu aneka masakan.
Bahan pengawet yang digunakan biasanya untuk menjaga kesegaran daging adalah nitrit. Daging olahan memerlukan bahan pengawet natrium nitrit 250 dan natrium nitrat 251, senyawa kimia ini dapat menjaga warna daging tetap merah. Bahan pengawet ini digunakan untuk mengawetkan daging olahan seperti ham, sosis dan bacon. [1]
Nitrit sebenarnya bukanlah bahan yang berbahaya, namun dapat berubah menjadi bahan kimia yang berbahaya yang disebut dengan nitrosamin, nitrosamin ini merupakan karsinogen yang juga ditemukan dalam asap rokok. Itulah mengapa anda disarankan tidak sering mengkonsumsi daging olahan. [1]
BHA atau Butylated Hydroxyanisole 320 dan BHT atau Butylated Hydroxytoluene 321 merupakan antioksidan yang digunakan sebagai pengawet makanan. Kebanyakan makanan olahan ditambahkan BHA dan BHT untuk mencegah lemak agar tidak tengik. Dalam dosis kecil biasanya pengawet ini digunakan di dalam margarin, saus dan kentang tumbuk instan. [1]
Meskipun tergolong aman bagi kesehatan, namun disarankan agar anda tidak sering mengkonsumsi makanan olahan atau bahkan lebih baik jika anda menghindarinya.
Benzena merupakan bahan kimia industri yang hanya digunakan untuk manufaktur, kandungan ini juga ditemukan di dalam minyak mentah, bensin dan asap rokok. Meskipun kandungan ini tidak ditambahkan ke dalam makanan, namun kombinasi pengawet natrium benzoat atau kalium benzoat serta asam askorbat yang biasanya ditemukan di dalam minuman ringan, dapat membentuk senyawa benzoat. [1]
Paparan sinar matahari dan panas terhadap produk minuman ringan, yang terjadi saat penyimpanan atau pengiriman juga dapat meningkatkan jumlah benzena di dalamnya.
Minyak jarak biasanya dijadikan bahan pengawet untuk makanan seperti kacang-kacangan dan gandum untuk mencegah pembusukkan dini. Minyak jarak juga sudah digunakan sebagai pengawet makanan sejak lama. [4]
Ekstrak herbal bisa dijadikan bahan alami pengawet makanan, misalnya saja penggunaan kulit buah delima dan biji anggur yang memiliki kandungan anti-bakteri alami. Ekstrak herbal biasanya digunakan sebagai pengawet pada keju. [4]
Satu lagi bahan pengawet alami yang ramah untuk kesehatan tubuh manusia, yaitu ekstrak daun teh. Ekstrak teh biasanya digunakan sebagai pengawet daging. [4]
1. What are the common food preservatives and should we avoid them?. Whole Hearted Family Health; 2019.
2. Anonim. Preservatives. Chemical Sefety Facts; 2022.
3. Haley Lee. 10 Natural Alternatives to Chemical Preservatives. Mosaic Food; 2020.
4. Anonim. Top 17 Natural Food Preservatives. Crazy Masala Food; 2018.