Benjolan di leher bisa terlihat besar atau kecil. Sebagian besar benjolan di leher tidak berbahaya dan ada juga yang jinak, atau tidak bersifat kanker. Namun, benjolan di leher juga bisa menjadi tanda penyakit serius karena infeksi atau pertumbuhan kanker[1].
Secara umum benjolan di leher yang bersifat jinak dapat memiliki struktur lunak atau keras, tanpa gejala atau menyakitkan. Benjolan di leher memiliki banyak kemungkinan penyebab, sehingga diagnosis didasarkan pada benjolan leher itu sendiri dan gejala yang terkait[1].
Jika memiliki benjolan di leher, perlu diperhatikan apakah gejala tersebut termasuk dalam 5 jenis penyakit benjolan di leher berikut ini.
Daftar isi
Benjolan di bagian tengah leher yang terjadi karena pembesaran kelenjar tiroid dan disebabkan kekurangan yodium dalam makanan[2].
Bentuk tiroid yang kecil seperti jakun tidak menimbulkan gejala. Namun, bentuk tiroid yang membesar dapat menekan struktur di leher yang menyebabkan suara serak, menghambat saluran pernapasan, dan menghalangi proses menelan[2].
Ini dapat terjadi pada usia berapa pun, cenderung pada orang dewasa yang lebih tua[2].
Tiroid dapat berupa kista berisi cairan atau simpanan hormon tiroid yang cenderung menjadi kanker bersifat tidak terikat oleh faktor genetik[2].
Gondok merupakan kelainan pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan kekurangan yodium pada tubuh, sehingga tiroid tidak berfungsi secara normal dalam membuat hormon tiroid[3].
Beberapa jenis penyakit ini yaitu gondok sederhana yang terjadi karena kelenjar tiroid tidak dapat mencukupi hormon untuk memenuhi kebutuhan tubuh sehingga kelenjar tersebut berkembang dan tumbuh membesar[3].
Gondok endemik, ini terjadi pada orang yang tidak mencukupi kebutuhan yodium pada tubuh dengan makanan yang dikonsumsinya[3].
Gondok sporadis, dalam kondisi ini dapat disebabkan obat-obatan tertentu seperti obat lithium yang digunakan sebagai pengobatan kesehatan mental, atau kondisi medis lainnya[3].
Gejala penyakit ini berupa pembengkakan di bagian bawah leher yang menyebabkan sesak di saluran pernapasan, batuk, suara serak, gangguan proses menelan dan pernapasan, menimbulkan kelelahan, penambahan berat badan atau sebaliknya, mudah marah, dan mengalami gangguan tidur[3].
Radang amandel dalam istilah ilmiah Tonsilitis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus atau bakteri dan muncul di saluran pernapasan pada tenggorokan[4].
Amandel itu sendiri merupakan kelenjar getah bening di belakang tenggorokan yang terdiri dari jaringan limfatik, amandel lingual, dan amandel tuba[4].
Itu berfungsi sebagai pertahanan terhadap patogen (melawan penyakit) dan menghasilkan sel darah putih yang membantu melawan infeksi untuk melindungi setiap orang ketika menghirup apapun atau menelan makanan[4].
Penyakit ini dapat terjadi di semua kalangan usia. Namun, biasanya sering terjadi pada anak-anak.
Perlu diwaspadai, patogen yang memicu radang amandel bersifat menular. Mikroorganisme yang menjadi penyebab radang amandel adalah bakteri Streptococcal. Selain itu, radang tenggorokan juga dapat menjadi penyebabnya[4].
Gejalanya penyakit ini meliputi sakit tenggorokan, amandel bengkak, kesulitan menelan, suara serak, mulut berbau, leher kaku, demam, nyeri pada rahang dan leher[4].
Dalam istilah ilmiah Lymphadenopathy yang merupakan pembengkakan kelenjar getah bening. Dimana benjolan dapat ditemukan pada leher yang berfungsi memfilter cairan getah bening ke seluruh tubuh[5].
Sistem limfatik menjadi penyebab pembengkakan kelenjar getah bening. Itu merupakan bagian sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam melawan infeksi dan penyakit[5].
Kelenjar getah bening yang membesar dengan ukuran tidak normal terjadi ketika sel dan cairan penangkal infeksi menumpuk secara terus menerus[5].
Secara umum seseorang yang mengalami pembengkakan kelenjar getah bening memiliki beberapa gejala diantaranya demam, muncul benjolan di leher, dan kulit yang memerah di atas kelenjar getah bening[5].
Faringitis merupakan penyakit yang dikenal dengan radang tenggorokan, ini terjadi karena disebabkan bakteri Streptococcus pyogenes[6].
Gejala penyakit ini meliputi tenggorokan yang sakit secara tiba-tiba dan mengalami demam. Gejala lain termasuk sakit kepala, sakit perut, hidung tersumbat, mual, muntah, dan pembengkakan kelenjar getah bening[6].
Ini berkaitan dengan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi. Biasanya, pada anak-anak dengan penyakit ini mengalami demam, anoreksia, dan iritabilitas[6].
Perlu hati-hati dengan penyakit ini karena bersifat menular. Radang tenggorokan dapat menyebar melalui penularan langsung dari orang ke orang. Ini dapat ditularkan melalui sekret hidung, air liur dari orang yang terinfeksi, atau makanan dengan penanganan yang tidak tepat[6].
Faktor risiko penyakit ini dapat terjadi di semua usia, terutama di kalangan anak-anak. Umumnya, terserang penyakit ini karena kontak dekat dengan orang yang mengalami penyakit ini[6].
Beberapa kondisi benjolan leher pada anak-anak atau orang dewasa dapat berisiko pada penyakit yang lebih serius[7].
Jika terjadi pembengkakan leher yang tidak normal atau benjolan di leher, perlu adanya tindak lanjut dengan melakukan pemeriksaan ke dokter atau memerlukan tes untuk mencegah komplikasi atau penyebaran infeksi[7].
Itu sebagai cara untuk memastikan benjolan dileher berbahaya atau tidak[7]. Perlu diketahui, jika benjolan di leher kecil dan lunak kemungkinan memiliki penyebab yang mengkhawatirkan[8].
Jika itu datang dan pergi cenderung menjadi sesuatu yang serius. Jika berwarna merah atau memiliki tekstur yang sangat lunak, mungkin disebabkan infeksi dan membutuhkan antibiotik[8].
Jenis benjolan yang paling mengkhawatirkan memiliki struktur keras, padat, dan tumbuh secara bertahap selama beberapa minggu[8].
1) Marvin P. Fried, MD. msdmanuals.com. Neck Lump. 2021.
2) Natalia Genere,M.D., Bryan Haugen,M.D., Fady Hannah-Shmouni,MD FRCPC, Leonard Wartofsky,M.D.,MACP. endocrine.org. Thyroid Nodules. 2022.
3) American Thyroid Association. Goiter. thyroid.org. 2019.
4) Jackie Anderson; Elizabeth Paterek. ncbi.nlm.nih.gov. Tonsillitis. 2021.
5) Children’s Hospital of Philadelphia. chop.edu. Lymphadenopathy. 2020.
6) National Center for Immunization and Respiratory Diseases, Division of Bacterial Diseases. cdc.gov. Pharyngitis (strep throat). 2018.
7) Linda J. Vorvick, David Zieve. medlineplus.gov. Neck Lump. 2021.
8) Dr Hayley Willacy, Dr Colin Tidy. patient.info. Neck Lumps and Bumps. 2020.