Daftar isi
Kaki datar merupakan sebuah kondisi di mana seseorang tak memiliki lengkungan ke dalam pada bagian telapak kaki [1,2,3,4,8].
Jika pada hampir setiap orang terdapat celah tepat di bawah lengkungan kaki (akan sangat nampak terutama ketika berdiri), kaki datar tidak memiliki celah tersebut.
Kaki datar juga disebut dengan istilah kaki rata di mana tidak terdapat lengkungan sama sekali dan kalaupun ada maka lengkungan sangat rendah sehingga pasti akan menyentuh tanah.
Tak semua orang lahir dengan kondisi kaki mempunyai lengkungan sebab 20% sampai 30% orang mempunyai kaki datar, namun masalahnya apakah ini berbahaya?
Tinjauan Kaki datar atau kaki rata juga dikenal dengan istilah pes planus maupun kaki bebek, yaitu kondisi di mana telapak kaki sseorang tak memiliki lengkungan ke dalam.
Bayi dan balita normal memiliki kaki yang datar atau rata karena mereka masih dalam tahap perkembangan awal.
Namun jika kebanyakan anak mengalami perkembangan lengkungan pada bagian telapak kaki, pada beberapa anak mereka tidak mengalami hal ini.
Pada pertumbuhan dan perkembangan normal fisik anak, tendon atau jaringan penahan persendian kaki akan mengencang.
Saat tendon mengencang, maka lengkungan di telapak kaki akan terbentuk, terutama jika anak berusia 2 atau 3 tahun.
Hanya saja, beberapa anak justru mengalami pengenduran pada tendon di area telapak kaki sehingga sampai dewasa kaki mereka akan rata.
Beberapa faktor di bawah ini mampu memengaruhi kaki anak maupun orang dewasa untuk memiliki lengkungan atau tidak pada bagian telapak kakinya [1,3,4] :
Tinjauan Faktor genetik dapat menjadi salah satu penyebab kaki datar. Namun, terdapat faktor lain yang dapat memicu hal ini baik pada anak-anak maupun orang dewasa, seperti penyakit sendi atau otot tertentu, gangguan saraf, faktor pertambahan usia, serta diabetes.
Gejala utama pada kondisi kaki datar adalah kaki yang tampak datar yang juga dapat diikuti dengan rasa nyeri.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai gejala kaki datar antara lain adalah [1,3,4] :
Keadaan nyeri pada kaki akan berkembang lebih parah saat penderita menggunakannya lebih sering untuk beraktivitas.
Namun sebenarnya, gejala kaki datar cukup bervariasi tergantung dari seberapa serius kondisi yang penderita alami.
Tinjauan Telapak kaki yang rata merupakan gejala utama kaki datar. Namun pada beberapa kasus, kaki datar juga disertai nyeri, lebih cepat lelah, kesulitan berjinjit, bengkak, maupun kekakuan.
Ketika beberapa gejala tak wajar nampak dan dirasakan, maka sebaiknya segera ke dokter untuk memeriksakan diri.
Beberapa metode yang umumnya digunakan dokter untuk mendiagnosa kaki datar antara lain :
Pertama-tama dokter akan melakukan observasi terhadap kaki pasien secara langsung, baik pada bagian depan maupun belakang.
Pasien juga umumnya diminta oleh dokter untuk berdiri berjinjit di atas jari kaki agar kondisi dapat semakin dipastikan.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa dokter akan memeriksa sepatu dokter, khususnya bagian sol.
Bila kaki pasien memang datar, bagian sol sepatu pasien akan nampak susut dan aus.
Hal ini terjadi karena bagian tumit terus-menerus menggosok sol sepatu.
Namun tak hanya pemeriksaan fisik, dokter biasanya juga merekomendasikan pasien untuk menempuh sederet tes penunjang lainnya.
Pemeriksaan menggunakan sinar-X atau rontgen diperlukan agar dokter dapat mengetahui kondisi sendi sekaligus tulang kaki pasien.
Rontgen sederhana biasanya hanya memanfaatkan radiasi dalam kadar yang kecil dalam menghasilkan gambar kondisi kaki.
Namun untuk mengetahui apakah pasien memiliki riwayat arthritis, maka pemeriksaan ini akan sangat membantu dan mendeteksi secara akurat.
Tes pemindaian lainnya yang juga kemungkinan perlu ditempuh pasien adalah MRI scan.
Pada prosedur pemeriksaan ini, dokter akan memanfaatkan gelombang radiasi dan medan magnet dalam menghasilkan gambar kondisi jaringan kaki pasien secara spesifik.
Penggunaan sinar-X juga dapat dilakukan untuk memeriksa kaki pasien pada sudut yang berbeda.
CT scan juga merupakan jenis tes pemindaian yang akan memberikan gambaran hasil lebih detail mengenai kondisi kaki pasien bila dibandingkan dengan sinar-X standar.
Jika memang diperlukan, dokter akan meminta pasien untuk menjalani proses USG, terutama bila terdapat kecurigaan bahwa tendon pasien mengalami robekan akibat cedera.
Untuk mengetahui gambaran detail kondisi jaringan lunak pada kaki pasien, maka USG adalah tindakan diagnosa yang dibutuhkan.
Tinjauan Untuk mendiagnosa kaki datar, biasanya dokter menggunakan beberapa metode, meliputi pemeriksaan fisik, rontgen (sinar-X), MRI scan, CT scan, dan USG.
Apabila kaki datar sama sekali tidak memberikan pengaruh apapun pada kegiatan sehari-hari pasien, maka biasanya tidak terlalu diperlukan penanganan khusus.
Pengobatan hanya akan diberikan kepada pasien apabila rasa nyeri terus-menerus dialami pasien sampai menghambat aktivitas sehari-hari.
Pengobatan yang diberikan pun tidak sembarangan, dokter tentunya perlu menyesuaikan perawatan dengan penyebab dari kaki datar tersebut.
Untuk menangani kaki datar, terdapat beberapa metode perawatan yang perlu dijalani oleh pasien.
Mulai dari penggunaan obat-obatan, penempuhan beberapa terapi, beberapa cara mandiri dan perubahan gaya hidup, hingga prosedur operasi apabila memang kondisi kaki sangat parah.
Dokter akan melakukan pemberian obat-obatan kepada pasien pada kondisi tertentu.
Kaki datar yang dipicu oleh arthritis rheumatoid perlu diobati dengan beberapa obat golongan anti-inflamasi nonsteroid [7].
Dokter kemungkinan meresepkan ibuprofen yang akan menjadi pereda rasa sakit karena radang.
Selain pemberian obat-obatan, dokter juga akan merekomendasikan sejumlah terapi kepada pasien agar dapat meredakan gejala dan kembali beraktivitas dengan normal [3,8].
Jika penyebab kaki datar adalah cedera pada tendon yang menyebabkannya robek, maka langkah operasi biasanya akan direkomendasikan oleh dokter [1,3].
Kaki datar yang juga disebabkan oleh patah tulang perlu dioperasi, namun tentunya sebelum menempuh operasi, pasien perlu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.
Jika kaki datar terjadi karena beberapa kondisi yang dapat diatasi dengan menjalani gaya hidup sehat, maka pasien dapat melakukannya.
Kaki datar karena obesitas dapat diatasi dengan mencoba menurunkan berat badan [1,3,9].
Berat badan yang semakin berkurang akan mengurangi juga beban pada kaki saat sedang beraktivitas.
Tak hanya itu, cedera pada kaki yang memicu kaki datar juga dapat diatasi dengan beristirahat.
Selain menggunakan obat resep dokter, pasien dapat mengistirahatkan kaki dari aktivitas-aktivitas berat.
Tinjauan Penanganan kaki datar meliputi pemberian obat-obatan, terapi khusus untuk membantu meredakan gejala, operasi (apabila obat dan terapi tak efektif), serta perubahan gaya hidup (lebih banyak istirahat dan menurunkan berat badan bagi penderita obesitas).
Beberapa gangguan kesehatan dapat terjadi akibat kaki datar.
Sejumlah risiko komplikasi yang perlu diwaspadai antara lain adalah [3] :
1. Marc A. Raj; Dawood Tafti; & John Kiel. Pes Planus (Flat Feet). National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Dhika Kusuma Winata. 20% Orang Indonesia Alami Kelainan Kaki Datar. Media Indonesia; 2019.
3. Anonim. Flat Feet Pain & Treatment. Advanced Foot & Ankle Care Centers; 2020.
4. Salvador Pita-Fernandez, Cristina Gonzalez-Martin, Francisco Alonso-Tajes, Teresa Seoane-Pillado, Sonia Pertega-Diaz, Sergio Perez-Garcia, Rocio Seijo-Bestilleiro, & Vanesa Balboa-Barreiro. Flat Foot in a Random Population and its Impact on Quality of Life and Functionality. Journal of Clinical & Diagnostic Research; 2017.
5. V. Filardi. Flatfoot and normal foot a comparative analysis of the stress shielding. Journal of Orthopaedics; 2018.
6. Se-Yeon Park, Hyun-Seok Bang, & Du-Jin Park. Potential for foot dysfunction and plantar fasciitis according to the shape of the foot arch in young adults. Journal of Exercise Rehabilitation; 2018.
7. Emily N Schwartz, MD & John Su, MD. Plantar Fasciitis: A Concise Review. The Permanente Journal; 2014.
8. Ashok Aenumulapalli, Manoj Mohan Kulkarni, & Achleshwar Ramnarain Gandotra. Prevalence of Flexible Flat Foot in Adults: A Cross-sectional Study. Journal of Clinical & Diagnostic Research; 2017.
9. Aziz Atik & Selahattin Ozyurek. Flexible flatfoot. Northern Clinics of Istanbul; 2014.