Kehamilan ektopik merupakan salah satu permasalahan kehamilan yang memiliki potensi tinggi terhadap kematian jika tidak ditangani dengan benar. Estimasi kehamilan ektopik di dunia berkisar 1-2%. Namun, permasalahan ini tetap harus diwaspadai, mengingat tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh gangguan kehamilan ini. [1]
Daftar isi
Kehamilan ektopik merupakan suatu kondisi dimana janin tumbuh di luar rahim, umumnya pada tuba falopi (saluran penghubung ovarium dan rahim) dengan persentase 98% [2].
enelitian di Amerika menyebutkan bahwa wanita ras kulit putih memiliki risiko 1.4x lebih rendah terhadap kehamilan ektopik. Penelitian ini juga menyebutkan risiko kematian disebabkan ektopik pada wanita ras kulit putih juga lebih rendah 5x lipat. [2]
Ektopik yang pecah dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Terhitung, sebanyak 10-15% kehamilan ektopik menyebabkan kematian (Cherot, 2007). [3]
Penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa pasien kehamilan ektopik memiliki risiko kematian 10 x lebih besar jika tetap mempertahan kehamilan hingga proses kelahiran. [2]
Pada umumnya kehamilan ektopik terjadi pada tuba falopi, namun terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik lain yang diklasifikasi berdasarkan area ektopik seperti: [2]
Persentase kehamilan ektopik interstitial adalah 2% dari kehamilan ektopik yang terjadi. Pendarahan masif dapat terjadi pada pasien dengan kehamilan ektopik interstitial jika umur janin sdah di atas 12 minggu.
Sesuai namanya, kehamilan ektopik tipe ini terjadi pada area ovarium. Kemungkinan pechanya ektopik pada area ovarium adalah 30%. Penyebab kehamilan ektopik jenis ini belum diketahui
Kehamilan heterotopic adalah kondisi dimana terdapat dua sel telur yang dibuahi oleh sperma yang berbeda, kemudian tumbuh masing-masing di dalam dan di luar rahim. Tipe kehamilan ektopik ini jarang terjadi, dan dapat disebabkan oleh fertilisasi in vitro.
Umumnya kehamilan ini terjadi disebabkan oleh fertilisasi in vitro. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa 90% pendarahan vaginal yang terjadi pada kehamilan ektopik ovarian tidak lebih sakit dari ektopik pada umumnya.
Terjadi pada area peritoneal (membran yang melapisi organ perut). Umumnya tipe kehamilan ektopik ini terjadi pada 1.4% kehamilan ektopik. Persentase janin dapat bertahan dengan kondisi ini adalah 10%.
Berikut di bawah ini ialah penyebab dari kehamilan ektopik: [1] [2] [3]
Pada umumnya kehamilan ektopik memiliki gejala yang dapat terlihat seperti: [1] [3]
Jika pasien dengan organ reproduksi aktif mengalami telat datang bulan (berkemungkinan hamil) disertai pendarahan pada vagina dan rasa sakit pada area abdomen maka pasien disarankan menemui dokter untuk mengkonsultasikan kemungkinan hamil dan potensi kehamilan ektopik.
Pada beberapa kondisi tertentu, kehamilan ektopik dapat diduga sebagai penyakit inflamasi pelvic. Jika kehamilan ektopik tidak ditangani dengan baik dan janin dibiarkan bertumbuh di luar rahim, maka pertumbuhan invasif dapat terjadi dan menyebabkan pecahnya ektopik. Pecahnya ektopik akan menyebabkan pendarahan besar. [4]
Pendarahan besar dapat menyebabkan pasien kehilangan darah secara signifikan dan memicu gagal jantung. Kondisi tersebut sangat berisiko menyebabkan kematian. [5]
Pada umumnya dokter akan menanyakan riwayat pasien seperti; riwayat kehamilan ektopik dan gangguan tuba falopi. [6]
Metode ini bekerja dengan cara memasukan tongkat pemancar gelombang ultrasound ke dalam vagina untuk visualisasi organ reproduksi wanita. Kehamilan ektopik ditandai dengan keberadaan kantong kecil pada dedidua.
Tanda ini akan terlihat pada minggu ke-5 kehamilan menggunakan USG. Namun, identifikasi kehamilan ektopik membutuhkan visualisasi ultrasound intravaginal. [6]
Kehamilan ektopik sangat membahayakan kehidupan ibu dan janin. Oleh karena itu pengobatan yang bisa dilakukan terhadap kehamilan ektopik adalah dengan menghentikan pertumbuhan janin. Terdapat dua metode yang umumnya dilakukan yaitu: [1]
Methotrexate merupakan obat yang berperan untuk menghentikan pembelahan sel. Umumnya obat ini digunakan dalam terapi kanker, namun dapat digunakan untuk menghentikan pertumbuhan janin.
Dosis yang diterapkan pada pasien dapat berbeda tergantung dari kadar hCG pasien. Umumnya pasien dengan kadar hCG rendah akan menerima prosedur dosis tunggal, sedangkan pasien dengan kadar hCG tinggi akan menerima dosis 2 kali lebih besar.
Pengobatan methotrexate tidak menyebabkan efek merugikan pada ovarium dan fertilitas.
Tindakan operasi umumnya dilakukan pada kondisi kehamilan seperti berikut: [1]
Tindakan operasi salpingsotomi pada prinsipnya hanya mengangkat kantung janin tanpa mangangkat tuba falopi, sedangkan tindak salpingektomi akan mengangkat kantung janin bersama dengan tuba falopi. Pemilihan tindakan operasi harus dipertimbangkan secara matang bersama dokter terkait. [1]
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kehamilan ektopik diantaranya adalah: [7]
1. Tyler Mummert, David M. Gnugnoli. 2019. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health. Ectopic Pregnancy
2. Eric M Heinberg. 2007. Science Direct. Ectopic Pregnancy.
3. Elizabeth K Cherto MD. 2007. Science Direct. Ectopic Pregnancy.
4. Maciej Michalak, Anna Zurada, Maciej Biernacki, Kozielec Zygmunt. 2010. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health. Ruptuted ectopic pregnancy diagnosed with computed tomography.
5. N F Moran BM BCh MA FCOG(SA). 2018. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health. Preventing maternal deaths due to ectopic pregnancy.
6. Heather Murray, Hanadi Baakdah, Trevor Bardell, Togas Tulandi. 2005. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health. Diagnosis and treatment of ectopic pregnancy.
7. Kathyrn Albers. 2007. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health. Pregnancy and associated negative outcomes.