Chlamydia: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Bakteri chlamydia trachomatis adalah penyebab utama penyakit chlamydia atau infeksi klamidia. Bakteri ini diketahui timbul melalui hubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi yang aman dengan orang yang menderita Chlamydia atau bahkan yang pernah memiliki riwayat Chlamydia. [1,2,4]

Apa itu Chlamydia?

Chlamydia merupakan salah satu penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi yang aman. Chlamydia berasal dari bakteri chlamydia trachomatis. [3]

Bakteri chlamydia trachomatis dapat menular melalui pasangan yang aktif melakukan aktivitas seks secara anal, oral (terutama yang tidak menggunakan kondom), vaginal atau saling bersentuhan alat kelamin dan beberbagai aktivitas seksual lainnya. [1,4]

Perlu diketahui bahwa Chlamydia bisa menyebar melalui pasangan yang pernah memiliki riwayat Chlamydia dan juga bisa ditularkan oleh ibu hamil kepada anaknya. [1]

Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan medis. Anda harus mengobatinya karena apabila tidak diobati maka bisa menimbulkan infeksi pada serviks (leher rahim), anus, saluran kencing, mata, dan tenggorokan bahkan bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ reproduksi wanita. [4, 5, 6]

Fakta Chlamydia

Berikut adalah fakta-fakta yang perlu diketahui tentang penyakit Chlamydia: [2,3,4]

  • Chlamydia adalah IMS yang Paling Jarang Diketahui Orang

Chlamydia termasuk kedalam infeksi menular seksual yang jarang diketahui atau disadari orang. Sebabnya, penyakit ini sering kali tidak menunjukkan tanda dan gejala di awal kemunculannya.

Tanda dan gejala akan muncul namun biasanya di minggu kedua atau ketiga setelah terinfeksi. Dan tanda ini pun sering kali ringan dan hilang begitu saja sehingga tak begitu dihiraukan.

  • Chlamydia Disebabkan oleh Infeksi/Bakteri Menular Seksual (IMS)

Bakteri Chlamydia trachomatis-lah yang menyebabkan terjadinya infeksi Chlamydia. Infeksi bakteri ini seringkali terjadi di saluran genital, leher rahim pada wanita dan di penis pada pria.

Selain itu, baik wanita maupun pria, bakteri juga dapat menginfeksi rektum, tenggorokan dan konjungtivitis jika bakteri mengenai kelopak mata atau selaput bening yang menutupi bagian putih mata.

  • Wanita Berusia 15-24 Tahun Paling Rentan Terhadap Chlamydia

Wanita muda yang berusia 15-24 tahun dilaporkan paling rentan terinfeksi penyakit ini bila mereka aktif secara seksual. Oleh karena itu, sangat disarankan agar melakukan pemeriksaan IMS chlamydia secara rutin bila Anda aktif secara seksual dan tetap menggunakan alat kontrasepsi yang aman pada saat melakukan aktivitas seksual.

  • Klamidia Menular dari Orang ke Orang

Chlamydia diketahui hanya dapat tertular atau ditularkan dengan melakukan aktivitas seksual dengan orang yang terinfeksi sehingga tidak dapat tertular karena hanya sekedar kontak badan, menyentuh pakaian orang lain atau bahkan mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

  • Gejala Chlamydia untuk Pria Berbeda dengan Wanita

Walaupun secara umum gejala chlamydia tidak diketahui oleh para penderita, namun apabila penyakit ini dibiarkan terus berkembang dalam tubuh maka akan menimbulkan gejala-gejala yang parah. Dari gejala itu, antara pria dan wanita memiliki gajala yang berbeda-beda.

Wanita barangkali memiliki gejala seperti; sakit perut, timbulnya aroma tak sedap dari serviks, merasa sakit pada saat berhubungan intim, pendarahan setelah berhubugna intim dan bisa terjadi pendarahan antar periode. Sedangkan pria dicurigai bisa merasakan gejala seperti; keluarnya caiaran dari penis dan testis terasa sakit.

  • Infeksi Chlamydia Bisa Berlanjut dalam Jangka Panjang

Khususnya untuk wanita, dilaporkan bahwa infeksi chlamydia yang sudah parah kadang-kadang tidak dapat diobati. Gejala yang akan terus dirasakan seperti radang panggul, infeksi pada saluran reproduksi bagian atas bahkan bisa terjadinya kehamilan ektopik.

Sedangkan pria diketahui memiliki kemungkinan yang kecil namun demikian, gejala-gejala jangka panjang bisa saja timbul seperti epididimitis, peradangan struktur di dalam testis yang disebut epididimis yang dapat menyebabkan infertilitas

  • Ibu Hamil dapat Menularkan Chlamydia Kepada Bayinya

Ibu hamil yang mengidap penyakit chlamydia pada saat melahirkan maka bayi tersebut bisa saja terkena infeksi penyakit ini melalui mata atau pneumonia sehingga ibu hamil diharapkan sebisa mungkin memeriksakan diri selama kehamilan. Sebab terkena chlamydia selama kehamilan bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah saat lahir.

Penyebab Chlamydia

Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri berasal dari aktivitas seksual yang tidak aman seperti bergonta-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi yang aman, pasangan yang melakukan seks oral, vaginal, dan anal-tanpa kondom atau alat kontrasepsi. [1, 2, 4]

Penyakit ini dapat ditularkan oleh air mani atau cairan vagina dari orang yang terinfeksi dan ibu hamil yang terinfeksi kepada bayi pada saat bayi dilahirkan. [1, 4]

Siapa Yang Paling Berisiko Terkena Chlamydia

Siapapun yang aktif dalam aktivitas seksual memiliki kemungkinan besar untuk terinfeksi penyakit ini. Namun dikatakan bahwa wanita berusia muda atau yang berumur 15-24 tahun atau remaja pada umumnya yang aktif melakukan aktivitas seksual, sangat rentan terinfeksi penyakit ini. Hal ini terkait faktor biologis dan juga perilaku. [3,4,5]

Selain itu, pria gay atau biseksual juga berisiko tinggi terkena Chlamydia hal ini karena penyakit ini sangat cepat menyebar melalui seks oral dan anal. [4,6]

Gejala Chlamydia

Chlamydia termasuk ke dalam infeksi menular seksual yang jarang disadari. Pasalnya, penyakit ini sering kali tidak menunjukkan tanda dan gejal di awal kemunculannya. Anda baru akan menyadari tanda-tanda adanya gejala Chlamydia ini mulai dari 1 hingga 3 minggu setelah terinfeksi. [1,2,3,5,6]

Umumnya gejala yang dirasakan antara pria dan wanita itu berbeda-beda. Berikut gejala-gejalanya; [1,3,4,5,]

Gejala Chlamydia pada wanita meliputi:

  • Demam ringan.
  • Nyeri pinggang hingga parah.
  • Nyeri di perut bagian bawah.
  • Mual.
  • Setelah berhubungan seks ada perdarahan.
  • Keputihan.
  • Muncul perdarahan di luar siklus haid.
  • Merasa sakit pada saat berhubungan seks.
  • Merasakan sensasi seperti terbakar ketika buang air kecil.
  • Radang serviks.
  • Sekitar anus atau vagina terdapat pembengkakan.

    Gejala Chlamydia pada pria meliputi:
  • Kotoran bening atau keruh dalam jumlah kecil dari ujung penis Anda.
  • Buang air kecil sulit atau menyakitkan.
  • Rasa terbakar dan gatal di area kepala penis.
  • Nyeri dan bengkak di sekitar testis.

Pria yang melakukan aktivitas seksual secara oral atau anal tanpa kondom dapat menyebabkan Chlamydia di bagian tubuh lain seperti anus, tenggorokan, dan mata dengan gejalanya meliputi:

  • Anus: Ketidaknyamanan dan keluarnya cairan di anus.
  • Tenggorokan: Biasanya tidak ada gejala.
  • Mata: Kemerahan, nyeri, dan keluarnya cairan dari mata.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya sesegeralah memeriksakan diri Anda ke dokter bila Anda megalami tanda-tanda tidak biasa di area genital Anda seperti sakit perut bagian bawah, air kecil sulit atau menyakitkan, ketidaknyamanan pada saat berhubungan seks, keluarnya cairan tak biasa dari penis, vagina, atau dari anus dan terjadinya pembekakan di area anus, vagina atau penis. [1, 2, 4, 5, 6]

Komplikasi Chlamydia

Jika Anda menghiraukan gejala-gajala chlamydia yang timbul atau tidak mengobatinya, maka penyakit ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang bisa saja memperburuk kesehatan Anda: [1,5,6]

Halnya gejala yang timbul, komplikasi yang timbul pun berbeda antara pria dan wanita:

Komplikasi Chlamydia pada wanita meliputi:

  • Rusaknya saluran tuba (saluran yang menghubungkan ovarium ke rahim).
  • Dapat menyebabkan infertilitas (ketidakmampuan untuk memiliki anak) risiko kehamilan ektopik (ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam dan berkembang di luar rahim).
  • Kelahiran prematur (melahirkan terlalu dini).

    Dan Jika ibu hamil yang terinfeksi lalu tidak mengobatinya akan menularkan infeksi kepada anaknya pada saat melahirkan. Sehingga bayi yang baru lahir dapat mengalami infeksi mata, kebutaan, atau pneumonia.

    Komplikasi Chlamydia pada pria meliputi:
  • Infeksi pada epididimis (saluran yang membawa sperma menjauh dari testis) atau proktitis-radang rektum.
  • Pria dan wanita bisa mendapatkan kondisi yang disebut uretritis nongonococcal (NGU) yakni infeksi pada uretra.

Diagnosis Chlamydia

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa Chlamydia timbul dengan gejala yang jarang diketahui oleh penderitanya. Sehingga, diagnosis yang umumnya dilakukan dokter adalah memeriksa infeksi chlamydia berdasarkan riwayat aktivitas seksual penderita. [1,3,4,5]

Misalnya, dokter akan menanyakan apakah penderita pernah berhubungan seks tanpa menggunakan kondom, atau pernah melakukan seks oral, anal dan pernah memiliki riwayat penyakit chlamydia. [6]

Dokter kemudian akan memastikan diagnosa ini dengan melakukan tes urine atau kapas untuk mengumpulkan cairan dari uretra atau serviks. [3]

Jika dokter menemukan bahawa Anda berisiko terkena Chlamydia, maka akan disarankan agar Anda perlu menjalani tes setidaknya setahun sekali–sekalipun tidak ada gejala yang Anda rasakan. [4]

Kapan Perlu Melakukan Pengujian?

Sebab penyakit ini timbul dengan gejala yang jarang diketahui oleh penderitanya. Maka sangat disarankan agar kelompok dengan kondisi berikut perlu melakukan pengujuan berkala setidaknya setahun sekali; [1,3,4,5]

  • Wanita yang aktif secara seksual dengan usia 24 tahun ke bawah.
  • Para Pekerja Seks Komersial (PSK).
  • Semua Ibu hamil berusia 24 tahun ke bawah.
  • Ibu hamil dengan usia 25 tahun ke atas yang mungkin berisiko lebih tinggi.
  • Hubungi dokter jika Anda pernah melakukan kontak seksual dengan seseorang yang Anda curigai telah terinfeksi Chlamydia.
  • Hubungi dokter jika Anda memiliki gejala infeksi di saluran kencing, vagina atau panggul.

Pengobatan Chlamydia

Perlu diketahui bahwa Chlamydia dapat disembuhkan karena bakteri tersebut dapat diobati dengan antibiotik. [1] Asalkan Anda harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Setelah pemeriksaan dan pengobatan pastikan untuk mengonsumsi semua obat yang diresepkan dokter untuk menyembuhkan infeksi Anda. Jika obat dikonsumsi dengan benar maka bisa membantu menghentikan infeksi dan dapat mengurangi kemungkinan Anda mengalami komplikasi di kemudian hari. Dan ingat bahwa Anda tidak boleh berbagi obat Chlamydia yang diberikan dengan siapa pun. [1,3,5,6]

Infeksi berulang dengan klamidia sering terjadi. Anda harus diuji lagi sekitar tiga bulan setelah Anda dirawat, bahkan jika pasangan seks Anda dirawat. [5]

Selama masa perawatan, penting untuk tidak berhubungan seks. Masih mungkin untuk menularkan dan mengidap klamidia jika terpapar lagi, meskipun Anda pernah mengobati infeksi sebelumnya. [3]

Meskipun penyakit ini dapat disembuhkan, penting untuk tetap menjaga kesehatan dan berhati-hati dalam melakukan aktivitas seksual Anda agar bisa mencegah kekambuhan. [3,5]

Cara Mencegah Chlamydia

Cara terbaik untuk mencegah Chlamydia adalah dengan mempraktikkan aktivitas seksual yang aman. Dalam hal ini gunakanlah kondom atau alat kontrasepsi yang aman selama melakukan semua jenis kontak seksual. Selain itu, beberapa hal berikut barangkali perlu diperhatikan; [1,3,4,5,6]

  • Gunakan perlindungan seks apabila melakukan hubungan seks dengan setiap pasangan baru.
  • Jalani tes IMS secara teratur dengan pasangan baru.
  • Hindari melakukan seks oral atau gunakan pelindung selama melakukan seks oral
  • Hubungan seks yang aman dapat melindungi semua orang dari infeksi, kehamilan yang tidak diinginkan dan komplikasi lainnya.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment