Penyakit & Kelainan

Kepribadian Dependen: Gejala – Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Kepribadian Dependen ?

Kepribadian dependen merupakan suatu gangguan yang termasuk ke dalam kelompok gangguan kecemasan. Gangguan kepribadian dependen digambarkan sebagai kebutuhan untuk diperhatikan dan dirawat. [1]

Orang dengan gangguan kepribadian dependen bersikap terlalu menggantungkan diri kepada orang lain bahkan untuk memutuskan pakaian sehari-hari yang akan digunakan. [2]

Fakta Kepribadian Dependen

Kepribadian dependen adalah salah satu gangguan kepribadian yang paling sering terdiagnosa. Gangguan ini muncul dengan presentasi yang sama baik pada laki-laki dan perempuan. [2]

Gangguan ini menjadi terlihat sejak dewasa muda atau muncul nanti saat menjalin hubungan. Kepribadian dependen menjadikan seseorang takut untuk ditinggalkan. [2]

Kondisi ini menghasilkan tingkah laku yang submisif, terlalu bergantung kepada orang lain, ketakutan berpisah, dan kesulitan membuat keputusan tanpa masukan dari orang lain. [1]

Kepribadian dependen adalah gangguan kepribadian kecemasan yang dicirikan dengan ketidakmampuan untuk mandiri atau berada sendirian. Orang dengan kepribadian ini mengembangkan gejala kecemasan jika mereka tidak berada di sekitar orang lain. Mereka bergantung kepada orang lain untuk kenyamanan, penghiburan, diyakinkan, nasihat dan juga dukungan. [3]

Tidak hanya bergantung secara emosional, mereka juga bergantung secara fisik kepada orang yang paling dekat degan mereka. Gangguan ini muncul dari persepsi diri bahwa mereka yang mempunyai gangguan ini tidak mampu berfungsi dengan benar tanpa bantuan orang lain. [4]

Gejala Kepribadian Dependen

Kepribadian dependen merupakan gangguan kepribadian yang termasuk ke dalam kluster C (gangguan kecemasan, kegugupan). Orang dengan gangguan ini tidak percaya pada kemampuan diri sendiri untuk membuat keputusan dan merasa bahwa orang lain lebih mahir. [3,4]

Mereka mungkin merasa tak berdaya terhadap kehilangan dan perpisahan, dan bahkan rela menderita/ disiksa untuk mempertahankan suatu hubungan. Mereka juga memandang rendah dirinya dan kemampuannya dan sering beranggapan bahwa diri mereka adalah orang bodoh. [4]

Kepribadian dependen dapat dilihat dari gejala-gejala berikut ini: [2,3]

  • Tidak mampu membuat keputusan bahkan yang bersangkutan dengan kehidupan sehari-hari jika tanpa adanya nasihat atau pertimbangan dari orang lain seperti pakaian yang akan dikenakannya
  • Menghindari tanggung jawab sebagai orang dewasa dengan bertindak pasif, tak berdaya; bergantung pada pasangan atau teman untuk membuat keputusan dimana bekerja dan tempat tinggal
  • Ketakutan parah akan ditelantarkan dan perasaan hancur dan tidak berdaya ketika hubungannya berakhir; orang dengan kepribadian dependen akan segera menjalani hubungan baru segera setelah hubungan yang lama berakhir
  • Terlalu sensitif terhadap kritik
  • Pesimis dan kurang kepercayaan diri termasuk anggapan bahwa mereka tidak mampu untuk merawat diri sendiri
  • Menghindari berbeda pendapat dengan orang lain karena takut kehilangan dukungan atau penerimaan
  • Tidak mampu memulai proyek atau tugas karena kurang percaya diri
  • Kesulitan jika sendirian
  • Menerima perlakuan buruk atau siksaan
  • Mementingkan terlebih dahulu kebutuhan orang yang merawatkan mereka
  • Kecenderungan menjadi naif dan berfantasi
  • Bersifat penurut atau patuh
  • Membutuhkan penghiburan atau diyakinkan berulang kali
  • Mudah terluka akibat penolakan
  • Merasa terisolasi dan gugup saat sendirian
  • Takut akan penolakan
  • Tidak bisa mandiri
  • Cemas
  • Serangan panik
  • Ketakutan
  • Putus asa
  • Terlalu bergantung secara emosional terhadap orang lain
  • Berupaya keras menyenangkan orang lain

Penyebab Kepribadian Dependen

Kepribadian dependen belumlah diketahui penyebabnya secara jelas. Perpaduan faktor biologis, perkembangan, psikologis dan emosional mampu mengembangkan gangguan ini. [1,2,3,4]

Prevalensi gangguan ini diperkirakan paling tidak 1% dari populasi. Peneliti percaya bahwa pola asuh otoriter dan overprotektif dapat mencetuskan gangguan ini. [2,4]

Di bawah ini adalah beberapa fakto resiko yang memicu terjadinya kepribadian dependen yaitu: [3,4]

  • Pernah memiliki riwayat ditelantarkan
  • Mengalami asuhan abusif
  • Berada di dalam hubungan abusif dalam jangka waktu yang lama
  • Memiliki orang tua otoriter atau overprotektif
  • Mempunyai riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga
  • Mengalami gangguan kecemasan yang disebabkan perpisahan
  • Memiliki penyakit fisik kronis selama masa anak-anak atau remaja

Kapan Harus ke Dokter

Kepribadian dependen harus segera ditangani. Penderitanya akan mengalami maladaptasi (ketidakmampuan untuk beradaptasi), dan infleksibilitas (ketidakinginan untuk berubah). [4]

Orang dengan kepribadian dependen mempunyai resiko terhadap gangguan kecemasan. Berikut ini beberapa komplikasi yang akan dialami orang dengan kepribadian dependen jika tidak segera ditangani: [2,3]

  • Depresi
  • Gangguan kecemasan yaitu termasuk gangguan panik, gangguan kepribadian avoidant/ suatu gangguan kepribadian yang menyebabkan penderitanya menghindari berinteraksi sosial dengan orang lain, gangguan kepribadian obsesif kompulsif
  • Fobia
  • Penyalahgunaan obat/ bahan kimia

Mereka juga mengalami resiko diperlakukan tidak baik oleh pasangan dominannya atau orang yang memiliki wewenang terhadap dirinya sebab mereka bersedia dengan sukarela melakukan apapun untuk mempertahankan hubungannya. [2]

Pengobatan Kepribadian Dependen

  • Terapi

Tujuan pengobatan primer pada orang dengan gejala kepribadian dependen adalah sebagai berikut: [1]

  • Meningkatkan rasa kepercayaan diri
  • Membantu memiliki perasaan bahwa mereka mampu bertindak tanpa bergantung pada orang lain
  • Dan juga untuk mempertahankan hubungan yang dekat dan bermakna

Salah satu terapi yang diberikan adalah psikoterapi. Terapi perilaku dan terapi kognitif termasuk ke dalam bagian psikoterapi. Kedua jenis terapi ini dipadukan untuk mengubah pola pikir dan tanggapan pasien dari negatif menjadi positif. [2,4,5]

Terapi perilaku sering digunakan sebagai metode pengobatan primer pada orang dengan kepribadian dependen. Tujuannya adalah membantu orang tersebut menjadi lebih aktif, mandiri dan belajar membentuk hubungan yang sehat. [1]

  • Obat-obatan

Obat dapat diberikan untuk menangani orang dengan kepribadian dependen yang juga memiliki gejala depresi dan/ atau kecemasan. Obat yang diberikan adalah dapat berupa antidepresan, sedatif dan obat penenang. [1,4]

Pengobatan dilakukan dalam jangka pendek. Jika dilakukan dalam jangka panjang akan menimbulkan ketergantungan pasien terhadap terapisnya. [3]

Menjalani hidup dengan orang yang memiliki kepribadian dependen dapat menguras perasaan. Seperti gangguan kepribadian lainnya, banyak orang merasa tidak nyaman untuk mencari bantuan medis. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan meningkatkan resiko jangka panjang terhadap kecemasan dan depresi. [3]

Jika Anda mencurigai orang terkasih di sekitar Anda mengalami gangguan kepribadian, penting bagi Anda untuk memberi mereka dorongan agar mencari pengobatan sebelum kondisi memburuk. [3]

Seseorang yang memiliki kepribadian dependen mungkin merasa hal ini adalah hal sensitif, terutama karena mereka mencari pengakuan konstan dan tidak ingin mengecewakan orang yang mereka kasihi. [3]

Beritahu mereka sisi postif mencari bantuan medis agar mereka tidak merasa ditolak atau ditelantarkan. [3]

1. Anonim. Dependent Personality Disorder. Myclevelandclinic; 2020.
2. Anonim. Dependent Personality Disorder. WEbmd; 2020.
3. April Kahn. Dependent Personality Disorder (DPD). Healthline; 2018.
4. Anonim. Dependent Personality Disorder. Psychologytoday; 2020.
5. Anonim. Cognitive behavioral therapy. Mayoclinic; 2020.

Share