Gangguan Kepribadian Avoidan: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Gangguan kepribadian avoidan adalah kelainan yang ditandai dengan adanya inhibisi sosial yang esktrim, serta ketidakmampuan dan sensitivitas yang berlebihan terhadap kritik negatif dan penolakan. Gangguan... kepribadian voidan menyebabkan masalah signifikan yang mempengaruhi kemampuan untuk berinteraksi dan membina hubungan dengan orang lain. Gejala yang dialami orang yang memiliki gangguan kepribadian ini dapat berupa menghindari aktivitas pekerjaan, sosial, dan sekolah karena takut akan kritikan dan penolakan, rasa percaya diri yang rendah, dan kecenderungan untuk mengisolasi diri. Seperti gangguan kepribadian lainnya, orang yang memiliki gangguan kepribadian avoidan membutuhkan penanganan dari profesional. Pengobatan dapat berupa kombinasi obat-obatan dan terapi bicara. Read more

Apa itu Gangguan Kepribadian Avoidan?

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM 5), gangguan kepribadian avoidan ditandai dengan pola meresap dari kesulitan sosial, perasaan ketidakcakapan, dan terlalu sensitif terhadap penilaian negatif[1, 2, 3].

Gangguan kepribadian ini dicirikan oleh rasa malu dan sensitivitas ekstrim terhadap kritik dari orang lain, dan dikenal sebagai gangguan kepribadian klaster C[2].

Orang dengan gangguan kepribadian avoidan memiliki sifat sangat pemalu, kesulitan dalam situasi baru, dan ketakutan akan ketidaksetujuan dan penolakan sosial. Mereka juga menunjukkan pola penghindaran akibat ketakutan akan penolakan, yang mana dialami sebagai rasa sakit yang teramat[2, 3].

Gejala gangguan kepribadian avoidan lebih dari pemalu atau canggung secara sosial. Kondisi ini menyebabkan masalah signifikan yang mempengaruhi kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan menjaga hubungan dalam kehidupan sehari-hari[1].

Gangguan kepribadian avoidan mempengaruhi sekitar 2,1-2,6% dalam populasi orang dewasa umum, dengan prevalensi sama di antara pria dan wanita[2, 3].

Penyebab Gangguan Kepribadian Avoidan

Penyebab pasti dari gangguan kepribadian avoidan tidak diketahui. Diduga faktor genetik, lingkungan, sosial, dan psikologis berperan dalam timbulnya gangguan kepribadian avoidan[2, 4].

Para ahli percaya bahwa gangguan kepribadian avoidan dapat diturunkan dalam gen keluarga, namun dugaan ini belum terbukti. Faktor lingkungan, terutama saat usia anak-anak, memiliki peran besar[4].

Kekerasan emosional, kritik, diejek, atau kurangnya kasih sayang atau pengasuhan oleh orang tua atau pengasuh saat masa anak-anak dapat mengakibatkan berkembangnya gangguan kepribadian ini jika terdapat faktor lain. Penolakan oleh teman-teman sebaya juga dapat menjadi faktor risiko[2].

Kondisi Terkait Gangguan Kepribadian Avoidan

Gangguan kepribadian avoidan dapat terjadi bersamaan atau tumpang tindih dengan berbagai kondisi lain, meliputi[1, 2]:

  • Gangguan kecemasan sosial (fobia sosial): kondisi di mana seseorang mengalami kecemasan berlebihan dan kesadaran diri dalam situasi sosial biasa.
  • Gangguan kepribadian dependen: kondisi di mana seseorang bergantung secara berlebihan pada orang lain untuk nasehat atau untuk mengambilkan keputusan untuk dirinya.
  • Gangguan kepribadian ambang: kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan pada berbagai bidang, meliputi hubungan sosial, perilaku, mood, dan penggambaran diri
  • Kelainan penggunaan obat: pola penggunaan berbahaya dari substansi yang ditujukan untuk mengubah mood. Substansi dapat meliputi alkohol dan obat-obatan
  • Depresi: ­­perasaan sedih terus menerus, mood yang buruk, dan hilangnya ketertarikan pada aktivitas yang sebelumnya disenangi, serta gejala lain yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
  • Agorafobia: ketakutan berada dalam situasi yang menyulitkan atau mustahil untuk melarikan diri.

Gejala Gangguan Kepribadian Avoidan

Pola perilaku pada orang-orang dengan gangguan kepribadian avoidan dapat bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Ditandai dengan adanya ketakutan yang teramat akan penghinaan dan penolakan[4].

Berikut gejala umum gangguan kepribadian avoidan[2, 4]:

  • Merasa perlu untuk disukai dengan baik
  • Anhedonia (kurangnya kesenangan dalam beraktivitas)
  • Sangat sensitif dan mudah tersakiti oleh kritik atau ketidaksetujuan
  • Memiliki sedikit teman dekat dan enggan untuk terlibat dengan orang lain kecuali sudah pasti disukai
  • Menghindari interaksi di lingkungan kerja
  • Menghindari berhubungan secara intim atau berbagai perasaan intim
  • Kecemasan melakukan atau mengatakan hal yang salah
  • Menghindari membuat keputusan, jarang untuk mencoba hal baru
  • Perasaan ketidakcakapan
  • Kurangnya ketegasan
  • Kurangnya kepercayaan kepada orang lain
  • Harga diri rendah
  • Mengalami kecemasan ekstrim (ketegangan) dan ketakutan dalam lingkungan sosial dan dalam berhubungan, mengarah pada perilaku menghindari aktivitas atau pekerjaan yang melibatkan bersama orang lain
  • Cenderung malu, canggung, dan sadar diri di dalam situasi sosial akibat ketakutan melakukan hal yang salah atau dipermalukan
  • Mengisolasi diri, menghindari lingkungan sosial
  • Melihat diri sendiri sebagai tidak kompeten secara sosial atau inferior

Tanpa penanganan, orang dengan gangguan kepribadian avoidan dapat menjadi terisolasi dari masyarakat, menyebabkan kesulitan jangka panjang dalam pekerjaan dan fungsi sosial.

Orang-orang dengan kondisi ini juga memiliki risiko lebih besar mengalami depresi, agorafobia, dan penyalahgunaan obat[1, 4].

Diagnosis Gangguan Kepribadian Avoidan

Jika terdapat gejala, dokter dapat melakukan diagnosis dengan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Jika tidak ditemukan penyebab fisiologis untuk gejala, dokter dapat merujuk pasien ke psikiater.

Psikiater akan menggunakan wawancara dan metode pemeriksaan khusus untuk mengevaluasi gangguan kepribadian seseorang[4].

Menurut Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders (DSM-5), seseorang yang didiagnosis dengan gangguan kepribadian avoidan perlu menunjukkan setidaknya empat dari kriteria berikut[1, 5]:

  • Menghindari aktivitas pekerjaan yang melibatkan kontak interpersonal signifikan, karena ketakutan akan kritik, ketidaksetujuan, atau penolakan
  • Tidak berniat terlibat dengan orang lain kecuali jika mereka sudah jelas akan disukai
  • Menunjukkan pembatas di dalam hubungan intim karena ketakutan dipermalukan atau diejek
  • Sangat terganggu dengan dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
  • Kesulitan dalam situasi interpersonal karena perasaan ketidakcakapan
  • Memandang diri sendiri sebagai tidak kompeten secara sosial, secara pribadi tidak menarik, atau inferior terhadap orang lain
  • Sangat enggan untuk mengambil risiko sendiri atau untuk ikut serta dalam aktivitas baru karena mereka dapat menyebabkan rasa malu

Gangguan kepribadian avoidan umumnya terlihat pada anak-anak atau remaja. Namun untuk didiagnosis gangguan kepribadian avoidan, gejala harus mulai muncul pada awal masa dewasa[5].

Pada anak-anak sifat pemalu merupakan hal yang normal karena kepribadian mereka masih berkembang. Umumnya, sifat pemalu anak-anak akan hilang setelah memasuki usia dewasa[2].

Pengobatan Gangguan Kepribadian Avoidan

Kebanyakan orang dengan gangguan kepribadian avoidan tidak mencari pengobatan. Gangguan kepribadian avoidan, seperti halnya gangguan kepribadian lain, dapat sulit untuk diobati karena orang-orang dengan gangguan kepribadian memiliki pola pikir dan perilaku yang berakar kuat dan telah ada selama bertahun-tahun[2, 4].

Meski demikian, orang dengan gangguan kepribadian avoidan cenderung merupakan kandidat yang baik untuk menerima perawatan karena kondisi yang dialami menyebabkan gangguan yang signifikan, dan kebanyakan orang ingin mengembangkan hubungan dengan orang lain.[4]

Keinginan ini dapat menjadi faktor yang memotivasi bagi orang-orang dengan gangguan kepribadian avoidan untuk menjalani perawatan[4].

Perawatan yang diaplikasikan dengan tepat dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan strategi penanganan yang dapat digunakan pasien untuk mengatasi kecemasannya[2].

Perawatan untuk gangguan kepribadian avoidan dapat meliputi[2, 5, 6]:

Terapi Bicara

Terapi Bicara untuk mengatasi gangguan kepribadian avoidan dapat meliputi:

  • Terapi Perilaku Kognitif

Dalam terapi perilaku kognitif, terapis akan membantu pasien mengenali dan menggantikan anggapan dan proses berpikir tidak sehat.

Terapis akan meyakinkan pasien untuk memeriksa dan mengetes pikiran dan anggapan kepercayaan untuk mengecek apakah terdapat dasar faktual. Kemudian terapis akan membantu pasien mengembangkan pikiran allternatif yang lebih sehat.

  • Terapi Psikodinamik

Terapi ini membantu pasien menyadari pikiran-pikiran yang tidak disadari, membantu pasien memahami bagaimana pengalaman masa lalu mempengaruhi perilaku saat ini.

Terapi psikodinamik juga memungkinkan pasien untuk memeriksa dan menyelesaikan rasa sakit dan konflik dari masa lalu. Kemudian pasien dibantu untuk bergerak maju dengan pemikiran lebih sehat mengenai diri sendiri dan bagaimana orang lain memandangnya.

  • Terapi Skema

Terapi skema berupa pendekatan integratif yang dibangun berdasar terapi perilaku kognitif serta berbagai metode terapi lainnya.

Dalam terapi ini, pasien diajak memahami bagaimana skema maladaptif menjadi pola perilaku yang diulang selama ini, bagaimana cara mengatasi yang dipelajari sebagai anak-anak, serta bagaimana mengembangkan cara penanganan secara dewasa.

Pengobatan

Saat ini belum terdapat obat spesifik untuk mengatasi gangguan kepribadian avoidan. Namun dokter dapat memberikan obat untuk membantu meringankan gejala akibat kondisi terkait seperti depresi atau kecemasan.

Obat yang efektif meringankan gejala meliputi SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor), anxiolytic, dan MAOI (monoamine oxidase inhibitor).

Penanganan Mandiri

Langkah pertama untuk meningkatkan kualitas hidup dengan gangguan kepribadian avoidan ialah dengan mengenali gejala. Dengan memahami gejala tertentu yang dialami, pasien dapat mencari tahu cara mengatasinya bersama terapis.

Selain itu, dapat dipertimbangkan untuk meminta bantuan pada keluarga dan teman-teman dengan membuat mereka memahami kesulitan yang dihadapi.

Pasien juga dianjurkan melakukan perawatan diri sendiri, seperti menghindari melakukan hal-hal tidak sehat ketika menghadapi masa sulit, misalnya menggunakan obat, alkohol, merokok, atau menyakiti diri sendiri.

Untuk hasil terbaik, pengobatan hendaknya dikombinasikan dengan terapi. Pengobatan untuk orang dengan gangguan kepribadian avoidan menunjukkan hasil paling efektif ketika anggota keluarga terlibat dan mendukung.

Keluarga dapat ikut berperan dalam meyakinkan pasien untuk menghadapi situasi yang ditakuti secara perlahan dan dengan sikap suportif sehingga pasien dapat belajar menoleransi situasi[3, 4].

Pengobatan tidak akan mengubah kepribadian seseorang. Orang dengan gangguan kepribadian avoidan akan tetap pemalu dan masih mengalami kesulitan berinteraksi sosial. Namun pengobatan dapat mengurangi gejala dan membantu mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain[6].

Gangguan kepribadian avoidan tidak dapat dilakukan tindakan pencegahan. Meski demikian, mendapatkan penanganan sesegera dapat membantu mengatasi gejala dan kesulitan yang dialami orang dengan gangguan kepribadian ini[4].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment