Penyakit & Kelainan

Keracunan Jengkol: Penyebab, Gejala dan Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jengkol adalah salah satu jenis tanaman yang biasa diolah menjadi masakan yang unik namun sangat digemari sebagian penduduk Indonesia. Sayangnya, jengkol juga bisa menyebabkan keracunan.

Manfaat Jengkol

Jengkol sebenarnya adalah bagian dari kelompok sayur-sayuran. Bagian yang dikonsumsi dari tanaman yang memiliki nama Latin Pithecellobium jiringa ini adalah bijinya.

Jengkol bisa diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan masakan, misalnya gulai, rendang, semur, bahkan keripik. Beberapa orang bahkan senang mengonsumsinya secara mentah saat jengkol masih muda.

Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan, tanaman jengkol juga bisa digunakan sebagai obat. Kulit batang tanamannya, secara tradisional, digunakan untuk mengobati sakit gigi. Sedangkan daunnya digunakan untuk mengobati luka dan kudis. [1]

Bukan hanya enak, jengkol juga mengandung berbagai sumber gizi yang penting untuk tubuh, seperti karbohidrat, protein nabati, vitamin A, vitamin D, kalsium, besi dan fosfor. Kadar protein dalam biji jengkol (23,3 gram per 100 gram bahan) lebih banyak dari kadar protein dalam tempe (18,3 gram per 100 gram bahan). [1, 3]

Kandungan Racun dalam Jengkol

Yang perlu diwaspadai, selain dari semua kandungan bermanfaat yang sudah disebutkan diatas, jengkol juga mengandung asam jengkolat atau jengkolic acid yang merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur. [1, 2, 3, 4]

Unsur sulfur inilah yang menjadi penyebab timbulnya bau tidak sedap dari jengkol.

Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol bisa berbeda-beda, tergantung dari varietas dan usia bijinya. Biji yang masih muda relatif mengandung lebih sedikit asam jengkolat dibanding yang sudah tua.

Pada biji yang tua terdapat kandungan asam jengkolat sebanyak 1-2% dari berat bijinya. Sebutir biji jengkol mentah dengan berat 15 gram bisa mengandung sekitar 0,15 hingga 0,30 gram asam jengkolat. [1, 4]

Bila terlalu banyak dikonsumsi, asam jengkolat dapat membentuk kristal di dalam ginjal. Jika menumpuk, kristal ini akan menyebabkan sumbatan pada saluran kencing dan menimbulkan berbagai keluhan. [3, 4]

Bagaimana Seseorang Bisa Keracunan Jengkol?

Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga bisa memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol. Ini karena asam jengkolat yang terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif. [1]

Meskipun begitu, tidak semua orang yang mengkonsumsi jengkol akan mengalami keracunan, karena sesungguhnya faktor utama dari keracunan jengkol adalah daya tahan tubuh seseorang, dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol, jumlah yang dikonsumsi, atau cara memasaknya. [1, 4]

Seseorang yang mengkonsumsi jengkol ketika kondisi lambungnya asam akan lebih berisiko mengalami keracunan yang diakibatkan mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana asam. Kristal ini bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam suasana asam maupun basa.

Bila kristal telah menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing dan ginjal, maka ada kemungkinan kerusakan ginjal akan terjadi. Ini sebabnya asam jengkolat dikatakan bersifat toksik atau beracun terhadap ginjal. [1, 2, 3, 4]

Gejala Keracunan Jengkol

Seseorang yang mengalami keracunan jengkol, secara medis, disebut mengalami Djenkolism.

Keluhan tanda-tanda keracunan umumnya terjadi 5 hingga 12 jam setelah seseorang mengkonsumsi jengkol. Gejala yang timbul bisa termasuk: [1, 3, 4]

  • Nyeri perut yang hilang timbul disertai muntah
  • Kembung atau begah
  • Mual
  • Serangan kolik (nyeri perut yang sangat hebat dan mendadak)
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Disuria (gangguan berkemih)
  • Hematuria (terdapat darah dalam urin) akibat luka pada lambung, saluran kemih, atau ginjal karena tergores kristal asam jengkolat yang tajam

Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani, maka bisa terjadi gagal ginjal akut yang ditandai dengan: [1, 3]

  • Fase oliguri-anuria (urin yang keluar sangat sedikit hingga tidak bisa keluar samasekali)
  • Fase poliuria (urin keluar sangat banyak pada saat tertentu)

Bila urin diperiksa di laboratorium di bawah mikroskop, maka akan ditemukan hablur asam jengkolat yang berbentuk jarum runcing yang kadang-kadang menggumpal menjadi ikatan. Komplikasi akibat gagal ginjal tersebut bisa berakhir pada kematian. [1, 3]

Cara Mengatasi Keracunan Jengkol

Bila keracunan masih pada tahap ringan, dengan gejala nyeri pinggang dan perut, dan sudah segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan, maka umumnya dapat diobati dengan minum air yang banyak serta pemberian natrium bikarbonat 2 gram sebanyak 4 kali sehari melalui mulut hingga gejala hilang. [1]

Tetapi, bila gejala keracunan sudah memasuki tahap berat (oliguria, hematuria, anuria, atau tidak mampu minum), maka pasien harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Tindakan yang dilakukan di rumah sakit akan termasuk: [1, 3]

  • Bantuan Hidup Dasar (ABCs of Life Support) yang berupa pemberian bantuan nafas.
  • Pemantauan status cairan dan elektrolit pasien untuk mencegah kondisinya memburuk secara tiba-tiba dan berat.
  • Pemberian cairan melalui infus dan elektrolit, jika diperlukan, untuk mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan.
  • Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk mengeluarkan kristal asam jengkolat.
  • Jika terjadi gagal ginjal akut, maka pasien akan diberi natrium bikarbonat melalui infus dengan dosis yang disesuaikan dengan hasil analisis gas darah.

Cara Mencegah Keracunan Jengkol

Untuk mencegah terjadinya keracunan akibat mengkonsumsi jengkol, hal-hal berikut perlu diperhatikan: [1, 3]

  • Hindari mengkonsumsi jengkol saat perut kosong.
  • Jangan mengkonsumsi jengkol bersamaan dengan makanan/minuman lain yang bersifat asam.
  • Hindari mengkonsumsi jengkol yang masih mentah, sebaiknya dimasak dulu agar kandungan asam jengkolatnya berkurang.
  • Pendam biji jengkol dalam tanah sebelum diolah agar kandungan asam jengkolatnya berkurang.
  • Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi mereka yang ginjalnya bermasalah.

1. Sentra Informasi Keracunan Nasional, Badan Pengawasan Obat dan Makanan. BAHAYA KERACUNAN ASAM JENGKOLAT. Badan POM; 2013.
2. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. HUBUNGAN KONSUMSI JENGKOL DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIS DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2017. Jambi Medical Journal; 2019.
3. Ari Fahrial Syam MD,PhD, FACP. Jengkol Memang Enak Tapi Tetap Harus Waspada. Ikatan Dokter Indonesia; 2017.
4. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Pengaruh Pemberian Jengkol. Majalah Kedokteran Andalas; 2004.

Share