Kista baker adalah kista berisi cairan yang menyebabkan benjolan dan rasa tertarik di bagian belakang lutut. Nyeri akibat kista ini bisa semakin parah saat lutut diluruskan, digerakkan, atau saat digunakan beraktivitas.
Daftar isi
Kista Baker, juga disebut kista popliteal, biasanya berawal dari masalah pada persendian di lutut, misalnya arthritis atau cedeera pada tulang rawan. Kedua kondisi ini bisa menyebabkan lutut menghasilkan terlalu banyak cairan, yang akhirnya menjadi kista Baker. [1, 2, 3]
Meskipun kista Baker bisa menyebabkan pembengkakan dan rasa tidak nyaman, pengobatan pada kondisi yang menjadi akar permasalahannya biasanya akan membuat gejala-gejala kista mereda.
Pembengkakan akibat kista yang berisi cairan akan membentuk benjolan di bagian belakang lutut dan menyebabkan rasa tertarik dan membatasi gerak penderitanya. Kista ini akan terasa sakit bila lutut ditekuk atau diluruskan.
Walaupun kista Baker tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang, namun akan terasa sangat tidak nyaman dan jarang bisa pecah dengan sendirinya. Cairan dari kista juga bisa menjalar turun ke betis dan menyebabkan memar di sekitar pergelangan kaki. [3]
Cairan synovial adalah cairan bening yang terdapat di rongga-rongga dalam persendian lutut. Ia berfungsi sebagai pelumas untuk membantu kaki kita bergerak dengan lancar serta juga mengurangi gesekan antara bagian-bagian yang bergerak di area lutut.
Tetapi, kadang-kadang, lutut menghasilkan terlalu banyak cairan synovial ini sehingga mengakibatkan penumpukan cairan di bagian belakang lutut (popliteal bursa), dan akhirnya menjadi kista Baker. [1, 2, 3]
Kondisi ini bisa terjadi karena:
Karena lutut memiliki persendian yang rumit, ia jadi mudah mengalami cedera yang bisa menyebabkan peradangan yang berakhir pada kista. Kondisi ini sangat umum terjadi.
Penggumpalan darah juga bisa menyebabkan memar dan pembengkakan di bagian belakang lutut serta bagian betis. Dokter akan memeriksa pembengkakan ini untuk memastikan apakah penyebabnya adalah kista atau gumpalan darah. [3]
Pada beberapa kasus, kista Baker tidak menyebabkan nyeri dan penderitanya mungkin tidak sadar mereka memiliki kista tersebut. Namun, bila terjadi gejala-gejala, maka biasanya termasuk: [1, 2, 3]
Gejala-gejala ini bisa terasa semakin buruk setelah beraktivitas atau berdiri dalam waktu yang cukup lama.
Kista Baker seringkali bisa didiagnosa melalui pemeriksaan fisik.
Dokter akan memeriksa bagian lutut pasien dan merasakan pembengkakan yang terjadi disana. Jika ukuran kistanya kecil, dokter akan membandingkan lutut yang sakit dengan lutut yang sehat serta memeriksa kemampuan geraknya. [2, 3]
Namun, karena beberapa tanda-tanda dan gejala kista Baker bisa mirip dengan kondisi-kondisi lain yang sifatnya lebih serius, seperti penggumpalan darah, aneurysm, atau tumor, maka dokter mungkin juga akan melakukan tes pencitraan untuk memastikan penyebabnya. [2, 3, 4]
Tes pencitraan juga akan dilakukan bila ukuran kista membesar dengan cepat atau jika menyebabkan rasa nyeri yang parah dan/atau demam.
Tes-tes tersebut termasuk: [2, 3, 4]
Kadang-kadang kista Baker akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika ukurannya besar dan menyebabkan nyeri yang sangat, dokter akan menyarankan beberapa cara berikut sebagai pengobatan: [1, 2, 3]
Jika memungkinkan, dokter akan mengobati akar penyebab terjadinya kista. Jika dipastikan bahwa robek pada tulang rawan yang menyebabkan produksi cairan synovial berlebih, maka mungkin pembedahan akan disarankan untuk mengangkat atau memperbaiki robekan tersebut.
Kista Baker yang berhubungan dengan osteoarthritis biasanya akan membaik sejalan dengan pengobatan untuk arthiritis. Intervensi pembedahan jarang dibutuhkan. [2]
Jika dokter menentukan bahwa penyebab terjadinya kista adalah arthritis, maka pasien mungkin akan disarankan untuk melakukan langkah-langkah berikut di rumah: [1, 2, 3]
Mengobati penyebab kista sangat penting untuk mencegah kista terbentuk kembali. Sebagai peraturan umum, walau kista dibiarkan saja, ia akan sembuh dan menghilang begitu penyebabnya diobati.
Pada kasus yang jarang terjadi, kista Baker bisa pecah dan cairan synovial akan bocor ke bagian betis sehingga menyebabkan: [1, 2]
Tanda-tanda dan gejala ini sangat mirip dengan penggumpalan darah di vena pada kaki. Jika pembengkakan dan kemerahan muncul di betis, maka harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan tidak ada kondisi serius yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala tersebut. [2]
1. Todd J. Frush, MD, Frank R. Noyes, MD. Baker’s Cyst; Diagnostic and Surgical Considerations. SAGE Journals; 2015.
2. Mayo Clinic Staff. Baker's cyst. Mayo Clinic; 2020.
3. Corinna Underwood, Nancy Carteron, M.D., FACR. Baker’s (Popliteal) Cyst. Healthline; 2018.
4. Eric E. Ward, Jon A. Jacobson, David P. Fessell. Sonographic Detection of Baker's Cysts; Comparison with MR Imaging. American Journal of Roentgenology; 2001.