Mata kering adalah kondisi kesehatan yang umum terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia [1,2].
Bahkan terdapat sekitar 5 juta orang dewasa yang mengalami mata kering pada usia 50 tahun yang dipengaruhi oleh sindrom mata kering [2].
Namun sebenarnya, mata kering juga berisiko cukup tinggi bagi sebagian anak maupun remaja dan orang dewasa muda [1,3].
Karena mata kering adalah kondisi yang tidak sebaiknya disepelekan, ketahui penyebab mata kering pada remaja secara umum beserta cara menanganinya.
Daftar isi
Pada tahun 2018, sebuah hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 323 orang berusia 10-19 tahun mengalami mata kering dan telah melalui pemeriksaan [4].
Dari hasil pemeriksaan tersebut didapati bahwa timbulnya mata kering dan tingkat keparahan kondisi tersebut setara dengan kondisi mata kering yang umumnya terjadi pada orang dewasa (khususnya lansia) [4].
Faktor paling umum yang meningkatkan risiko remaja mengalami mata kering adalah menatap layar ponsel atau komputer yang terlalu lama [4,5].
Screentime yang terlalu sering menjadikan anak-anak remaja jarang berkedip karena fokus pada layar [4,5].
Karena jarang berkedip, mata tidak mendapatkan pelumas yang cukup sehingga menjadi kering [4,5].
Jarang berkedip sementara mata terus terpapar udara dapat menyebabkan lapisan luar mata menjadi tidak stabil [4,5].
Sebuah hasil survei tahun 2021 membagi dua kelompok remaja siswa menengah atas untuk sama-sama bermain ponsel pintar dalam waktu yang ditentukan [5].
Hasilnya, kelompok remaja yang memiliki waktu lebih lama (3 jam lebih dalam sehari) dan signifikan dalam bermain ponsel memiliki masalah pada matanya, salah satunya adalah mata kering [5].
Penanganan : Remaja baik di sekolah maupun di rumah akan sama-sama lebih banyak menatap layar komputer maupun ponsel.
Untuk menghindarkan anak dari mata kering berkepanjangan, remaja perlu tahu kapan seharusnya mengistirahatkan mata dan tidak memaksakannya.
Adanya kegiatan lain sebagai alternatif maupun selingan dari menatap layar komputer atau ponsel lebih dianjurkan.
Mata kering pada remaja juga bisa disebabkan oleh penyakit tertentu, termasuk penyakit autoimun.
Beberapa kondisi kesehatan mampu menyebabkan produksi air mata berkurang sehingga mata kering dan gejala lainnya turut menyertai.
Sejumlah penyakit tertentu yang dimaksud berkaitan dengan timbulnya mata kering antara lain adalah :
Sindrom Sjogren merupakan jenis penyakit autoimun yang lebih umum dialami orang dewasa usia lebih dari 40-50 tahun [6].
Namun, tidak menutup kemungkinan risiko penyakit ini cukup besar pada anak-anak maupun remaja [3,6].
Saat sistem imun secara keliru menyerang jaringan sehat pada tubuh, dalam kasus ini adalah kelenjar air mata dan air liur, maka sebagai akibatnya mata menjadi kering dan penderita mudah merasa haus [3,6].
Penyakit autoimun tiroid juga bisa terjadi pada remaja, terutama saat antibodi tiroid secara keliru membuat sistem imun menyerang jaringan dan otot sekitar mata [7].
Penderita penyakit Grave memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita gangguan autoimun tiroid ini [7].
Sarkoidosis merupakan jenis gangguan kesehatan yang bisa menyerang mata di mana kemudian hal ini disebut dengan sarkoidosis okular [8].
Biasanya, gejala sarkoidosis meliputi penglihatan yang buram, sensitivitas mata terhadap cahaya yang meningkat, dan timbul titik-titik atau garis hitam pada penglihatan (floaters) [8].
Namun, mata kering dan gatal juga bisa menjadi gejala yang turut menyertai, bersama pula dengan sensasi panas, nyeri dan kemerahan pada mata [8].
Skleroderma adalah kondisi ketika mata sangat kering dan kesulitan dalam menghasilkan air mata dalam kadar normal [9].
Akibatnya, mata akan sangat kering karena tidak terlumasi dengan baik [9].
Bila mata terus-menerus dalam kondisi kering, lama-kelamaan efeknya penglihatan menjadi buram disertai dengan risiko infeksi mata hingga kerusakan retina [9].
Penyakit Lupus juga merupakan jenis gangguan autoimun yang dikenal dengan istilah lain, Lupus eritematosus [10].
Penyakit Lupus merupakan jenis peradangan kronis di mana sistem imun tidak bekerja sebagaimana seharusnya [10].
Penderita penyakit ini umumnya mengalami timbulnya ruam pada batang hidung dan pipi yang berwarna kemerahan [10].
Namun pada sebagian penderita lainnya, mata kering adalah gejala yang bisa terjadi di mana produksi air mata menurun [10].
Remaja bermata kering juga bisa disebabkan oleh rheumatoid arthritis, terutama jika saat masih usia anak-anak sempat menderita uveitis (peradangan mata) [3,11].
Baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang mengalami rheumatoid arthritis bisa mengalami degenerasi kornea, glaukoma, hingga katarak dan kebutaan sebagai risiko komplikasi [3,11].
Remaja pada masa tumbuh kembangnya sebisa mungkin perlu memenuhi asupan nutrisi sebaik-baiknya.
Salah satu masalah yang terjadi ketika remaja mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin A misalnya, mata kering dapat terjadi [12,13].
Vitamin A adalah jenis vitamin larut lemak yang meningkatkan kesehatan mata sekaligus merangsang produksi air mata sebagai pelumas alami [13].
Penanganan : Mengonsumsi makanan kaya vitamin A dan memenuhi kebutuhan vitamin A tubuh setiap hari dapat dilakukan [13].
Atau, mengonsumsi suplemen vitamin A secara rutin sesuai dengan resep dokter dan aturan konsumsi juga dapat bermanfaat bagi mata [13].
Remaja yang minum obat tertentu dapat mengalami mata kering sebagai salah satu risiko efek samping obat [3].
Terdapat obat-obat tertentu yang menjadi penghalang bagi terproduksinya air mata secara memadai [3].
Obat flu seperti antihistamin, obat antidepresan, obat anticemas, obat tidur, diuretik, dan obat alergi adalah jenis-jenis obat yang dimaksud [3].
Penanganan : Umumnya dengan berhenti konsumsi obat tersebut, mata tidak akan kering lagi.
Namun, sebelum menghentikan pemakaian obat, konsultasikan lebih dulu dengan dokter supaya tidak terjadi bahaya bagi tubuh.
Mata kering pada remaja bisa disebabkan oleh rangkaian kemungkinan penyebab, segera periksakan ke dokter jika kondisi disertai gejala tidak wajar atau tidak nyaman lainnya.
1. Sara N. Frye, OD, MPH, FAAO & Catherine Crider. How To Treat Dry Eye Symptoms in Teens. Healthline; 2022.
2. American Academy of Ophthalmology. Eye Health Statistics. American Academy of Ophthalmology; 2015.
3. ABC Children's Eye Specialists. How Dry Eye Affects Children. ABC Children's Eye Specialists; 2023.
4. Masahiko Ayaki, Motoko Kawashima, Miki Uchino, Kazuo Tsubota, & Kazuno Negishi. Gender differences in adolescent dry eye disease: a health problem in girls. International Journal of Ophthalmology; 2018.
5. Marlyanti Nurrahmah Akib, Suryana Rannu Pirade, Siti Rukiah Syawal, Muhammad Miftah Fauzan, HasnahEka & Arifin Seweng. Association between prolonged use of smartphone and the incidence of dry eye among junior high school students. Clinical Epidemiology and Global Health; 2021.
6. Esen K. Akpek, MD, Vatinee Y. Bunya, MD, & Ian J. Saldanha, MBBS, MPH, PhD. Sjögren’s Syndrome: More Than Just Dry Eye. Cornea; 2020.
7. Grace Zhang, MD & S. Behring. What Is the Connection Between Thyroid Disorders and Dry Eye?. Healthline; 2021.
8. Sirichai Pasadhika, MD & James T Rosenbaum, MD. Ocular Sarcoidosis. Clinics in Chest Medicine; 2016.
9. Caterina Gagliano, Elisa Visalli, Mario Damiano Toro, Roberta Amato, Giovanni Panta, Davide Scollo, Giovanni Scandura, Salvatore Ficili, Giorgio Amato, Alessia Benenati, Roberta Foti, Giulia Malaguarnera, Giuseppe Gagliano, Raffaele Falsaperla, Teresio Avitabile, & Rosario Foti. Dry Eye in Systemic Sclerosis Patients: Novel Methods to Monitor Disease Activity. Diagnostics (Basel); 2020.
10. Mike Elvin & Sergio Schwartzman, MD. Eye Problems in Lupus. Hospital for Special Surgery; 2011.
11. Katherine E. Duncan, MD & Joanne Lewsley. Rheumatoid arthritis and the eyes. Medical News Today; 2022.
12. Saud A Alanazi, Gamal A El-Hiti, Abdulaziz A Al-Baloud, Mohamed I Alfarhan, Ammar Al-Shahrani, Abdulkareem A Albakri, Saad Alqahtani, & Ali M Masmali. Effects of short-term oral vitamin A supplementation on the ocular tear film in patients with dry eye. Clinical Ophthalmology; 2019.
13. Sade Meeks, MS, RD, Nutrition & Kirsten Nunez. Vitamins and Supplements for Dry Eyes. Healthline; 2021.