Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Matricaria discoidea merupakan suatu tumbuhan yang diklaim memiliki efek pencegahan terhadap infeksi parasit, membantu kualitasi tidur, menurunkan demam, meningkatkan imunitas tubuh, meningkatkan kesehatan
Daftar isi
Tumbuhan Matricaria discoidea merupakan tanaman tahunan yang termasuk dalam keluarga Asteraceae yang memiliki spesies kurang lebih 32.000 spesies. Sedangkan genus Matricaria memiliki sekitar 21 spesies.
Tumbuhan yang satu ini memiliki banyak nama seperti, Artemisia matricarioides auct, Chamomilla suaveolens (Pursh) Rydb, Lepidanthus suaveolens (Pursh) Nutt, Lepidotheca suaveolens (Pursh) Nutt, Matricaria matricarioides Auct, Matricaria suaveolens (Pursh) Buchenau, Santolina suaveolens (Pursh), dan Tanacetum suaveolens. Dikalangan bangsa barat sendiri terkenal dengan nama pineapple weed atau juga Matricaria discoidea, umumnya dikenal sebagai pineappleweed, chamomile liar, dan disc mayweed.
Namun, sebagian besar menyebutnya dengan gulma nanas. Sebutan ini dikarenakan bunganya yang ketika dihancurkan akan mengeluarkan aroma chamomille atau nanas.
Tumbuhan ini berasal dari Asia Timur laut, tepatnya di Estonia. Biasanya tumbuhan Matricaria discoidea ini tumbuh di ladang, kebun, ataupun di tepi jalan. Habitat tumbuhan Matricaria discoidea meliputi padang rumput berbatu, lumbung, tepi jalan masuk dan trotoar, area berkerikil di sepanjang rel kereta api dan jalan raya, dan area limbah cerah yang berbatu.
Pada umumnya, tumbuhan Matricaria discoidea ini dikenal sebagai teh herbal. Selain itu, terdapat juga beberapa kandungan senyawa penting di dalam tumbuhan Matricaria discoidea yang berguna bagi tubuh. [1,2]
Semua jenis tanaman, mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan yang sangat besar pasti mempunyai karakteristiknya masing-masing. Karakteristik ini terdiri dari bagian akar, batang, daun, bunga dan buah.
Sama juga halnya dengan tumbuhan Matricaria discoidea ini. Tumbuhan asli Estonia ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu tingginya yang biasanya tumbuh lebih sedikit tinggi sekitar 15 cm tetapi kadang juga tumbuh hingga 30,5 cm.
Batang tumbuhan Matricaria discoidea memiliki cabang yang rendah. Sedangkan daunnya sendiri rimbun dan letaknya bergantian serta dibagi beberapa kali hingga menjadi segmen yang sempit.
Kuntum cakram pada tumbuhan Matricaria discoidea bisa terbilang kecil dan berwarna kuning yang tersusun rapi dalam kepala berbentuk kerucut yang lebarnya kurang lebih 5 sampai 10 mm. Setiap kepalanya dikelilingi oleh beberapa bract yang tumpang tindih, yang didalamnya terdapat margin tipis.
Tanaman ini biasanya mekar dari awal musim semi hingga akhir musim gugur.[1,3]
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat pada matricaria discoidea:
Nama | Jumlah | Unit |
Pinene | 22.1 | % |
Camphene | 10.08 | % |
Limonene | 5.64 | % |
Cineole | 3.45 | % |
Linalool | 0.22 | % |
Borneol | 0.65 | % |
Terpinene | 1.6 | % |
Cymene | 0.31 | % |
Thujene | 0.34 | % |
Menurut tabel kandungan gizi diatas menunjukkan bahwa matricaria discoidea memiliki kanndungan limonene yang cukup tinggi di dalamnya dimana kandungan limonene ini dapat berguna sebagai pencegah menyebarnya sel kanker di dalam tubuh dengan mempengaruhi proses poliferasi sel kanker [1].
Setiap tumbuhan yang dapat dijadikan obat herbal pasti terdapat kandungan di dalamnya. Hal ini tak terkecuali juga bagi tumbuhan yang akrab disebut gulma nanas ini.
Kandungan senyawa di dalam tumbuhan Matricaria discoidea inilah yang menyebabkan tumbuhan ini menjadi obat herbal. Kandungan senyawa tersebut meliputi senyawa polifenol yang ditemukan pada bagian bunga tumbuhan Matricaria discoidea.
Senyawa polifenol yang ditemukan termasuk asam dikaffeoylquinic, asam klorogenat dan asam ferulic glikosida. Ditemukan pula quercetin galactoside dan apigenin acetylglucoside, malonylapigenin glucoside, serta luteolin, quercetin.dan glikosida apigenin.
Bahkan disebut sebut untuk penggunaan dari luar, perbungaan gulma nanas dapat digunakan sebagai pengganti tanaman berbunga Chamomile Jerman atau tumbuhan yang memiliki nama ilmiah C. recutita (L.) Rauschert. Hal ini karena ditemukan komposisi minyak ensesial yang agak mirip ditemukan diantara kedua tumbuhan keluarga Asteraceae tersebut, yaitu tumbuhan Matricaria discoidea dengan spesies Chamomille.
Untuk itu, tumbuhan Matricaria discoidea ini juga pada dasarnya dikenal sebagai tanaman bantalan minyak esensial.
Selain itu, dalam tumbuhan Matricaria discoidea juga ditemukan senyawa flavonoid utama sebagai kosmosin, glikosida luteolin, apigenin, isorhamnetin, quercetin, kaempferol, flavonoid cynarosid dan luteolin, dan coumarinsum belliferone.
Selain itu, juga ditemukan senyawa lainnya yang terdapat dalam tumbuhan Matricaria discoidea adalah herniarin. Senyawa ini diisolasi dari aerial bagian dari gulma nanas dan dinilai sebagai pemeran utama dalam tumbuhan ini.
Selama perkembangan kuncup bunga Matricaria discoidea juga terdapat kandungan cinarosid tertinggi.[4]
Walaupun disisi lain dikenal sebagai tumbuhan liar, ternyata tumbuhan Matricaria discoidea memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh. Tumbuhan asli Asia timur ini memiliki beberapa manfaat diantaranya:
Manfaat dari tumbuhan Matricaria discoidea salah satunya adalah untuk meredakan demam. Manfaat ini bisa didapat dengan cara meminum teh herbal dari tumbuhan Matricaria discoidea.
Teh herbal ini dipercaya dapat merangsang sistem kekebalan tubuh. Selain itu, juga dapat menyebabkan keluarnya keringat yang akan membantu mengeluarkan racun dari tubuh dan merangsang proses pemulihan.
Untuk itu, tumbuhan Matricaria discoidea ini dinilai mampu untuk meredakan demam.[5]
Manfaat selanjutnya dari tumbuhan Matricaria discoidea adalah sebagai analgestik. Seperti yang kita ketahui, analgesik merupakan jenis obat – obatan yang digunakan untuk meredakan nyeri.
Ternyata, tumbuhan Matricaria discoidea memiliki senyawa antipasmodik. Dimana senyawa ini dipercaya dapat meredakan nyeri tersebut.[5]
Selain bermanfaat sebagai analgestik, ternyata tumbuhan Matricaria discoidea memiliki manfaat lain. Hal ini masih erat kaitannya dengan senyawa antipasmodik yang terkandung dalam tumbuhan Matricaria discoidea.
Senyawa antipasmodik tersebut ternyata juga memiliki manfaat untuk dapat meredakan stres dan anxienty. Sehingga dapat menimbulkan efek tenang dan dapat mengurangi stres.[5]
Manfaat lain dari tumbuhan Matricaria discoidea adalah sebagai obat cacingan. Tumbuhan Matricaria discoidea dipercaya memiliki kandungan senyawa yang bersifat anghelmintik yang kuat.
Dimana senyawa tersebut berperan sangat baik dalam menghilangkan infeksi parasit atau yangs ering disebut dengan cacingan yang mungkin tinggal di dalam tubuh. Selain itu, tumbuhan Matricaria discoidea inipun dapat meningkatkan penyerapan nutrisi di dalam tubuh.[5]
Manfaat yang satu ini tidak kalah pentingnya dari manfaat sebelumnya, yaitu memperlancar produksi ASI. Tumbuhan Matricaria discoidea mengandung senyawa galactagogue.
Senyawa tersebut dapat membantu merangsang produksi ASI. Apalagi bagi ibu menyusui, hal ini merupakan salah satu hal yang penting dan perlu diperhatikan.
Meskipun begitu, tumbuhan Matricaria discoidea tidak disarankan pada ibu hamil. Namun, tumbuhan ini justru aman bagi ibu menyusui asalkan dalam batas wajar dan dosis yang tepat.[5]
Di satu sisi, tumbuhan Matricaria discoidea memang kaya akan manfaat bagi tubuh. Semua hal tersebut disebabkan oleh kandungan senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan Matricaria discoidea ini.
Terlepas dari manfaatnya, ternyata tumbuhan Matricaria discoidea juga memiliki beberapa efek samping. Berikut simak beberapa efek samping dari tumbuhan Matricaria discoidea :
Efek samping pertama yang mungkin timbul dari tumbuhan Matricaria discoidea adalah iritasi kulit. Meskipun terbilang efek samping yang ringan, namun efek samping ini juga perlu diwaspadai. Iritasi kulit tersebut dapat menyebabkan peradangan pada kulit, kemerahan dan gatal-gatal, terutama bagi orang-orang yang memiliki tipe kulit yang sensitif.
Hal ini biasanya terjadi ketika pemakaian minyak herbal. Untuk itu, sebaiknya oleskan sedikit minyak herbal ini ke bagian kulit. Lalu tunggu beberapa jam untuk melihat apakah terjadi reaksi atau tidak.
Jika terjadi reaksi, maka hentikan pemakaian minyak ini dan segera konsultasikan ke dokter. Namun jika tidak, lanjutkan pemakaian minyak herbal ini sesuai batas aman yang ditentukan. [5]
Efek samping lain yang dapat ditimbulkan dari tumbuhan Matricaria discoidea ini ialah alergi. Meskipun termasuk efek samping yang ringan, ada baiknya bila dipertimbangkan juga.
Alergi ini biasanya terjadi karena sebelumnya sudah memiliki riwayat alergi pas keluarga Asteraceae. Lebih tepatnya, alergi yang disebabkan karena bunga matahari atau sejenis aster.
Alergi ini biasanya bereaksi pada area tertentu, yaitu pada kulit, bibir, lidah, gusi, tenggorokan dan perut.[5]
Dalam penggunaannya sebagai ramuan tradisional yang telah dikenal bertahun-tahun, tentunya tumbuhan Matricaria discoidea ini memiliki beberapa tips penggunaan yang tepat. Agar kandungan senyawa di dalamnya dapat bekerja secara efektif dan bermanfaat bagi tubuh secara maksimal.
Berikut beberapa tips konsumsi dari tumbuhan Matricaria discoidea :
Teh herbal dari tumbuhan Matricaria discoidea sebenarnya sudah mudah didapatkan di pasaran. Untuk menyeduhnya sendiri cukup mudah, pertama ambil teh herbal kering sekitar sepertiga sendok makan.
Tuangkan sekitar 240 ml air panas. Biarkan selama 5 hingga 10 menit. Lalu saring bunga dari teh.
Setelah itu teh siap disajikan. Untuk mempermanis rasa teh dari tumbuhan Matricaria discoidea ini boleh ditambahkan madu. [4,5]
Selain teh herbal yang dikonsumsi dari bahan keringnya, teh herbal juga bisa diseduh dalam keadaan bunganya yang masih segar. Caranya tak kalah mudah dari cara yang sebelumnya, yaitu pertama ambil segenggam kepala bunga dan cuci bersih hingga kotorannya hilang.
Lalu, letakkan di dalam cangkir atau panci dan tuangkan air mendidih sekitar 240 ml di atasnya. Biarkan selama lima sampai sepuluh menit. Saring bunga dari teh dan teh siap disajikan.
Selain itu, kepala bunga Matricaria discoidea juga bisa dikonsumsi segar. Hal ini dikarenakan bunga Matricaria discoidea padat dengan nutrisi dan dapat memberikan dorongan energi sepanjang hari.
Namun perlu berhati hati, jangan sampai mengonsumsi bunga ini secara berlebihan karena dapat menyebabkan reaksi alergi. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam bunga ini termasuk myrcene, germacrene dan geranyl isovalerate, serta berbagai tanin dan glikosida.
Oleh karena itu, banyak orang yang memilih untuk mengonsumsinya dalam keadaan segar.[4,5]
Tumbuhan Matricaria discoidea dikenal sebagai ramuan tradisional yang mujarab. Walaupun penggunaannya relatif jarang, namun tumbuhan ini telah digunakan dan dimanfaatkan dalam dunia medis.
Selain itu, pasti terdapat tips penyimpanan tumbuhan Matricaria discoidea. Hal ini dilakukan agar tumbuhan Matricaria discoidea dapat digunakan dalam kurun waktu yang lama.
Berikut di bawah ini beberapa tips penyimpanan dari tumbuhan Matricaria discoidea :
Hal yang pertama dilakukan adalah memetik bunga dari tumbuhan Matricaria discoidea, caranya dengan memotong bagian kepala bunga Matricaria discoidea yang sudah berukuran besar. Petik hingga memenuhi setengah cangkir.
Lalu gantung bagian yang telah dipetik tadi di tempat yang sejuk dan kering. Selama 4-5 hari, saring kepala bunga Matricaria discoidea hingga kering dan rapuh.
Setelah kering, remukkan dengan jari bagian bunga dari tumbuhan Matricaria discoidea tadi. Diantaranya terdapat benih kecil. Lalu pisahkan antara bagian benih dan rerontokan bunganya.
Dari proses ini akan didapatkan 2,5 ons kepala biji bunga Matricaria discoidea. Terakhir simpan dalam wadah tertutup dan letakkan di tempat yang kering.[4]
1. Timothy F. Loomis, Chaomei MA, Mohsen Daneshtalab. Medicinal Plants And Herbs of Newfoundland Part 1 Chemical Constituents Of The Aerial Part of Pineapple Weed (Matricaria discidea). Volume 12, No. 4. Universitas Newfounland; 2012.
2. W Bond, G Davies, R Turner. The biology and non-chemical control of Pineappleweed (Matricaria discoidea DC.). 1-4. Garden Organic; 2007.
3. Helen Klein. pineappleweed (Matricaria discoidea DC.). 1-2. Alaska Nature Heritage Program; 2011.
4. Ain Raal, Tõnu Püssa, Janne Sepp, Birgit Malmiste, Elmar Arak. Content of Phenolic Compounds in Aerial Parts of Chamomilla suaveolens from Estonia. 6(8):1107 - 1110. Natural Product Communications; 2011.
5. Broza ŠARIĆ-KUNDALIĆ , Elisabeth FRITZ, Christoph DOBEŠ, Johannes SAUKEL. Traditional Medicine in the Pristine Village of Prokoško Lake on Vranica Mountain, Bosnia and Herzegovina. 78: 275–290. Scientia Pharmaceutica; 2010.