Daftar isi
Miana merupakan salah satu tumbuhan dari keluarga lamiaceaeini dan memiliki nama latin Culleus scutellarioides. Selain itu, miana juga memiliki nama lain di beberapa daerah di Indonesia, seperti sigresing dari Batak, Adong-adong dari Palembang dan Iler dari Jawa Tengah.
Miana merupakan tanaman yang seringkali dibudidayakan sebagai tanaman hias. Hal ini tak mengherankan karena warna daun dari miana yang cukup menarik disertai dengan bunga yang memiliki berbagai macam warna.
Selain digunakan sebagai tanaman hias, miana juga digunakan sebagai obat herbal dikarenakan memiliki kandungan gizi dan senyawa yang penting bagi tubuh [2,5].
Miana memiliki karakteristik yang cukup mudah untuk dikenali dan diketahui. Salah satu karakteristik tersebut ada pada bagian daunnya, yang mana daun miana memiliki dua warna yang berbeda dalam satu daun.
Pada bagian tengah daun berwarna ungu agak gelap sedangkan pada bagian pinggiran daun memiliki warna hijau terang. Daun miana merupakan daun tunggal dimana batang miana dapat tumbuh hingga 150 cm.
Batang miana masuk ke dalam kategori batang basah, dimana batang miana mengandung banyak air dan mudah patah [2,5].
Berikut kandungan gizi pada daun miana:
Nama | Jumlah | Unit |
Karbohidrat | 48.12 | g |
Gula | 4.74 | g |
Protein | 16.45 | g |
Asam Aspartik | 25.02 | mg |
Isoleucine | 2.61 | mg |
Leucine | 7.15 | mg |
Lysine | 4.45 | mg |
Vitamin A | 0.38 | mg |
Vitamin E | 2.93 | mg |
Vitamin D | 4.471 | mg |
Vitamin C | 0.11 | mg |
Tiamin | 0.03 | mg |
Pyridoxin | 0.01 | mg |
Riboflavin | 0.52 | mg |
Niasin | 0.52 | mg |
Miana memiliki kandungan gizi vitamin D yang lumayan tinggi, dimana fungsi dari vitamin D adalah terkait dengan pertumbuhan dan perkembang tulang pada tubuh [1].
Miana memiliki beberapa kandungan senyawa yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Salah satu kandungan senyawa tersebut adalah riboflavin yang merupakan salah satu dari jenis vitamin B.
Riboflavin memiliki manfaat yang lumayan komplek di dalam tubuh, salah satu manfaatnya adalah mengubah karbohidrat menjadi energi untuk disalurkan ke dalam sel-sel tubuh.
Selain itu, riboflavin juga memiliki manfaat yang dapat memberikan kesehatan pada mata. Riboflavin membantu mata agar mata tidak terkena penyakit rabun [1,2].
Miana memiliki beberapa macam jenis vitamin B di dalamnya yang memiliki masing-masing peranan untuk menunjang kesehatan tubuh.
Miana memiliki beberapa manfaat kesehatan yang baik untuk tubuh, dikarenakan di dalam miana terdapat kandungan gizi yang sangat banyak.
Berikut ini beberapa manfaat miana untuk kesehatan:
Wasir merupakan penyakit yang disebabkan karena pembuluh darah yang membengkak di dalam anus yang menyebabkan munculnya benjolan seperti bisul. Hal ini bisa disebabkan karena terlalu banyak duduk ataupun mengejang ketika BAB.
Kandungan senyawa seperti kalium, fenolik dan flavonoid dapat mengatasi wasir. hal ini dikarenakan ketiga senyawa tersebut dapat melancarkan peredaran darah di dalam pembuluh darah.
Fenolik dan flavonoid diketahui dapat menghancurkan endapat pada pembuluh darah yang disebabkan oleh kolesterol ataupun kalsium yang dapat menyumbat peredaran darah [2,5].
Fenolik dan flavonoid merupakan senyawa yang ada pada tumbuhan yang berperan dalam memberikan warna.
Miana juga memiliki senyawa yang dapat mencegah efek dari radikal bebas yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit pada tubuh. Beberapa senyawa tersebut, seperti senyawa fenolik dan flavonoid.
Kedua senyawa ini merupakan senyawa yang terdapat pada setiap tumbuhan dan merupakan senyawa yang bersifat antioksidan. Selain itu, di dalam miana juga terdapat vitamin A dan juga vitamin C yang dapat memperkuat imunitas tubuh [1,10]
Kandungan antioksidan pada tumbuhan miana juga sangat berperan dalam meberikan manfaat kesehatan untuk tubuh.
Salah satu manfaat lain dari miana adalah dapat menyembuhkan penyakit tifus. Penyakit tifus merupakan kondisi dimana tubuh terinfeksi oleh bakteri yang menyebabkan beberapa gejala yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Miana dapat menyembuhkan tubuh dari penyakit tifus karena memiliki kandungan senyawa antibakteri di dalamnya.Hal ini seperti yang dipublish oleh Journal Nutrition And Food Science, tahun 2013 dimana senyawa antibakteri tersebut diduga ampuh dalam membunuh bakteri penyebab penyakit tifus [2,3].
Tumbuhan miana juga berfungsi dalam mengurangi kadar gula di dalam darah. Hal ini dikarenakan tumbuhan miana memiliki kandungan polifenol dan magnesium di dalamnya.
Polifenol yang merupakan senyawa alami yang terdapat pada tumbuhan berwarna hijau, dapat mempengaruhi usus agar tidak menyerap terlalu banyak glukosa yang ada pada makanan, sehingga dapat mengurangi kadar gula di dalm tubuh.
Selain itu, kandungan magnesium di dalamnya juga berperan dalam merangsang pankreas untuk lebih banyak memproduksi insulin di dalam tubuh untuk mengubah glukosa menjadi energi [8,9]
Tumbuhan miana yang memiliki senyawa yang bersifat antibakteri di dalamnya dapat menyembuhkan beberapa gangguan pada saluran pencernaa. Beberapa gangguan saluran pencernaan tersebut, seperti tipes, diare atau infeksi bakteri lainnya.
Senyawa yang bersifat antibakteri dari tumbuhan miana akan membuat bakteri penyebab gangguan pada saluran pencernaan mati dan dikeluarkan dari tubuh agar tidak memperparah infeksi pada saluran pencernaan [3,7]
Miana selain sebagai tumbuhan hias karena daunnya yang berwarna indah juga berfungsi sebagai obat herbal yang memberikan manfaat kesehatan untuk tubuh.
Tumbuhan miana selain memiliki berbagai macam manfaat sebagai obat herbal, juga memiliki beberapa efek samping yang dapat menyebabkan timbulnya gejala pada tubuh.
Berikut beberapa efek samping pada miana:
Sebagai obat herbal tentu saja terdapat beberapa hal yang mungkin dapat mengalami ketidakcocokan antara senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan herbal tersebut dengan sistem pertahanan tubuh sehingga menimbulkan beberapa gejala alergi, hal ini tak terkecuali dengan miana.
Tumbuhan miana yang dijadikan sebagai obat herbal juga dapat mengakibatkan beberapa gejala alergi di dalam tubuh. Gejala tersebut, sepert ruam merah, gatal- gatal hingga sesak nafas.
Apabila hal ini terjadi, segera hentikan mengonsumsi obat herbal dari tumbuhan miana dan konsultasikan hal ini kepada dokter atau ahli medis yang lainnya [11]
Terlalu banyak mengonsumsi obat herbal dari miana juaga dapat menimbulkan beberapa efek samping lain, seperti batu ginjal. Batu ginjal merupakan kondisi dimana di dalam organ ginjal terdapat benda yang menyerupai batu dan dapat menyebabkan nyeri.
Kondisi ini dapat disebabkan dari kandungan senyawa di dalam daun miana, yaitu asam oksalat. Asam oksalat merupakan senyawa alami yang terdapat di dalam tubuh yang dapat berikatan dengan senyawa lain dan membuat senyawa yang tak dapat larut dan tak dapat di cerna.
Akibatnya, senyawa ini akan mengendap pada ginjal dan menyebabkan penyakit batu ginjal [12[.
Mengonsumsi miana sebagai obat herbal memang baik dan dapat memberikan manfaat kesehatan, namun jika berlebihan dapat memunculkan efek samping yang berbahaya pada tubuh.
Dalam menggunakan miana agar efektif dan juga agar kandungan gizi yang ada di dalamnya dapat bekerja secara maksimal dalam menjaga kesehatan tubuh diperlukan tips penggunaan yang tepat oleh miana.
Berikut ini beberapa tips dalam penggunaan miana:
Salah satu manfaat dari miana adalah menyembuhkan penyakit wasir dengan cara mengonsumsi secara teratur, yaitu 1x dalam sehari. Hal ini dikarenakan kandungan senyawa di dalam miana, yaitu sterol, flavonoid dan sterol di dalamya yang dapat menjaga kesehatan pembuluh darah.
Cara membuatnya pun cukup mudah. Siapkan daun miana yang akan digunakan dan cuci menggunakan air bersih yang mengalir. Siapkan juga 1 ruas kunyit, kupas dan bersihkan. Siapkan panci yang berisikan air di dalamnya dan masukkan daun miana dan juga kunyit.
Rebus ramuan obat herbal tersebut hingga mendidih dan berubah warna. Setelah mendidih, matikan api dan diamkan hingga dingin. Konsumsi air rebusasn daun miana 1x sehari untuk mengobati wasir [2,5]
Miana juga diketahui dapat menyembuhkan dan meredakan panas atau demam pada seseorang. Karena khasiatnya ini miana sering kali digunakan oleh orang-orang zaman dulu sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit ini.
Caranya pun sangat mudah, yaitu ambil bagian batang dan juga daun miana. Bersihkan dengan air yang mengalir hingga bersih. Siapkan panci yang berisi air dan masukkan batang dan daun miana ke dalamnya.
Setelah itu, rebus ramuan herbal tersebut hingga air mendidih dan berubah warna. Setelah mendidih matikan api dan diamkan ramuan agar dingin terlebih dahulu. Kemudian konsumsi ramuan herbal miana tersebut tidak lebih dari setengah gelas kecil untuk meredakan panas dan demam [2,3,6]
Daun miana juga dapat digunakan sebagai obat penyembuh batuk dan juga asma. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin C dan antioksidan di dalam daunnya mampu membunuh bakteri yang menjadi penyebab penyakit.
Cara membuat obat herbal daun miana cukup mudah, siapkan daun miana yang akan digunakan dan bersihkan dengan air yang mengalir. Kemudian, tumbuk daun miana hingga hancur dan tambahkan air panas kedalamnya.
Peras dan saring daun miana yang telah ditumbuk ke dalam gelas. Tambahkan madu ke dalamnya untuk mengurangi rasa pahit ketika dikonsumsi. Konsumsi ramuan ini 2x sehari pada pagi dan petang [6].
Dengan tips penggunaan miana seperti diatas diharapkan dapat membuat penggunaannya lebih efektif dan maksimal, serta mengurangi risiko dalam penggunaannya.
Miana yang merupakan salah satu tumbuhan hias yang juga digunakan sebagai obat herbal, memiliki beberapa bagian yang dapat digunakan sehingga diperlukan juga tips untuk menyimpan bagian-bagian dari daun miana tersebut.
Berikut ini beberapa tips dalam menyimpan miana:
Dengan menyimpannya dengan cara membekukan dapat mempertahankan kandungan gizi yang ada di dalam batang dan daun miana agar tidak berkurang.
Selain itu, menyimpannya dengan cara dibekukan akan membuatnya dapat lebih lama bertahan dalam keadaan kondisi segar. Yang terpenting apabila akan menggunakannya, rendam terlebih dahulu di dalam air untuk mengembalikan kesegarannya [3,4].
Yang lebih baik dalam menggunakan miana sebagai obat herbal adalah ketika bagian tumbuhan miana tersebut dalam keadaan segar, karena kandungan gizi yang masih lengkap.
1. Seham S. El-hawary, Rabie H. El-sofany, Azza R. Abdel-Monem. Phytochemical Screening, DNA Fingerprinting, and Nutritional Value of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng. Vol 4 Issue 30. Pharmacognosy Journal; 2012.
2. Phuong Ngoc Nguyen. Genetic, Molecular And Breeding Study Of Coleus (Solenostemon Scutellarioides L.) During Growth and Developments (L.). University of Florida; 2007.
3. Sayed Akhtiar Hussain, Tanveer Fatima Miano, Noor-un-Nisa Memon, Tahseen Fatima Miano and Mohammad Aslam Baloch. Growth Behavior of Coleus (Plectranthus scutellarioides L.) Cuttings In Relation To Light Emitting Diodes (LED) Intensities. Volume 7 Issue 1. Agrotechnology; 2018.
4. Resmi Mustarichi, Moelyono Moektiwardojo, Winda Apriani Dewi. Isolation, Identification, and Characteristic of Essential
Oil of Iler (Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br leaves. Vol. 9(11), 2218-2223. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research; 2017.
5. Manoj A Suva, Ankita M Patel, Neeraj Sharma. Coleus Species: Solenostemon scutellarioides. Inventi Rapid: Planta Activa; 2015.
6. Moelyono M. Wardojo, Sri Adi Sumiwi, Yoppi Iskandar, Devy Novinda, and Resmi Mustarichie. Antioxidant activity and phytochemical screening of Plectranthus scutellarioides L. leaves ethanol and water extracts by DPPH method. 9(1) Page No. 954. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences; 2018.
7. Verawati, Mimi Aria, Afdhil Arel and Efi Ryanto. Antioxidant activity and total flavonoid content of fractions of piladang
(Solenostemon scutellarioides (L) Codd) leaf extract. 8 (18):67-71. Der Pharmacia Lettre; 2016.
8. Aleksandra Kozłowska, Dorota Szostak-Wegierek. Flavonoids--food sources and health benefits. 68(2):79-85. Roczniki Państwowego Zakładu Higieny; 2014.
9. Deep Jyoti Bhuyan and Amrita Basu. Phenolic Compounds Potential Health Benefits and Toxicity. Chapter 2. Pancreatic Cancer Research Group; 2017.
10. Giuseppe Grosso, Roberto Bei, Stefano Marventano. Effects of vitamin C on health: A review of evidence. 18(3):1017-29. Frontiers in Bioscience; 2013.
11. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018.
12. Susan R Marengo, Andrea MP Romani. Oxalate in renal stone disease: The terminal metabolite that just won't go away. vol 4 no 7. Nature Clinical Practice Nephrology; 2015.