Rasa lelah, lemas dan sesak napas sebenarnya adalah gejala umum yang bisa terjadi pada banyak penyakit atau gangguan kesehatan. Untuk itu, sebelum mendiagnosa diri sendiri, kenali beberapa kondisi yang memungkinkan timbulnya dua gejala ini, kemudian periksakan diri ke dokter untuk memastikan apa yang terjadi.
Sel darah merah membantu mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi adalah kunci pada proses ini, tetapi kadang-kadang tubuh tidak mendapatkan cukup asupan zat ini dari makanan atau tubuh mengalami kesulitan menyerapnya. Keadaan ini kemudian bisa menyebabkan kondisi yang disebut anemia.
Selain sesak napas dan nyeri dada, penderita anemia juga merasa lelah, tidak bertenaga, dan pusing. Beberapa orang dengan kondisi ini juga kulitnya pucat dan tangan serta kakinya selalu terasa dingin. [1, 4]
Untuk mengatasi kondisi ini, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk mengonsumsi lebih banyak makanan dengan kandungan zat besi tinggi, seperti daging tanpa lemak, kacang-kacangan, sayuran daun hijau, minum suplemen zat besi, atau mengonsumso lebih banyak vitamin C yang akan membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi.
Pada kasus anemia yang berat, pasien mungkin membutuhkan transfusi sel darah merah.
Suatu parasit yang disebut cacing tambang bisa masuk ke tubuh saat kita berjalan tanpa alas kaki di tanah yang mengandung cacing ini atau minum atau makan sesuatu yang mengandung telur cacing tambang di dalamnya.
Begitu cacing tambang masuk kedalam tubuh, ia akan berkembang biak di usus dan makan dari darah. Lama kelamaan, tubuh akan semakin kekurangan sel-sel darah merah.
Akibat dari kondisi ini adalah timbulnya gejala-gejala seperti lemas, lelah, nyeri perut, diare, dan turunnya berat badan. Sel darah merah yang berkurang juga membuat napas menjadi sesak. [4]
Kabar baiknya, infeksi cacing tambang ini mudah diobati. Dokter akan meresepkan obat yang harus diminum selama beberapa hari untuk membunuh cacing yang telah bersarang di usus tadi.
Kondisi ini adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh atau kelainan sistem imun. Myasthenia Gravia menghalangi komunikasi antara syaraf dan otot sehingga otot-otot di seluruh tubuh akan menjadi lemah.
Sebagian besar penderita kelainan ini awalnya menunjukkan gejala di bagian mata. Kelopak mata akan tampak turun dan pandangan mereka menjadi berganda. Gejala-gejala lainnya termasuk kesulitan berbicara, menelan, bernapas, serta lengan dan tungkai yang lemas.
Pada beberapa orang, gejala-gejala ini akan hilang dengan sendirinya, tetapi sebagian besar membutuhkan obat untuk mengemballikan komunikasi antara syaraf dan otot. Beberapa pasien juga merasa lebih baik setelah dokter mengangkat kelenjar timus, yaitu bagian pusat dari sistem kekebalan tubuh. [4]
Jantung adalah otot yang berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Serangan jantung terjadi bila otot jantung tidak mendapat cukup asupan darah. Darah membawa oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Bila jumlah darah yang mengalir ke otot jantung tidak mencukupi, maka bagian yang terdampak bisa rusak atau bahkan mati. Kondisi ini berbahaya dan kadang-kadang mematikan.
Serangan jantung umumnya terjadi tiba-tiba, tetapi biasanya adalah akibat dari penyakit jantung yang telah berlangsung dalam jangka waktu lama. Biasanya, plak menumpuk di dinding bagian dalam pembuluh darah yang mengarah ke otot jantung. Kadang-kadang sepotong plak tadi, yang disebut gumpalan darah, pecah dan menyumbat pembuluh darah sehingga darah tidak bisa mengalir, dan terjadilah serangan jantung.
Pada kasus yang jarang terjadi, hal-hal seperti stress, aktivitas fisik yang terlalu berat, atau udara dingin bisa juga menyebabkan pembuluh darah mengerut dan mengurangi jumlah darah yang sampai ke otot jantung.
Beberapa gejala umum yang dialami saat serangan jantung terjadi termasuk: [1]
Serangan jantung adalah kondisi darurat yang harus segera dibawa ke UGD untuk diatasi sebelum menyebabkan kondisi yang fatal.
Sindrom ini adalah kelainan kronis yang ditandai oleh beberapa kondisi yang membuat tubuh tidak berdaya, termasuk kelelahan yang amat sangat. Gejala-gejala lainnya termasuk rasa lemas, kesulitan mengingat atau berkonsentrasi, insomnia, dan nyeri otot.
Sindrom kelelahan kronis bisa jadi sulit untuk didiagnosa serta sulit untuk dijelaskan. Namun biasanya diagnosis bisa ditegakkan bila pasien mengalami dua kriteria berikut: [2]
Gejala-gejala sekunder yang umumnya juga dialami penderita sindrom kelelahan kronis ini adalah nyeri perut, kembung, nyeri dada, batuk kronis, diare, pusing, mulut dan mata terasa kering, sakit telinga, detak jantung tidak teratur, nyeri rahang, mual, berkeringat di malam hari, sesak napas, kesemutan, dan berat badan turun. [2]
Melihat banyaknya gangguan kesehatan yang gejala-gejalanya termasuk kelelahan dan sesak napas, maka jika keluhan ini sudah mulai terasa maka sebaiknya segera diperiksakan ke dokter agar bisa dipastikan apa penyebabnya sehingga perawatannya bisa dilakukan seawall mungkin.
1. Brian Krans, Elaine K. Luo, M.D. Warning Signs of a Heart Attack. Healthline; 2020.
2. Marysia S. Tweet, MD, Kristen M. Polga, MD. 44-Year-Old Man With Shortness of Breath, Fatigue, and Paresthesia. Mayo Clinic Proceedings; 2010.
3. Melissa Conrad Stöppler, MD. Chronic Fatigue Syndrome Causes and Treatment. On Health; 2021.
4. Stephanie Booth, Nayana Ambardekar, MD. Surprising Causes of Breathlessness. Web MD; 2020.