Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Beberapa penyakit pada anak-anak dapat menyebabkan ruam merah setelah demam usai. Demam bukan merupakan suatu penyakit melainkan gejala bahwa terdapat reaksi sistem imun terhadap infeksi. Anak-anak lebih
Muncul bintik merah setelah demam umumnya rentan dialami oleh anak-anak, khususnya usia balita.
Jika hal ini terjadi pada anak, orang tua tidak perlu terlalu cemas karena biasanya ruam atau bintik merah usai demam wajar terjadi pada usia bayi, khususnya balita.
Para orang tua perlu tahu apa saja kemungkinan penyebab kemunculan bintik merah atau ruam yang baru muncul justru setelah demam turun pada si kecil.
Daftar isi
Fifth disease atau penyakit kelima yang juga dikenal dengan istilah erythema infectiosum adalah jenis infeksi virus yang disebabkan oleh Parvovirus B19 dan bersifat ringan [1,2,3].
Walau umumnya sering terjadi pada anak dengan penularan dan penyebaran virus melalui cairan dahak, air liur maupun udara ketika anak batuk dan bersin, penyakit ini dapat disembuhkan [1,2,3].
Penyakit ini berada di urutan kelima penyakit radang kulit umum yang menyerang anak-anak di dalam daftar klasifikasinya menyusul campak, rubela, cacar air dan roseola; oleh karena itu, penyakit ini dinamakan penyakit kelima [2].
Hanya saja, penyakit ini cenderung lebih berpotensi dialami oleh anak-anak usia yang lebih besar, yakni antara 5-15 tahun dengan gejala yang akan timbul 5-10 hari usai tubuh terpapar virus [2].
Gejala umum penyakit ini mirip dengan gejala flu dengan demam yang ringan namun kemudian setelahnya akan timbul ruam pada area wajah (terutama pipi) [3].
Ruam atau bintik merah dapat menyebar ke seluruh tubuh di berbagai area tubuh berbeda yang sebenarnya dapat pulih dengan sendirinya ketika daya tahan tubuh anak menguat kembali [2,3].
Hanya saja, anak penderita fifth disease berpotensi mengalami infeksi saluran nafas atas sehingga para orang tua perlu mewaspadainya [1,2].
Tidak hanya pada anak, orang dewasa sekalipun berpeluang terserang penyakit ini, dan akan sangat berbahaya apabila ibu hamil mengalaminya [1,2].
Walau dapat pulih dengan sendirinya, gejala fifth disease tetap berisiko memburuk, terutama pada ibu hamil dan anak yang memiliki riwayat anemia [1,2,3].
Roseola infantum merupakan jenis infeksi virus yang menyerang anak-anak, khususnya usia antara 6-12 bulan [1,4].
Meski demikian, remaja dan orang dewasa pun berpotensi mengalami roseola dengan tanda-tanda yang sama, yakni muncul bintik merah setelah demam [4,5].
Biasanya, gejala baru timbul sekitar 9-10 hari sejak terpapar virus di mana tanda-tandanya menyerupai gejala flu [4].
Penderita roseola akan mengalami penurunan nafsu makan, pembengkakan kelenjar getah bening, pilek, batuk, sakit tenggorokan, diare, hingga bintik-bintik merah pada kulit ketika demam sudah turun [4].
Bintik-bintik merah umumnya menyerang punggung, dada dan perut penderita, lalu menjalar hingga leher, wajah, lengan dan bahkan kaki [4].
Penyebab roseola sendiri adalah HHV-6 (human herpesvirus tipe 6) atau HHV-7 (human herpesvirus tipe 7) [4,5].
Penularan penyakit infeksi ini dapat melalui aktivitas bersin dan batuk di mana percikan cairan dari hidung dan mulut tersebar di udara yang berkemungkinan besar akan terhirup orang lain [4].
Berbagi penggunaan barang yang sudah terkontaminasi cairan tubuh penderita juga akan meningkatkan risiko tertular penyakit ini [4].
HFMD (Hand-Foot-And-Mouth Disease) juga dikenal dengan istilah flu Singapura dan tergolong sebagai salah satu jenis penyakit menular [6].
Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun dapat terserang penyakit yang disebabkan oleh Coxsackievirus A6 dan Coxsackievirus A16 [6,7].
Keduanya termasuk dalam kelompok enterovirus di mana kondisi ini bisa menyebabkan demam, sariawan, sakit tenggorokan, dan penurunan nafsu makan [6,7].
Ketika demam mereda, bintik-bintik merah kemudian akan muncul pada permukaan kulit, namun biasanya tidak terasa gatal.
Anak-anak dapat menjadi lebih rewel ketika mengalami hal ini, terutama jika di telapak tangan muncul juga lepuhan.
Penularan penyakit ini dapat terjadi ketika seseorang menghirup udara yang sudah terkontaminasi dengan cairan tenggorokan maupun hidung penderita yang bersin atau batuk [6,7].
Bahkan paparan cairan dari lepuhan kulit pun dapat menularkan infeksi ini.
Penggunaan barang pribadi bersama juga akan meningkatkan risiko penularan, seperti makan dan minum dari piring dan gelas yang sama dengan yang digunakan oleh penderita [6,7].
Mengatasi bintik merah usai demam dapat disesuaikan dengan penyebabnya.
Untuk mengetahui penyebab pasti kondisi gejala tersebut, penting untuk memeriksakan diri ke dokter.
Jika terjadi pada anak, maka orang tua perlu segera membawa anak ke dokter anak.
Temui dokter anak apabila anak mengalami demam tinggi, demam yang tak kunjung turun dalam beberapa hari, sakit tenggorokan, dan timbul ruam di sekujur tubuh berwarna kemerahan.
Ketika demam terjadi, maka acetaminophen atau obat penurun panas lainnya dapat digunakan. Acetaminophen juga berguna untuk mengatasi sakit kepala dan arthralgia [2.
Transfusi darah kemungkinan menjadi salah satu prosedur medis yang perlu ditempuh pasien, tergantung jenis kondisi yang dialami [2].
Untuk ibu hamil, segera periksakan diri ke dokter kandungan, menjalani USG dan sebaiknya berada di bawah pemantauan dokter [2].
Pada kasus roseola, khususnya roseola infantum, walau bersifat ringan pasien tetap perlu memperoleh banyak istirahat [4].
Agar demam, bintik merah, dan gejala lainnya cepat menghilang, jaga pola makan, gunakan antipiretik (ibuprofen atau acetaminophen), dan konsumsi banyak air putih [4].
Ruam justru biasanya tidak memerlukan penanganan khusus karena biasanya akan mereda dan memudar dengan sendirinya [4].
Menjaga kebersihan diri juga sangat dianjurkan agar penularan penyakit tidak semakin meluas [4].
Penyakit ini juga tergolong ringan dan membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari untuk gejala dapat benar-benar mereda [7].
Untuk demam dan nyeri biasanya pasien perlu mengonsumsi acetaminophen dan obat pereda rasa nyeri [7].
Minum air putih secara cukup juga akan menjaga tubuh terhidrasi dengan baik [7].
Sementara untuk bintik merah yang muncul setelah demam biasanya akan menghilang dengan sendirinya jika gejala lain membaik [7].
Meski tergolong ringan, apabila kemunculan bintik merah setelah demam tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter agar penanganan medis yang tepat dapat diperoleh.
1. Melanie Santos & Leah Campbell. When to Be Concerned by Rash After Fever in Toddlers. Healthline; 2016.
2. Sean Kostolansky & James R. Waymack. Erythema Infectiosum. National Center for Biotechnology Information; 2020.
3. Brenda L. Tesini , MD. Erythema Infectiosum (Fifth Disease; Parvovirus B19 Infection). MSD Manual; 2019.
4. Tessa B. Mullins & Karthik Krishnamurthy. Roseola Infantum. National Center for Biotechnology Information; 2020.
5. M Y Stoeckle. The spectrum of human herpesvirus 6 infection: from roseola infantum to adult disease. Annual Review of Medicine; 2000.
6. Kwai Peng Chan, Kee Tai Goh, Chia Yin Chong, Eng Swee Teo, Gilbert Lau, & Ai Ee Ling. Epidemic Hand, Foot and Mouth Disease Caused by Human Enterovirus 71, Singapore. Emerging Infectious Diseases; 2003.
7. Amanda M. Guerra; Emily Orille; & Muhammad Waseem. Hand Foot And Mouth Disease. National Center for Biotechnology Information; 2021.