Apakah Anda mengkhawatirkan berat badan bayi Anda yang meningkat secara tajam? Jika iya, bisa jadi bayi Anda mengalami obesitas. Obesitas pada bayi merupakan suatu kondisi seorang bayi memiliki berat badan berlebih. [1]
Walaupun bayi terlihat sehat dan lucu, Anda tetap perlu untuk konsultasi dengan dokter, sehingga berat badan bayi Anda tetap dalam batas aman. [2]
Daftar isi
Tidak ada gejala yang pasti untuk menandakan seorang bayi mengalami obesitas. Hal ini karena tidak semua anak memiliki berat badan yang berlebih. Bisa saja mereka memiliki kerangka tubuh yang lebih besar sehingga memiliki berat yang lebih tinggi. [3]
Cara untuk menentukan apakah seorang bayi mengalami obesitas adalah dengan melihat indeks massa tubuh (BMI) nya. Jika angka BMI bayi Anda melebihi dari standar, maka dapat dikatakan bahwa bayi Anda mengalami obesitas. [3]
Biasanya obesitas pada bayi disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Namun, genetika dan hormonal juga dapat menyebabkan obesitas pada bayi. Berikut beberapa penyebab umum obesitas pada bayi:
Ada banyak sekali makanan yang dikonsumsi bayi dengan kalori tinggi. Contohnya adalah makanan siap saji, permen, cemilan, atau minuman manis. [3]
Makanan di atas merupakan makanan kesukaan anak-anak, namun kalori yang terkandung di dalamnya sangatlah tinggi. [3]
Kurangnya gerakan pada bayi juga dapat menjadi penyebab obesitas. Hal ini karena mereka terbiasa untuk berbaring atau duduk untuk menonton tv. [3]
Faktor keturunan juga dapat menjadi penyebab dari obesitas pada bayi. Keturunan bisa saja berasal dari orang tua, nenek, kakek di keluarganya yang mengalami obesitas. [3]
Ekonomi juga dapat mempengaruhi obesitas pada bayi, karena keluarga yang memiliki ekonomi lemah sulit untuk memberikan bayi mereka makanan segar dan sehat. [3]
Kondisi medis sang bayi juga dapat berpengaruh terhadap berat badannya. Seperti misalnya mengidap hipertiroidisme, yang dapat menyebabkan obesitas. [3]
Pola hidup yang tidak sehat akan terus terbawa hingga sang bayi tumbuh menjadi anak-anak. Jika hal ini terjadi maka dirinya akan mengalami obesitas.
Obesitas memiliki banyak dampak negatif bagi sang anak, seperti:
Seseorang yang obesitas tinggi akan risiko terkena diabetes tipe 2. Hal ini juga berlaku bagi anak Anda. [4]
Bukan tidak mungkin bahwa diumurnya yang masih belia, mereka terkena kolesterol atau tekanan darah tinggi, bahkan keduanya. Dampak ini disebabkan karena pola hidup sehat sehingga terdapat penumpukan lemak di arteri. [4]
Akibatnya, arteri akan menjadi menyempit dan mengeras, dan kemudian hari dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. [4]
Obesitas pada masa kanak-kanan juga dapat menyebabkan nyeri dan cedera pada pinggul, lutut, dan punggung. Tentunya hal ini disebabkan oleh beban yang ekstra pada bagian tersebut. [4]
Tahukah Anda bahwa anak-anak yang obesitas lebih berisiko terkena asma? Bahkan yang lebih parahnya lagi, obesitas dapat menyebabkan sleep apnea. [4]
Penyakit hati ini tidak menimbulkan gejala apapun, namun sebenarnya terjadi penumpukan lemak di hati. Jika hal ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan jaringan parut serta kerusakan pada hati tersebut. [4]
Bayi yang gemuk memang terlihat lucu dan terlihat sehat, namun jika terlalu gemuk bukannya lucu yang muncul tapi berbagai macam penyakit. Ada banyak sekali penyakit yang dapat muncul pada sang bayi, dan tentunya akan berdampak pada masa depannya.
Jika bayi Anda mengalami obesitas, maka segeralah berkonsultasi ke dokter. Dokter akan memberikan perawatan sesuai dengan usia dan juga kondisi medis anak Anda. [3]
Biasanya perawatan yang akan diberikan adalah kombinasi dari perubahan kebiasaan makan anak serta peningkatan aktivitas fisik. Jika berbagai macam perawatan tidak berhasil pada anak Anda, maka bisa saja dokter menyarankan untuk operasi penurunan berat badan. [3]
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga berat badan bayi yang sehat, yaitu:
Cara pertama yang dapat Anda lakukan adalah memantau kenaikan berat badan saat Anda hamil. Kenaikan berat badan yang sangat cepat dapat memberikan efek peningkatan berat badan saat bayi Anda lahir. [2]
Jika saat lahir bayi Anda memiliki berat yang tinggi, maka bayi Anda dapat berisiko terkena obesitas baik itu saat anak-anak atau dewasa. [2]
Kegiatan menyusui menurut para ahli juga dapat mengurangi risiko terkena obesitas saat bayi maupun anak-anak. [2] Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan di 16 negara di Eropa.
Dari penelitian tersebut terlihat bahwa menyusui dapat mengurangi risiko obesitas anak hingga 25%. Sedangkan untuk anak yang tidak pernah disusui memiliki risiko 16% untuk mengalami obesitas. [5]
Jus bukanlah minuman penting bagi bayi Anda. Saat bayi Anda mulai masuk ke masa mendapatkan makanan pendamping asi (MPASI), alangkah lebih baik untuk mengenalkannya pada buah. [2]
Apakah Anda terbiasa menenangkan bayi dengan memberikannya susu formula atau ASI? Jika iya, maka Anda perlu mengurangi cara tersebut. [2]
Temukanlah cara lain untuk dapat menenangkan bayi seperti ciptakan suasana yang tenang atau sentuhan lembut. Dengan begitu bayi Anda tidak akan mengonsumsi susu terlalu banyak sehingga kalori yang masuk ke dalam tubuhnya tetap seimbang. [2]
American Academy of Pediatrics melarang anak-anak yang dibawah 2 tahun untuk menonton TV. Hal ini karena, semakin banyak anak Anda menonton TV, maka akan semakin tinggi risikonya untuk terkena obesitas. [2]
Kenapa seperti itu? Tentu saja jawabannya karena anak Anda akan menghabiskan hari dengan aktivitas yang tidak banyak bergerak. [6]
1. Barton D. Schmitt, MD. Overweight Infants. Gwinnett Pediatrics & Adolescent Medicine; 2021.
2. Jay L. Hoecker, MD. Infant and Toddler Health. Mayo Clinic; 2020.
3. Anonim. Childhood Obesity. Apollo Clinic; 2021.
4. Mayo Clinic Staff. Childhood Obesity. Mayo Clinic; 2020.
5. Anonim. Research On Overweight and Obesity Infant Health. Unicef; 2021.
6. Renee A. Alli, MD. Obesity in Children. Web MD; 2020.