Penyakit & Kelainan

5 Penyakit yang Ditularkan Melalui ASI

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

ASI atau air susu ibu menjadi makanan terbaik untuk bayi karena nutrisi yang terkandung di dalamnya. ASI selain mengandung nutrisi tinggi, juga sebagai antibodi pada bayi yang melindunginya dari berbagai macam penyakit. Pemberian ASI atau menyusui bayi baru lahir sangat baik untuk tumbuh kembangnya. [1]

Menyusui merupakan suatu hal istimewa yang bisa dirasakan oleh ibu pasca melahirkan. Akan tetapi, momen ini tidak semua ibu berkesempatan mendapatkannya. Ketika Anda sebagai ibu memiliki kondisi kesehatan tertentu yang mempengaruhi kesehatan bayi, maka Anda dilarang untuk memberikan ASI kepada bayi Anda. Hal ini dikhawatirkan penyakit yang di derita ibu akan menular kepada bayi Anda melalui ASI. [1]

Penyakit yang Ditularkan Melalui ASI

Ada beberapa penyakit menular lewat ASI, yang mana dapat menularkan bakteri atau virusnya kepada bayi sehingga pemberian ASI tidak diperbolehkan. Namun, ada beberapa penyakit menular yang masih aman untuk memberikan ASI dengan syarat tidak memberikan secara langsung atau diperah kemudian disimpan ke dalam botol susu[2].

Simak jenis-jenis penyakit yang bisa menular melalui ASI, di antaranya:

  • Infeksi HIV/AIDS

Penyakit HIV atau AIDS ini adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh atau sistem imun yang bisa menyebar melalui cairan tubuh, termasuk Asi. Penularan HIV melalui ASI ini disebut dengan penularan perinatal. [2,3]

Akan tetapi, ibu dengan kondisi HIV tetap diperbolehkan memberikan ASI kepada bayi baru lahir minimal 6 bulan hingga 12 bulan kedepan untuk menurunkan komplikasi prematuritas terhadap bayi yang baru lahir. Walaupun ibu yang hidup dengan positif terinfeksi HIV yang mendapatkan pengobatan terapi antiretroviral tetap tidak mengurangi risiko penularan virus ini. [3]

Cara terbaik untuk mencegah penularan infeksi HIV/AIDS ke bayi melalui ASI adalah dengan tidak menyusuinya. CDC merekomendasikan alternatif lain untuk bayi baru lahir yang tidak bisa mendapat nutrisi dari ASI bisa menggunakan alternatif lain susu formula atau ASI donor yang sudah di pasteurisasi. [3]

Hepatitis adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus. Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Penularan infeksi ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, ASI atau cairan tubuh lainnya. [2,4]

Seorang wanita yang terinfeksi hepatitis bisa menularkan virus kepada bayi saat proses kelahiran. Untuk mencegah infeksi virus ini, bayi harus diberikan vaksin  hepatitis B immuno globin (HBIG). Dosis pertama diberikan sebelum bayi keluar dari rumah sakit atau 12-24 jam setelah dilahirkan. [4]

Dan di usia 1-2 bulan bayi akan mendapat vaksin  kedua, dan dibulan ke 18, biasanya bayi akan mendapat vaksin dosin ketiga untuk mencegahnya virus hepatitis berkembang. Dan bayi harus dites setelah menerima rangkaian vaksin pencegahan infeksi selesai. [4]

Ibu dengan positif HBV tidak perlu menunda menyusui bayi hingga rangkaian vaksin selesai. Pemberian ASI bisa dilakukan setelah bayi mendapat vaksin pencegahan HBIG/HBV disesuaikan dengan kondisi ibu, dan hal ini adalah langkah awal pencegahan infeksi hepatitis B pada bayi melalui ASI. [4]

Tuberkulosis atau TBC menjadi salah satu infeksi yang bisa ditularkan melalui ASI. Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang pada paru-paru. TBC ini tidak hanya menginfeksi paru-paru, tetapi juga bisa menginfeksi ginjal, tulang belakang, dan otak yang bisa membahayakan tubuh. [5]

Wanita yang memiliki TBC aktif boleh memberikan ASI dengan syarat sudah mendapatkan pengobatan atau antibiotik. Akan tetapi, tidak dianjurkan memberikan ASI secara langsung (menyusui) kepada bayi. Namun, wanita dengan kondisi ini tetap bisa memberikan ASI-nya setelah diperah. Alternatif lainnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang baru lahir dengan memberikan donor ASI. [5]

Ibu dengan TBC yang tidak diobati saat melahirkan tidak diperbolehkan melakukan kontak fisik dengan bayi yang baru lahir sampai mendapat pengobatan agar tidak dapat menularkan bakteri. Konsultasikan pemberian ASI kepada bayi dengan dokter, jika Anda menderita tuberkulosis untuk mencegah penularan infeksi pada bayi. [5]

Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Herpes 1 (HSV-1) adalah virus yang menyebabkan luka dingin atau lepuh dibagian mulut atau bagian tubuh lainnya seperti pinggang. Sama halnya dengan HSV-1, herpes HSV-2 juga menyebabkan luka atau lecet, tetapi di area sekitar alat kelamin[6].

Kedua jenis herpes ini sebenarnya bukan ditularkan melalui ASI, tetapi ditularkan melalui kontak dari kulit ke kulit. Namun, jika ibu positif  herpes memiliki luka lepuh atau lecet dibagian payudara yang dekat dengan puting atau aerola, akan menularkan virus kepada bayi saat Anda menyusui. Sebaiknya Anda tidak menyusui bayi Anda terlebih dulu menunggu hingga luka lepuh berubah menjadi kering dan benar-benar bersih. [6]

Apabila Anda tetap ingin memberikan ASI, Anda bisa memompa ASI di payudara Anda dengan benar-benar menjaga ASI tidak terkontaminasi oleh bagian tubuh yang luka atau terkena herpes. Anda juga bisa mendukung pemberian ASI kepada bayi dengan donor ASI atau tambahan susu formula untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. [6]

  • Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi menular seksual (IMS) atau biasa disebut dengan penyakit menular seksual, seperti klamidia, gonorhea, sifilis, trikomoniasis, herpes genital dan lain sebagainya. Penyakit menular seksual ini, selain ditularkan melalui hubungan seksual juga bisa ditularkan saat melahirkan maupun menyusui [7]

Dari banyaknya jenis penyakit menular seksual ini, ada beberapa yang masih diperbolehkan untuk menyusui, dan sebagian tidak. Seperti HIV. [7]

Wanita yang menderita trikomoniasis diperbolehkan menyusui setelah 12 hingga 24 jam setelah mendapatkan antibiotik metronidazol. Jika Anda menderita gonorhea, atau sifilis Anda masih diperbolehkan menyusui bayi Anda dengan cara memompa ASI Anda menggunakan tangan yang bersih dan jangan sampai terkena luka, dan lakukan hal ini sampai luka yang Anda miliki sembuh. [7]

Penyakit-penyakit diatas merupakan jenis-jenis penyakit yang bisa ditularkan melalui ASI. Pemberian ASI pada bayi yang baru lahir sangatlah penting. Untuk itu, jika Anda terinfeksi salah satu penyakit diatas, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan serta rekomendasi yang baik untuk kesehatan Anda dan bayi Anda, serta mencegah penularan penyakit. [2]

1. Why is Breastfeeding Important for your Baby?, Healthy New York; 2015. Retrived on 15 March 2022
2. Serious Illnesses and Breastfeeding, American Academiy of Pediatrics; 2021
3. Human Immunodeficiency Virus (HIV) Breastfeeding, Centers for Disease Control and Prevention (CDC); 2022
4. Hepatitis B or C Infections, Centers for Disease Control and Prevention (CDC); 2021
5. Can Mothers with Tuberculosis Continue Breastfeeding?, Republic of Philipines: National Nutrition Council; 2021
6. Karen Miles, reviewed by Jennifer Thomas, M.D., IBCLC, FAAP, FABM, Breastfeeding and herpes, Baby Center. Retrived on 13 March 2022
7. Sexually transmitted infections, pregnancy, and breastfeeding, National Institute of Health: Office of Research on Women's Health. Retrived on 15 March 2022

Share