Kangkung merupakan tumbuhan yang tumbuh subur di seluruh kawasan Asia Tenggara, baik yang sengaja dibudidayakan maupun hanya dibiarkan tumbuh secara liar. Karena banyak ditemukan tumbuh bebas di perairan, kangkung menjadi tumbuhan yang tidak hanya kaya nutrisi dan vitamin namun juga rentan akan kandungan zat berbahaya.[1]
Seperti logam berat, timbal dan merkuri. Zat-zat ini yang dikhawatirkan akan menyebabkan keracunan jika kangkung tidak diolah melalui proses pemasakan yang memadai.[1] Hampir semua bagian tumbuhan kangkung dapat dikonsumsi, meski pada umumnya bagian ujung pucuk dan batang lunak yang paling sering dipilih untuk dijadikan olahan makanan.[2]
Kangkung tergolong salah satu jenis tumbuhan dengan masa hidup yang cukup panjang. Batang kangkung yang sudah dipotong saat panen dapat bertunas kembali dan mengulang siklus hidup seperti semula.[2]
Keistimewaan lain dari kangkung adalah karena kandungan vitamin A, vitamin C dan zat besi yang dimilikinya.[1] Sifat yang dapat bertahan hidup dengan mudah dan kandungan vitamin yang mempuni tidak langsung menjadikan kangkung sebagai makanan yang sepenuhnya aman tanpa efek samping.
Berikut beberapa kondisi kesehatan yang dikhawatirkan akan lebih memburuk jika mengkonsumsi sayuran kangkung :
Penyebab utama asam urat adalah ketika ada terlalu banyak zat urat yang menumpuk di dalam tubuh. Zat urat ini kemudian akan mengkristal dan menumpuk di persendian. Karena kondisi inilah sering timbul rasa sakit dan pembengkakan yang menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu.[3]
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terserang asam urat seperti[13]
Kadar asam urat dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh kandungan purin yang terdapat dari makanan yang dikonsumsi. Semakin tinggi kadar purin dalam suatu makanan, maka resiko pembentukan zat urat di dalam tubuh juga akan semakin tinggi.[4]
Ketika terserang asam urat bagian-bagian tubuh yang paling sering terdampak antara lain sendi, bantalan di sekitar sendi, selubung tendon, bahkan pada kondisi asam urat dengan tingkat keparahan yang tinggi dapat berdampak hingga menyebabkan kerusakan ginjal.[13]
Asam urat pada kondisi kronis dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius seperti darah tinggi, diabetes, penyakit ginjal dan batu ginjal hingga gagal jantung.[13]
Kangkung terutama pada bagian daun memiliki kadar purin yang sangat tinggi. Sehingga sangat tidak dianjurkan bagi pasien dengan riwayat asam urat untuk tidak mengonsumsi jenis sayuran ini demi menghindari penumpukan purin di dalam tubuh dan menurunkan resiko komplikasi menuju penyakit yang lebih berbahaya.[5]
Sayuran berdaun termasuk salah satu yang paling rentan terkontaminasi zat berbahaya. Karenanya sayuran ini hampir selalu digunakan dalam keadaan segar.[6] Hal itu pula yang menyebabkan kangkung dengan kandungan nutrisi yang dimilikinya kerap menjadi pilihan menu pemenuhan gizi.[7]
Kangkung tidak hanya kaya vitamin dan serat, namun juga memiliki kandungan magnesium yang cukup tinggi. Terutama yang paling banyak ditemukan pada bagian daun tanaman.[7]
Magnesium memiliki peran penting dalam protes metabolisme tubuh. Zat tersebut ikut berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh. Namun pada sebagian orang, magnesium dapat menjadi pemicu munculnya alergi kulit.[8]
Gejala yang mungkin terjadi ketika tubuh menunjukkan reaksi alergi pada magnesium dapat berupa[9]
Pasien dengan masalah intoleransi pada magnesium dengan kadar yang terlalu tinggi, sangat disarankan untuk memperhatikan kadar magnesium yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi, bahkan jenis obat yang digunakan dalam kondisi tertentu. Segera kunjungi pusat pelayanan kesehatan dan konsultasi dengan dokter jika muncul tanda-tanda alergi magnesium.[9]
Serat memiliki peran penting dalam mekanisme pencernaan. Serat diperlukan untuk mengatur penggunaan gula, mengontrol rasa lapar dan kadar gula darah oleh tubuh.[10]
Setiap orang memiliki kebutuhan serat yang berbeda dan sangat tergantung pada usia. Secara umum tubuh membutuhkan 20-30 gram serat setiap harinya. Dan kebutuhan ini dapat dipenuhi salah satunya dengan mengonsumsi sayuran yang kaya akan kandungan serat.[11]
Belakangan yang menjadi masalah tidak hanya ketika tubuh kekurangan asupan serat per hari, namun juga kondisi ketika ada terlalu banyak serat yang terkandung pada makanan dikonsumsi. Konsumsi serat yang berlebih juga dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan.[11]
Kangkung merupakan salah satu jenis sayuran dengan kandungan serat yang tinggi. Butuh waktu beberapa saat bagi tubuh untuk mencerna makanan ini begitu masuk ke dalam saluran pencernaan.[12]
Karena mekanisme pencernaan yang terlalu lama, sehingga terjadi penumpukan makanan di dalam tubuh. Kondisi ini lah yang menyebabkan munculnya masalah-masalah kesehatan seperti diare, sakit perut bahkan hingga demam.[12]
Beberapa gejala yang dapat menjadi tanda adanya masalah pencernaan akibat konsumsi serat yang terlalu banyak adalah kembung, kram pada bagian perut, dehidrasi, perubahan berat badan secara drastis, mual, penyerapan nutrisi yang tidak sempurna dan diare.[11]
Kangkung memang hampir selalu dapat ditemui setiap hari sebagai alternatif pilihan menu. Namun terlalu sering mengonsumsi jenis sayur ini serta dalam porsi yang berlebihan justru menggantikan manfaat yang dapat diperoleh menjadi berbagai resiko yang mengancam kesehatan.[1]
Meski bukan jenis makanan mewah, namun pengolahan kangkung harus dilakukan dengan cara yang higienis dan tepat, guna memastikan seluruh zat berbahaya yang mungkin terbawa selama proses pertumbuhan tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh tanpa menghilangkan kandungan vitamin di dalamnya.[1]
[1] Agneta Gothberg. Scholar. Accumulations of heavy metals in water spinach (Ipomoea aquatica) cultivated in the Bangkok region, Thailand. 2009.
[2] Anonim. Worldcrops.org. Water Spinach. 2022.
[3] Anonim. Cdc.gov. Gout. 2020.
[4] Rehab M. Hafez. Sciencedirect.com. Uric acid in plants and microorganisms: Biological applications and genetics - A review. 2017.
[5] S.G. Wildman. Cabdirect.org. The proteins of green leaves. 2. Purine, pentose, total phosphorus and acid-labile phosphorus of the cytoplasmic proteins of spinach leaves. 1949.
[6] S.K. Roy, A.K. Chakrabarti. Sciencedirect.com. VEGETABLES OF TROPICAL CLIMATES | Commercial and Dietary Importance. 2003.
[7] K.J. Umar. Scialert.net. Nutritional Composition of Water Spinach (Ipomoea aquatica Forsk.) Leaves. 2007.
[8] Joanna Blach, et all. Pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Magnesium in skin allergy. 2007.
[9] Anonim. Uofmhealth.org. Magnesium Chloride (injection). 2018.
[10] Anonim. Hsph.harvard.edu. Fiber. 2020.
[11] Danielle Dresden. Medicalnewstoday.com. How much fiber is too much?. 2018.
[12] Karthik Kumar. Medicinenet.com. Is Eating Spinach Every Day Good for You? Benefits & Side Effects. 2022.
[13] Anonim. Niams.nih.gov. Gout. 2020.