Bintik putih pada payudara atau dalam istilah lain yaitu milk blister merupakan bintik-bintik kecil berwarna putih pada area sekitar payudara yang menyerupai jerawat dan berisi cairan. Cairan ini biasanya berisi nanah sehingga akan menghalangi ujung saluran susu dan terasa nyeri apabila disentuh.
Umumnya, milk blister bukanlah suatu kondisi yang mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Akan tetapi, kondisi ini dapat mengganggu sebagian orang yang lain ketika menyusui bayinya [1].
Daftar isi
Milk blister terjadi ketika ada pertumbuhan atau jumlah zat lemak yang berlebih pada jaringan epitel. Hal ini mengakibatkan saluran susu menjadi tersumbat oleh jaringan tersebut sehingga menimbulkan peradangan.
Selain itu, beberapa penyebab lainnya yang memicu timbulnya milk blister adalah sebagai berikut :
Produksi ASI yang melimpah memang penting untuk mencukupi asupan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan si bayi. Namun, apabila ASI tersebut diproduksi secara berlebihan, akan menyebabkan terjadinya hiperlaktasi.
Hiperlaktasi adalah suatu kondisi ketika produksi ASI lebih banyak daripada yang dibutuhkan oleh si bayi dan biasa terjadi ketika tahap awal menyusui. Ketika tidak disertai dengan pengosongan payudara, hal ini menyebabkan saluran susu menjadi tersumbat sehingga menimbulkan milk blister di sekitar payudara [1].
Tekanan berlebih pada payudara dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu menggunakan pakaian atau bra yang terlalu ketat. Hal ini menyebabkan terjadinya gesekan dan produksi keringat yang berlebih sehingga area payudara mengalami ruam dan gatal-gatal yang berujung pada iritasi.
Iritasi tersebut mengakibatkan adanya pertumbuhan bakteri atau jamur yang memicu terjadinya infeksi pada area payudara. Pakaian atau bra yang terlalu ketat juga dapat mengakibatkan peredaran darah sekaligus saluran susu menjadi tersumbat sehingga memicu timbulnya milk blister.
Selain itu, penggunaan seatbelt, posisi tidur yang tengkurap, dan bayi yang mengisap puting terlalu dangkal juga menyebabkan tekanan berlebih pada payudara [1].
Ketika si bayi mengalami sariawan maupun infeksi jamur lainnya di mulut, kemungkinan si bayi akan menularkan jamur tersebut ketika menyusu sehingga menyebabkan area payudara terasa gatal, memerah, dan nyeri. Selain itu, keadaan payudara yang lembab dan tertutup dapat memicu pertumbuhan jamur.
Pemakaian pelembab atau obat luar secara tidak tepat pada area payudara juga menimbulkan infeksi yang mengakibatkan milk blister bermunculan [2].
Pelekatan merupakan suatu proses ketika si bayi memasukkan puting ke dalam mulutnya dan menghisap ASI dari payudara. Ciri-ciri bayi yang melakukan pelekatan dengan benar, antara lain mulut bayi terbuka lebar, dagu menempel ke payudara ibu, hampir seluruh area puting masuk ke mulut bayi, dan suara yang terdengar adalah suara menelan.
Ketika pelekatan dilakukan dengan benar, bayi terlihat tenang ketika menyusu serta area payudara tidak terasa sakit. Sebaliknya, jika pelekatan bayi tidak dilakukan dengan benar, ASI dalam payudara akan penuh dan menyumbat saluran susu sehingga menimbulkan adanya milk blister.
Selain itu, pelekatan bayi yang tidak dilakukan dengan benar juga menyebabkan area payudara menjadi lecet dan terinfeksi oleh jamur [2].
Ketika menyusui, seringkali terdapat permasalahan yang terjadi pada bayi. Bayi yang menempelkan puting ibunya ke dalam mulut dengan cara yang salah, kemungkinan memiliki masalah pada lidahnya.
Salah satunya adalah tongue tie, yaitu kondisi dimana lidah seolah-olah melekat pada mulut bagian bawah karena jaringan tipis penghubung lidah dan mulut berukuran lebih pendek dan tebal dari ukuran normal sehingga membatasi gerak lidah. Selain itu hisapan bayi yang kurang kuat, salah posisi ketika menyusui, dan tidak tuntasnya ibu ketika menyusui si bayi juga dapat memicu munculnya milk blister [2].
Sebenarnya, tidak ada pengobatan khusus yang dilakukan untuk mengatasi milk blister karena umumnya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Apabila terasa nyeri pada area payudara yang terdapat milk blister, ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu sebagai berikut :
Apabila masih terasa nyeri dan terdapat tanda-tanda infeksi, seperti demam, kemerahan, dan pembengkakan, segera periksakan diri ke dokter agar diberikan penanganan yang tepat. Konsultasikan dengan dokter tentang pengobatan dalam dan luar yang tepat untuk mengatasi rasa sakit pada area yang terdapat milk blister [3].
Wanita merupakan golongan yang paling rentan mengalami milk blister daripada pria. Hal ini terjadi karena struktur payudara wanita terdiri dari saluran susu, jaringan kelenjar, saraf, dan hormon yang mampu memproduksi ASI.
Umumnya, milk blister terjadi pada wanita menyusui yang memiliki produksi ASI melimpah, namun saluran susunya tersumbat karena beberapa faktor. Sementara itu, baik pria tulen maupun transgender memiliki kemungkinan kecil untuk mengalami milk blister karena adanya perbedaan struktur payudara dengan wanita, salah satunya tidak memiliki saluran susu [3].
1. Jacqueline C. Kent, Elizabeth Ashton, Catherine M. Hardwick, Marnie K. Rowan, Elisa S. Chia, Kyle A. Fairclough, Lalitha L. Menon, Courtney Scott, Georgia Mather-McCaw, Katherine Navarro & Donna T. Geddes. Nipple Pain in Breastfeeding Mothers: Incidence, Causes and Treatments. 12(10): 12247–12263. International Journal of Environmental Research and Public Health; 2015.
2. Sarah Obermeyer & Shima Shiehzadegan. Case Report of the Management of Milk Blebs. Volume 51, Issue 1, 83-88. Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing; 2022.
3. Anonym. Plugged Milk Ducts and Nipple Blebs. Pages 1-4. Von Voigtlander Women’s Hospital; 2017.