Penyakit & Kelainan

Penyebab Infeksi Kulit pada Anak dan Cara Mencegahnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Daya tahan tubuh anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Pada masa-masa awal perkembangan, seorang manusia memiliki kapasitas sistem imun yang terbatas [1]. Hal tersebut menyebabkan anak-anak lebih rentan terhadap virus, bakteri, jamur, parasit patogen, dan akhirnya penyakit-penyakit menular [1, 2]. Keadaan yang rentan ini berakibat pada meningkatnya tingkat morbiditas dan mortalitas anak-anak terhadap penyakit menular di seluruh dunia [3].

Salah satu penyakit yang tidak jarang menyerang anak-anak adalah penyakit kulit. Penyakit kulit dianggap sebagai masalah kesehatan utama yang menyebabkan penderitaan dan kecacatan bagi sebagian besar penduduk dunia, salah satunya adalah infeksi kulit [4]. Infeksi kulit merupakan kondisi di mana kulit atau jaringan di bawahnya diserang oleh kuman-kuman, seperti bakteri, virus, atau jamur, dan dalam beberapa kasus, parasit [5].

Gejala-gejala infeksi kulit bisa berupa munculnya nanah atau cairan pada luka, kerang kuning di atas luka, rasa nyeri yang kian parah, bengkak, demam, dll. Infeksi kulit bisa terjadi selama kulit mengalami kerusakan, entah itu akibat sayatan, tusukan, sengatan, potongan, ataupun gigitan sesuatu. [5]

Infeksi kulit ringan bisa disembuhkan di rumah dengan menggunakan obat-obatan biasa. Namun bila gejalanya semakin buruk, seseorang perlu meminta pertolongan tenaga medis. Apalagi bila terjadi demam yang melebihi 38 derajat celcius, mengalami sakit tak tertahankan, atau kemerahan/bengkak yang menyebar. [5]

Penyebab Infeksi Kulit pada Anak

  • Bakteri

Sebelumnya telah disebutkan bahwa sistem imun anak lebih lemah dibandingkan orang dewasa secara umum. Dengan demikian, anak lebih rentan terhadap bakteri. Infeksi kulit akibat bakteri dapat terjadi apabila bakteri masuk ke dalam kulit melalui folikel rambut atau melalui luka kecil/besar di kulit [6].

Luka tersebut bisa disebabkan oleh goresan, tusukan, luka bakar, sengatan matahari, gigitan hewan atau serangga, pembedahan, atau kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya. Sejumlah kegiatan juga bisa menjadi penyebab seorang anak terjangkit infeksi kulit akibat bakteri, misalnya: bermain lumpur, berkebun di tanah yang terkontaminasi, atau berenang di perairan yang tercemar. [6]

Jenis-jenis infeksi kulit, antara lain: impetigo, abses kulit, bisul, folikulitis, selulitis, erisipelas, infeksi luka, dan sebagainya. Ada banyak jenis bakteri yang menyebabkan infeksi kulit, tapi yang paling umum adalah bakteri Staphylococcus dan Streptococcus. [6, 7]

Impetigo adalah infeksi kulit akibat bakteri yang paling umum dialami oleh anak-anak. Impetigo disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus. Gejalanya berupa luka merah dan gatal yang pecah dan mengeluarkan cairan bening atau nanah selama beberapa hari. Korepong kuning akan timbul di atas luka, kemudian luka akan sembuh tanpa meninggalkan bekas. Ia adalah infeksi ringan yang bisa terjadi di bagian tubuh mana saja. [8]

  • Virus

Infeksi kulit akibat virus dapat terjadi ketika ada reaksi terhadap virus yang ada di dalam tubuh atau kontak virus dari luar tubuh ke permukaan kulit. Infeksi ini bervariasi dari yang ringan hingga serius, tapi biasanya tidak sampai mengancam nyawa [10]. Infeksi kulit akibat virus yang paling umum adalah cacar air, herpez zoster, moluskum kontagiosum, dan roseola [9].

Cacar air lebih sering dialami oleh anak-anak dibandingkan orang dewasa. Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV). Gejala cacar air berupa munculnya ruam-ruam kemerahan yang terasa gatal di permukaan kulit. Ruam ini berubah menjadi lenting berisi air yang bisa pecah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Beberapa penderita cacar air juga mengalami kondisi, seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan. [9]

Anak-anak yang mengalami cacar air kebanyakan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Gejalanya bisa diredakan dengan cara mengaplikasikan lotion gatal seperti kalamin, atau mengonsumsi paracetamol bila terjadi demam [9].

  • Jamur

Infeksi kulit akibat jamur sebagian besar tidak berbahaya dan bisa disembuhkan menggunakan krim anti-jamur. Gejalanya berupa ruam merah dan bersisik yang terasa gatal atau perih, atau bisa juga benjolan merah dan bengkak seperti jerawat dan bercak bersisik. Infeksi jamur seringkali berwarna merah terang dan areanya melebar di permukaan kulit. Bagian tepi ruam biasanya punya warna yang lebih intens. [11, 12]

Infeksi akibat jamur bisa terjadi di bagian tubuh manapun. Seseorang dapat mengalami infeksi jamur apabila kulit bersentuhan dengan jamur yang berbahaya di mana infeksi yang muncul berupa ruam. Infeksi bisa menular dari satu orang ke orang lain atau dari binatang ke manusia akibat kontak langsung. Jenis-jenis infeksi jamur, antara lain: kaki atlet, gatal di selangkangan, kurap, jamur kuku, dsb. [11]

Untuk kesembuhan yang lebih cepat, Anda bisa menggunakan resep dokter yang dosisnya kuat. Obat-obatan oral diperlukan bila infeksi yang dialami cukup parah. Seseorang memiliki resiko lebih besar terserang infeksi jamur apabila punya sistem imun yang lemah, kelebihan berat badan, memiliki riwayat penyakit diabetes, mencoba produk skin care baru, dan mudah berkeringat banyak. [11]

Cara Mencegah Infeksi Kulit pada Anak

  • Tumbuhkan Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Benar

Mencuci tangan dengan benar adalah cara yang paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi kulit. Ajarkan anak untuk terbiasa mencuci tangan memakai sabun sembari mengikuti tata cara cuci tangan yang baik dan direkomendasikan para ahli. [13]

  • Hindari Kebiasan Saling Meminjam Handuk

Infeksi kulit adalah kondisi yang mudah menular. Oleh karena itu, kebiasaan meminjam handuk sebaiknya dihindari untuk mengurangi resiko tertular infeksi kulit dari orang lain atau menularkan penyakit ke orang lain. [14]

  • Hindari Bersentuhan dengan Orang yang Mengalami Infeksi Kulit

Sebagian besar infeksi kulit dapat tertular hanya dengan bersentuhan. Berikan pemahaman kepada anak untuk lebih berhati-hati ketika berada di sekitar orang yang mengalami infeksi kulit untuk menghindari resiko tertular. [14]

  • Segera Bersihkan Luka

Bila anak mengalami cedera, seperti goresan, luka, atau gigitan hewan/serangga di permukaan kulit, disarankan untuk segera membersihkan area yang cedera tersebut. Basuh luka dengan air bersih yang mengalir.

1. Hill DL, Carr EJ, Rutishauser T, et al. Immune system development varies according to age, location, and anemia in African children. Sci Transl Med; 2020.
2. Simon AK, Hollander GA, McMichael A. Evolution of the immune system in humans from infancy to old age. Proc Biol Sci; 2015.
3. Anonim. Levels & Trends in Child Mortality: Report 2018, Estimates developed by the United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation. United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation; 2018.
4. Abolfotouh MA, Bahamdan K. Skin disorders among blind and deaf male students in Southwestern Saudi Arabia. Ann Saudi Med; 2000.
5. Angela Nelson & Stephanie S. Gardner, MD. Skin Infection. WebMD; 2021.
6. Wingfield E. Rehmus , MD, MPH. Overview of Bacterial Skin Infections. MSD MANUAL
Consumer Version; 2021.
7. Sukumaran V, Senanayake S. Bacterial skin and soft tissue infections. Aust Prescr; 2016.
8. Anonim. Impetigo: All You Need to Know. CDC; 2021.
9. Charankumal Singh Thandi,Lindsay Whittam. Diagnosis and management of common viral skin infections. Prescriber; 2021.
10. Dr Oliver Starr, Prof Cathy Jackson. Viral Skin Infections. Patient; 2017.
11. Anonim. Skin Fungus. Cleveland Clinic; 2020.
12. Debra Jaliman, MD. Fungal Infections of the Skin. WebMD; 2020.
13. Anonim. Preventing Skin Infections. New York State; 2022.
14. Anonim. Skin Infections: Prevention and Disinfection. Wisconsin Department of Health Service; 2019.

Share