Lentigo atau liver spots adalah suatu kondisi munculnya pigmen kecil atau bintik-bintik berwarna cokelat hingga hitam pada permukaan kulit yang normal. Bentuk lentigo bisa bervariasi, ada yang bulat, oval, atau tidak beraturan.
Ukurannya pun bermacam-macam dengan tekstur sedikit bersisik. Biasanya lentigo ditemukan di daerah yang sering terkena paparan sinar matahari, seperti pada wajah, leher, atau punggung tangan.
Lentigo muncul secara tiba-tiba dan ukurannya dapat bertambah besar seiring berjalannya waktu. Namun, pertambahan ukuran ini terjadi sangat lambat[1,2].
Pada orang lanjut usia, lentigo terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Berikut ini beberapa faktor yang menjadi sebab munculnya lentigo pada orang lanjut usia, antara lain:
Sinar ultraviolet adalah radiasi yang dihasilkan dari sinar matahari. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sinar matahari memiliki banyak manfaat bagi tubuh bila jumlahnya tidak berlebihan.
Namun, kelebihan paparan sinar matahari pada tubuh juga dapat menyebabkan dampak yang berbahaya mulai dari kulit terbakar hingga risiko kanker. Selain itu, paparan sinar matahari berlebih pada tubuh juga menjadi sebab munculnya lentigo, terutama pada orang lanjut usia.
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan lentigo karena radiasinya menyebabkan melanosit pada kulit berkembang biak. Melanosit adalah sel-sel yang memproduksi melanin sehingga memberi warna pada kulit, rambut, dan mata.
Semakin banyak melanin yang diproduksi dalam tubuh maka warna kulit akan semakin gelap, begitu pula sebaliknya, apabila melanin yang diproduksi dalam tubuh sedikit maka warna kulit akan lebih pucat. Oleh karena itu sinar ultraviolet menyebabkan produksi melanosit meningkat, maka terjadilah lentigo pada bagian tubuh yang terlalu sering terpapar sinar matahari.
Lentigo yang disebabkan oleh berlebihnya paparan sinar matahari disebut dengan solar lentigo. Lentigo jenis ini biasanya menyerang orang yang berusia di atas 40 tahun[2,3].
Terapi PUVA adalah terapi yang digunakan untuk mengobati psoriasis. Psoriasis adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan peradangan pada kulit.
PUVA sendiri memiliki kepanjangan psoralen ultraviolet A, A adalah spektrum panjang gelombang matahari dengan rentang 320-400 nanometer. Terapi ini dapat menyebabkan munculnya lentigo pada permukaan kulit karena menggunakan sinar ultraviolet dalam penerapannya.
Terlebih lagi terapi ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali melainkan berkali-kali, sehingga dapat memicu timbulnya lentigo[2].
Radioterapi atau terapi radiasi adalah salah satu cara untuk mengobati kanker yang ada pada tubuh. Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker, menghambat penyebarannya, mencegah kanker timbul kembali, dan membunuh tumor ganas.
Namun, radioterapi ini memberikan efek buruk bagi tubuh, salah satunya yaitu munculnya lentigo. Hal ini terjadi karena paparan radiasi sinar-X pada tubuh secara terus-menerus tanpa henti.
Lentigo yang muncul disebabkan karena efek radioterapi disebut radiation lentigo[2].
Tanning bed adalah proses menggelapkan kulit menggunakan sinar ultraviolet. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara berjemur di bawah sinar matahari secara langsung, tetapi dengan canggihnya teknologi yang ada saat ini proses tanning dapat dilakukan di dalam ruangan.
Alat canggih tersebut adalah tanning bed. Tanning bed umumnya digunakan oleh orang berkulit putih dengan tujuan untuk memperoleh warna kulit yang lebih gelap atau eksotis.
Proses tanning bed ini juga dapat menjadi pemicu terjadinya lentigo. Hal ini dikarenakan proses menggelapkan kulit dilakukan dengan bantuan sinar ultraviolet.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa paparan sinar ultraviolet berlebih dapat menyebabkan lentigo. Hal tersebut juga sama dengan yang terjadi pada proses tanning bed meskipun proses ini berlangsung di dalam ruangan.
Oleh karena itu, proses tanning bed dapat menyebabkan lentigo terutama pada orang berkulit putih. Lentigo yang disebabkan oleh proses tanning bed disebut dengan tanning bed lentigo[2].
Lentigo sebenarnya bukanlah kondisi yang berbahaya dan membutuhkan perawatan serius. Kondisi ini umum terjadi terutama pada orang lanjut usia.
Hal ini dikarenakan orang lanjut usia kemungkinan lebih banyak terpapar sinar matahari. Selain itu, lentigo juga merupakan tanda penuaan sehingga wajar bila terjadi pada orang lanjut usia.
Penderita lentigo dapat mengunjungi dokter apabila terjadi perubahan pada area yang mengalami lentigo. Hal ini dikarenakan perubahan tersebut dapat menjadi tanda atau gejala dari kanker kulit atau melanoma.
Sebaiknya segera hubungi dokter apabila mengalami perubahan-perubahan berikut ini pada penderita lentigo:
Apabila mengalami perubahan di atas, sebaiknya segera bawa penderita ke dokter agar mendapat perawatan yang tepat. Selain itu, hal ini dilakukan untuk menghindari bertambah parahnya kondisi yang diderita[4].
Lentigo sebenarnya dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, bahkan hingga orang lanjut usia sekalipun, baik yang berkulit putih maupun berkulit gelap. Meski dapat terjadi pada siapa saja dan semua jenis kulit, lentigo lebih banyak terjadi pada orang berkulit putih daripada orang berkulit gelap.
Tidak hanya itu, menurut penelitian lentigo banyak menyerang laki-laki daripada wanita, terutama bagi mereka yang banyak melakukan aktivitas di luar ruangan dan mendapat paparan matahari berlebih. Oleh karena itu, apabila menjalani aktivitas di luar ruangan sebaiknya gunakan sunblock atau tabir surya.
Hal ini bertujuan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari berlebih[2].
1. Bob Chan. Solar lentigo. DermNet NZ; 2014.
2. Robert A Schwartz, MD, MPH; Jason F Okulicz, MD, FACP, FIDSA; Sergiusz Jozwiak, MD, PhD; Michael J Wells, MD, FAAD; John G Albertini, MD; William D James, MD, and Neil Shear, MD. Lentigo. Medscape; 2021.
3. Mirna Situm, Vedrana Bulat, Marija Buljan, Zvonimir Puljiz, V. Situm, and Zeljana Bolanca. Senile Lentigo – Cosmetic or Medical Issue of the Elderly Population. 34 Suppl 2(Suppl 2):85-8. Collegium Antropologicum; 2010.
4. Mayo Clinic Staff. Age spots (liver spots). Mayo Clinic; 2020.