Psoralens : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Psoralens adalah obat yang dibuat dari tanaman. Obat ini menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap cahaya. Psoralens dapat berbentuk kapsul maupun larutan yang dapat dipakai berendam. Psoralens bekerja... dengan meningkatkan penyerapan sinar ultraviolet oleh kulit. Sinar ultraviolet ini dapat membantu penyakit seperti psoriasis dan vitiligo. Psoralens dapat diperoleh dari tumbuhan seperti lemon, seledri, cengkeh, atau jeruk purut. Karena psoralens akan meningkatkan sensitivitas kulit terhadap cahaya, maka dapat terjadi efek samping seperti sunburn, katarak, dan kanker kulit. Efek samping lainnya dapat berupa mual, muntah, gatal, dan ruam kulit. Read more

Bercak putih pada kulit dikarenakan atas kehilangannya melanin dan pigmen yang merupakan penyumbang utama pada kulit. Melanosit akan menghasilkan melanin yang akan dihamcurkan pada seseorang yang menderita vitiligo[1].

Vitiligo adalah penyakit kelainan autoimun, yaitu kondisi pada sistem kekebalan tubuh yang keliru dalam menargetkan dan melukai sel-sel spesifik[1].

Penyakit ini dapat membuat kulit mengalami perubahan kecil atau perubahan luas. Pada orang yang berkulit gelap, bercak dari vitiligo ini akan terlihat dengan jelas. Dan bagi orang yang berkulit terang, tidak akan terlihat nampak, tetapi di musim panas bercak ini akan terlihat karena tidak akan terpengaruh menjadi coklat, seperti kulitnya yang normal[1].

Fungsi Psoralens

Obat yang peka terhadap cahaya yang akan menyerap sinar ultraviolet (gelombang panjang – UVA) yang bertindak sebagai radiasi ultraviolet disebut dengan psolaren[2].

Psolaren di ambil secara oral juga dapat dioleskan, dengan keadaan pasien berendam di dalam bak mandi yang terisi dengan psolaren, lalu akan diterapkan dengan sinar UVA dalam mengatasi kondisi kulit[2].

Psoralen diindikasikan bersama dengan sinar ultraviolet (terapi PUVA) dalam pengobatan pada keadaan seperti vitiligo, psoriasis, eksim, dan juga masalah kulit yang berkaitan dengan limfoma tertentu[2].

Psoralen dengan UVA (PUVA) photochemotherapy akan mengarah pada respon fototoksik yang secara klinis menjadi menguntungkan dan telah digunakan secara terapeutik dalam berbagai dermatosis[3].

UVA (PUVA) efektif dalam psoriasis tipe plak kronis dengan potensi induksi remisi jangka panjang dalam bentuk terapi. Penggunaanya akan menjadi terbatas karena pemberian yang tidak praktis, ketersediaan modalitas alternatif, tosisitas akut, dan yang menonjol adalah risiko karsinogenesis[3].

Psoralen berasal dari ramuan polongan Psoralea, yang dapat menyebabkan sekresi klorida mengalami peningkatan yang berkelanjutan dan merupakan pengatur saluran klorida dengan sirkuit pendek[3].

Karena strukturnya mirip dengan kumarin, psoralen telah digunakan untuk mengobati kanker tertentu, yaitu termasuk limfoma sel T pada pasien AIDS[3].

Pemberian yang dilakukan dalam PUVA, harus tetap dalam kewaspadaan, dan akan tetap menjadi pilihan pengobatan yang layak dalam individu dengan penyakit yang bandel, gelapnya jenis kulit dan bentuk psoriasis yang sulit disembuhkan dan terlokalisasi, seperti pustulosis palmoplantar[3].

Penyakit yang Diatasi dengan Psoralens

Penyakit yang di atasi dengan psolarens yaitu:

  • Limfoma sel-T kulit
  • Psoriasis

Limfoma sel T kulit (CTCLs) termasuk dalam kelompok heterogen limfoma non-Hodgkin ekstranodal. Penyakit ini ditandai dengan infiltrasi kulit limfosit T monoklonal ganas[4].

Penyakit ini biasa menyerang orang dewasa di antara usia 55 sampai 60 tahun. Subtipe terpenting dari limfoma sel T kulit yaitu mycosis fungoides, sindrom Sézary, dan limfoma sel T perifer primer. Limfoma sel T kulit merupakan konsep rumit dalam hal etiopatogenesis, diagnosis, terapi, dan prognosis[4].

Kelainan kulit yang akan membuat sel kulit berkembang biak hingga 10 kali lebih cepat dari biasanya disebut dengan psoriasis. Psoriasis akan membuat kulit menumpuk dengan bercak merah yang bergelombang dan ditutupi dengan sisik putih[5].

Penyakit ini dapat tumbuh dimana saja, dan paling sering muncul pada kulit kepala, siku, lutut, juga pada punggung bawah. Penyakit ini tidak akan ditularkan dari orang ke orang. Psoriasis ini terkadang terjadi pada anggota keluarga yang sama[5].

Pada masa dewasa awal, psoriasis biasanya muncul, dan pada beberapa orang hanya akan memengaruhi beberapa area. Psoriasis bahkan dapat menutupi sebagian besar tubuh pada kasus yang parah. Sepanjang hidup, bercak dapat sembuh dan kemudian akan kembali lagi[5].

Gejala psoriasis bermacam-macam, dan akan tergantung pada jenis yang dimiliki. Beberapa gejala umumnya untuk psoriasis plak, jenis kondisinya antara lain[5]:

  • Plak kulit merah, sering tertutup sisik berwarna perak. Dapat menyebabkan gatal dan nyeri, bahkan terkadang pecah-pecah dan berdarah.
  • Gangguan pada kuku tangan dan kaki, juga perubahan warna dan lubang pada kuku. Kuku juga bisa hancur atau terlepas dari bantalan kuku.
  • Plak sisik atau kerak di kulit kepala.

Cara Kerja Psoralens

Psolaren di ambil secara oral juga dapat dioleskan, dengan keadaan pasien berendam di dalam bak mandi yang terisi dengan psolaren, lalu akan diterapkan dengan sinar UVA dalam mengatasi kondisi kulit[2].

Melalui methoxsalen yang bekerja dengan meningkatkan reaktivitas kulit terhadap sinar UV gelombang panjang. Obat ini akan mengikat secara kovalen ke asam deoksiribonukleat (DNA), sehingga akan membuat sintesis DNA menjadi terhambat dan menekan pergantian epidermis juga pembelahan sel. Dalam fotokemoterapi atau PUVA efek ini digunakan[6].

Onset obat ini kisaran 1 jam dengan bergantung pada formulasi oral dalam durasi sekitar 8 jam. Dari saluran gastrointestinal methoxsalen diserap dengan baik tetapi dengan bervariasi. Waktu konsentrasi plasma puncaknya kisaran 1-4 jam[6].

Distribusi obat ini akan diambil oleh sel epidermis, berdifusi menjadi lensa mata. Dengan pengikatan protein plasmanya terutama ke albumin kira-kira 75-91%. Dan sepenuhnya hampir dimetabolisme. Pengeluarannya melalui urin kisaran 95% dengan paruh waktu sekitar 0,75-2,4 jam[6].

Contoh Obat Psoralens

Psoralens tersedia dalam bentuk kapsul, dan obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Contoh psoralens dengan resep dokter termasuk[2]:

  • Methoxsalen

Dengan sifat fotoaktivasi, methoxsalen merupakan zat alami yang diisolasi melalui biji tanaman Ammi majus. Sebagai senyawa yang dikenal sebagai psoralens atau furocoumarins, tindakan yang tepat belum diketahui. Setelah fotoaktivasi, obat ini kemudian di amati dalam mengikat secara kovalen dan DNA ikatan silang[8].

Methoxsalen adalah salah satu anggota dalam golongan psoralens, dimana 9 posisi tersubstitusi oleh gugus metoksi. Obat ini diberikan secara topikal juga oral dan berhubungan dengan UV-A dalam mengobati fototerapi vitiligo dan psoriasis berat[8].

Methoxsalen berperan sebagai obat dermatologis, agen antineoplastik, agen fotosensitisasi, reagen ikatan silang dan metabolit tanaman. Yang merupakan anggota psoralens juga eter aromatik[8].

Efek Samping Psoralens

Psoralens dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari psoralens termasuk[7]:

  • Gatal, kemerahan
  • Mual
  • Merasa gugup
  • Masalah tidur (insomnia)

Methoxsalen tidak boleh digunakan apabila sensitif terhadap cahaya, juga apabila mengalami kerusakan pada lensa mata, dan juga bila pernah menderita kanker kulit. Obat ini dapat membahayakan penglihatan juga kulit. Setelah perawatan UVA diberikan, dalam waktu 48 jam harus menghindari sinar matahari[7].

Jangan biarkan kulit terkena sinar matahari sebelum perawatan UVA diberikan, setidaknya selama 24 jam sebelumnya. Hindarilah menggunakan tabir surya pada kulit yang akan di obati dengan terapi UVA. Dan sangat penting untuk memeriksakan mata sebelum menggunakan methoxsalen[7].

Methoxsalen bisa membuat konsentrasi plasma obat mengalami peningkatan oleh isoenzim CYP2A6. Juga dapat memunculkan efek aditif dengan agen fotosensitisasi sistemik atau topikal lainnya seperti antralin, tar batubara, dan asam nalidiksat[6].

Dengan makanan yang mengandung psoralen, contohnya saja peterseli, ubi, dan seledri dapat mengalami peningkatan risiko fototoksisitas. Juga dengan makanan peningkatan konsentrasi serum akan terjadi[6].

Psoralens telah dikaitkan dengan tingkat rendahnya dalam peningkatan enzim serum yang sementara selama terapi juga kasus langka dari cedera hati akut yang secara klinis akan terlihat[8].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment