Sindrom kleine-levine atau yang lebih dikenal dengan sebutan sindrom putri tidur merupakan salah satu kelainan neurologis langka di dunia. Sindrom tersebut membuat penderitanya dapat tertidur dalam jangka waktu yang cukup lama [1].
Seseorang mengalami sindrom kleine-levine ditandai dengan sejumlah gejala, mulai dari kebutuhan tidur yang berlebihan (hipersomnia) hingga perubahan perilaku. Kelainan ini dapat menyerang siapapun, terutama remaja laki-laki [1].
Dalam sebagian kasus Sindrom Kleine-Levine, gejala ini akan menghilang seiring waktu. Namun, gejala tersebut dapat muncul dan berulang kembali selama hidup [1].
Sejauh ini, penyebab dari Sindrom Kleine-Levine belum diketahui dengan pasti. Namun, terdapat sejumlah faktor yang diduga sebagai penyebab kelainan langka tersebut [1].
Berikut di bawah ini beberapa penyebab Sindrom Kleine-Levine [1]:
Kerusakan di bagian otak menjadi salah satu penyebab dari Sindrom Kleine-Levine. Para ahli menduga kerusakan tersebut terjadi di dua bagian di otak, yaitu talamus dan hipotalamus [1,2].
Kedua bagian tersebut terletak pada bagian diencephalon. Baik talamus maupun hipotalamus, sama-sama memiliki peran yang cukup penting dalam tubuh [1,2].
Talamus berfungsi untuk menyampaikan sejumlah informasi mengenai siklus tidur, kewaspadaan, dan juga kesadaran. Sedangkan hipotalamus berperan dalam mengatur fungsi fisiologi tubuh, seperti suhu, emosi, gairah seks, haus, lapar, tekanan darah, hingga detak jantung [1,2].
Apabila kedua bagian ini mengalami kerusakan, maka akan mengakibatkan gangguan pada tubuh. Salah satunya dapat meningkatkan resiko terkena Sindrom Kleine-Levine [1,2].
Kerusakan pada talamus dan hipotalamus dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor, penyebab paling umumnya ialah cedera kepala. Kerusakan pada kedua bagian ini juga dapat disebabkan oleh peradangan, kelainan genetik, gangguan kesehatan gizi, gangguan pembuluh darah, dan penyakit tertentu [1,2].
Selain dapat disebabkan oleh kerusakan di bagian otak, sindrom putri tidur juga dapat disebabkan oleh autoimun. Penyakit ini mengakibatkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehatnya sendiri [1,2].
Akibatnya, tubuh akan terjangkit penyakit dikarenakan sistem imun tubuh yang tidak dapat bekerja dengan baik. Beban pekerjaan yang berlebihan, faktor genetik, dan infeksi virus merupakan sejumlah penyebab dari autoimun [1,2].
Seseorang yang terkena sindrom ini dikarenakan autoimun biasanya akan mengalami sejumlah gejala awal. Beberapa gejala tersebut, seperti flu dan sakit tenggorokan, tonsilitis, dan gangguan pernapasan lainnya [1,2].
Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini akan berlanjut dan berdampak buruk pada tubuh [1,2].
Penyebab selanjutnya dari Sindrom Kleine-Levine ialah kelainan genetik. Menurut para ahli berpendapat bahwa kecenderungan genetik dapat menimbulkan kelainan yang satu ini [1,2].
Dalam beberapa kasus, seseorang yang mengalami Sindrom Kleine-Levine kemungkinan memiliki anggota keluarga lain yang terkena sindrom ini [1,2].
Sindrom Kleine-Levine dapat disebabkan oleh gangguan psikologis. Gangguan yang sering disebut dengan kelainan mental ini mempengaruhi pemikiran, perilaku, dan emosi penderitanya [1,2].
Gangguan psikologis disebabkan oleh berbagai hal, seperti kehilangan orang terdekat, peristiwa traumatik, penyakit tertentu, hingga kehilangan pekerjaan. Beberapa gangguan mental, seperti stres dan depresi dapat memicu terjadinya sindrom putri tidur [1,2].
Penyebab terakhir dari Sindrom Kleine-Levine ialah pengaruh alkohol. Mengonsumsi alkohol dapat mengakibatkan sejumlah gangguan pada tubuh [1,2].
Beberapa dampak negatif tersebut beragam, mulai dari kerusakan organ vital tubuh hingga koordinasi tubuh yang terganggu. Tak hanya itu, penggunaan alkohol juga dapat memicu timbulnya Sindrom Kleine-Levine atau sindrom putri tidur [1,2].
Sindrom Kleine-Levine termasuk ke salah satu penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, terdapat sejumlah cara untuk mengurangi gejala-gejala sindrom ini [3].
Berikut di bawah ini beberapa cara untuk mengatasi sindrom kleine-levine [3]:
Perawatan di rumah dapat dilakukan agar sindrom kleine-levine tidak bertambah parah. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan tersebut, meliputi [3]:
Menunda atau menghentikan kegiatan di luar rumah, seperti berkendara dan sekolah.
Menghindari alkohol dan kontak dengan orang yang sedang terserang penyakit.
Mengatur jam tidur yang konsisten selama gejala sindrom Kleine-Levine berlangsung [3].
Tak hanya perawatan di rumah, Sindrom Kleine-Levine juga dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan. Sejumlah obat-obatan tersebut berguna untuk mengurangi gejala tertentu yang muncul selama sindrom [3].
Jenis obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi Sindrom Kleine-Levine, seperti antidepresan, ampetamin, dan modafinil. Namun, penggunaan obat ini dapat menimbulkan efek samping sehingga dalam pemakaiannya harus disertai dengan resep dokter [3].
1. Mitchell Miglis, Christian Guilleminault. Kleine-Levin syndrome: A review. 19-26. Nature and Science of Sleep 6 (default); 2014.
2. M Pike, G stores. Kleine Levin Syndrome: a cause of diagnostic Confusion. 71: 355-357. Archives of Disease of Childhood; 1994.
3. Santosh Ramdurg. Kleine–Levin syndrome: Etiology, diagnosis, and treatment. 13(4): 241–246. Ann Indian Acad Neurol.; 2010.