Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Perikarditis adalah suatu kondisi peradangan pada perikardium, yaitu lapisan tipis yang mengelilingi jantung. Perikarditis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi virus, bakteri, jamur,
Perikardium adalah dua lapisan tipis yang mengelilingi jantung untuk mempertahankan posisinya. Inflamasi yang terjadi pada perikardium ini menyebabkan kondisi perikarditis. [1,2,3,4]
Jika inflamasi terjadi pada perikardium, kedua lapisan tersebut akan saling menggesek dan menyebabkan gangguan kesehatan. Apa saja efeknya dan bagaimana pengobatannya? [1,2,3,4]
Daftar isi
Gesekan yang terjadi antar perikardium jantung akan menyebabkan gejala gangguan kesehatan, antara lain:
Gejala utama dari perikarditis adalah sakit pada bagian dada. Sakit ini rasanya seperti menusuk tajam bagian dada yang datang secara tiba-tiba. Rasa sakitnya bahkan bisa menyebar hingga ke pundak dan leher penderita. [1,2,3,4]
Jika perikarditis terjadi karena infeksi, maka gejala yang akan dialami oleh penderitanya adalah demam ringan. Demam ringan ini terjadi karena virus, bakteri, jamur, atau parasit dan mikroorganisme lain yang masuk perikardium dan membuat tubuh bereaksi demam. [1,2,3,4]
Gejala berikutnya yang dapat dialami oleh penderita perikarditis adalah nafas terputus-putus. Nafas terputus-putus ini berkaitan dengan rasa sakit yang dialami di bagian dada. Jadi nafas terasa berat dan sulit dilakukan dengan normal oleh penderitanya. [1,2,3,4]
Perikarditis juga dapat menyebabkan detak jantung menjadi tidak normal. Hal ini disebabkan oleh cairan yang menghambat fungsi jantung, sehingga jantung menjadi sulit untuk memompa darah. Akhirnya kerja jantung menjadi lebih berat dan detaknya harus lebih cepat. [1,2,3,4]
Terakhir, kebanyakan perikarditis juga mengalami gejala berupa pembengkakan di bagian kaki. Hal ini disebabkan oleh terhambatnya peredaran darah menuju bagian-bagian tersebut.
Akhirnya terjadilah penggumpalan darah dan pembengkakan yang menyakitkan, khususnya di bagian kaki tersebut. [1,2,3,4]
Penyebab perikarditis sampai saat ini belum diketahui. Namun secara umum, penyebab perikarditis dapat dibedakan menjadi penyebab yang infeksius dan noninfeksius. [1,2,3,4]
Perikarditis yang infeksius disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit. Jenis perikarditis ini infeksius karena akan menginfeksi sampai ke perikardium. [1,2]
Namun selain karena infeksi, perikarditis juga dapat disebabkan oleh penyakit lain. Misalnya, perikarditis dapat disebabkan oleh masalah jantung, tumor di perikardium, autoimun, dan masih banyak lagi yang lainnya. [1,2,3,4]
Perikarditis yang disebabkan oleh infeksi seringkali lebih lambat terdeteksi. Berbeda dengan perikarditis yang terjadi karena penyakit tertentu yang terdeteksi saat dilakukan pemeriksaan. [1,2,3,4]
Kebanyakan penderita perikarditis tidak mengalami komplikasi yang membahayakan. Namun dalam beberapa kasus khusus dapat terjadi komplikasi yang dikenal dengan istilah perikarditis kronis. [1]
Jika perikarditis telah tergolong kronis, komplikasi berupa penumpukan cairan di antara dua lapisan tipis itu akan menyebabkan kondisi konstriksi perikarditis. Efeknya akan dirasakan pada kerja jantung. [1,3,4]
Jantung akan memiliki detak jantung yang tidak teratur. Darah juga menjadi sulit untuk dipompa dan diedarkan ke seluruh tubuh, hingga akhirnya terjadi pembengkakan di beberapa bagian tubuh. [1,3,4]
Dokter membutuhkan beberapa rangkaian tes untuk memastikan diagnosis perikarditis pada penderitanya. Jika gejala yang disampaikan pasien pada dokter sesuai dengan gejala perikarditis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. [1,2,3,4]
Pemeriksaan fisik ini dilakukan untuk menemukan apakah terjadi pembengkakan pada bagian perikardium. Selain itu, dokter juga akan meminta pasien melakukan X-ray pada bagian dada. X-ray akan menunjukkan bentuk jantung dan keberadaan cairan di sekitarnya. [1,2,3,4]
Selain X-ray, dokter juga bisa memanfaatkan MRI dan CT scan untuk manfaat yang sama. Jika dibutuhkan, dokter juga bisa meminta pasien melakukan tes elektrokardiogram (EKG) untuk mengetahui kenormalan detak jantung. [1,2,3,4]
Jenis pengobatan yang diberikan dokter pada pasien perikarditis berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, maka dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri tersebut. [1,2]
Namun karena penyebab perikarditis sangat beragam, maka jenis obat dan tindakan yang akan diberikan dokter juga menjadi sangat beragam. Berikut ini beberapa jenis obat dan tindakan yang dapat diberikan dokter sebagai pengobatan perikarditis:
Jenis obat yang satu ini biasa diresepkan oleh dokter untuk mengobati masalah inflamasi dan nyeri yang dirasakan di bagian dada pasien. Jenisnya bisa berupa ibuprofen atau aspirin, keduanya dapat mengatasi sakit dengan cepat. [1,2,3,4]
Kedua obat NSAIDs yang umum diresepkan ini, bisa dengan mudah di beli di apotek terdekat dengan lokasi pasien berada. Namun jika kedua obat tidak efektif mengatasi rasa sakit yang lebih kuat, dokter akan meresepkan obat lain yang lebih kuat. [1,2,3,4]
Jika kondisi perikarditis yang diderita pasien belum terlalu kronis, dokter tidak akan menyarankan penggunaan kortikosteroid ini. Namun ketika kondisinya sudah tidak dapat diatasi dengan obat lain, maka dokter akan meresepkan obat ini. [1,2,4]
Obat ini dapat segera meredakan berbagai gejala yang dialami oleh pasien. Namun akan menimbulkan efek samping seperti kenaikan berat badan, mudah berkeringat, dan perasaan berubah-ubah. [1,2,4]
Sama seperti kortikosteroid, kolkisin juga diberikan pada pasien perikarditis yang rasa sakitnya sangat kuat. Obat ini dengan cepat dapat segera meredakan rasa sakit dan mencegah terjadi kembali gejala berulang. [1,2,4]
Namun untuk perikarditis yang disertai penyakit ginjal atau liver, disarankan tidak mengonsumsi obat ini. Efek samping dari penggunaan obat ini adalah mual dan muntah, diare, serta sakit di bagian perut. [1,2,4]
Jika pengobatan tidak efektif untuk mengatasi berbagai gejala perikarditis, dokter akan melakukan tindakan operasi. Operasi yang akan dilakukan ada dua jenis, yaitu pericardiocentesis dan pericardiectomy. [1,2,3,4]
Pericardiocentesis adalah tindakan operasi untuk memasukkan selang kecil ke dalam perikardium. Selang ini akan digunakan untuk mengeluarkan cairan yang ada di perikardium dan menormalkan kembali inflamasi yang terjadi. [1,2,3,4]
Berikutnya, ada jenis operasi pericardiectomy yang dilakukan untuk mengangkat perikardium yang bermasalah. Operasi ini hanya akan dilakukan sebagai pilihan terakhir, jika upaya pengobatan lainnya memang sudah tidak lagi dapat menunjukkan hasil. [1,2,3,4]
Setelah melalui beberapa teknik pengobatan yang direkomendasikan dokter, penderita perikarditis dapat pulih kembali setelah dua minggu. [4]
Tidak ada cara khusus untuk mencegah perikarditis terjadi. Namun untuk meminimalisir resikonya terjadi kembali, pasien dapat memaksimalkan pengobatan yang dilakukan. Selalu ikuti panduan penjagaan kesehatan dari dokter agar tidak lagi mengalami gejala perikarditis tersebut. [1,3,4]
1. Marjorie Hecht & Dr. Payal Kohli, M.D., FACC. All About Pericarditis. Healthline: 2019.
2. Tim Newman & Gerhard Whitworth, R.N. Everything you need to know about pericarditis. Medical News Today: 2018.
3. Benjamin Wedro, MD, FACEP, FAAEM, Daniel Lee Kulick, MD, FACC, FSCAI, William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. & Charles Patrick Davis, MD, PhD. Pericarditis. MedicineNet: 2019.
4. Web MD Team & James Beckerman, MD, FACC. Heart Disease and Pericarditis.Web MD: 2020.