Daftar isi
Pulsatilla pratensis merupakan salah satu spesies tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Ranunculaceae. Dimana di dalamnya terdapat sekitar 43 genera dan terdiri kurang lebih dari 2000 spesies.
Tumbuhan yang berasal dari tengah dan timur Eropa ini, juga sering dikenal dengan nama Anemone pratensis dan bunga Pasque kecil. Saat ini, keberadaan Pulsatilla pratensis tergolong ke tumbuhan yang Terancam punah.
Untuk itu, beberapa negara di Eropa melakukan upaya pelestariannya. [2,3]
Sama halnya dengan spesies Pulsatilla lainnya, pulsatilla pratensis juga memiliki karakteristik yang hampir mirip. Pulsatilla pratensis merupakan tanaman herbal yang dapat tumbuh mencapai 8 hingga 40 cm.
Pembungaannya terjadi pada awal hingga pertengahan musim semi. Bunga pada pulsatilla pratensis berukuran 2 hingga 3 cm dan řberbentuk menyerupai lonceng.
Bunganya juga termasuk hermaprodit dan memiliki warna yang bervariasi, mulai dari ungu hingga ungu kehijauan. Semua daun dan bunganya ditutupi oleh rambut-rambut halus yang berwarna putih keperakan. [4]
Berikut ini kandungan gizi pada pulsatilla pratensis:
Nama | Jumlah | Unit |
Asam Kafeik | 0.02 | % |
Ruting | 0.1 | % |
Asam Ferulic | 1.7 | % |
Apigenin | 0.5 | % |
Luteolin | 1.5 | % |
Kuesertin | 3.2 | % |
Menurut data pada tabel kandungan gizi diatas menunjukkan bahwa pulsatilla pretensis memiliki berbagai macam kandungan gizi, salah satunya adalah kuesertin. Kuesertin merupakan salah satu kandungan gizi yang dapat sel kanker dikarenakan memiliki sifat sitotoksin di dalamnya.
Perlu diketahui bahwa sitotoksin merupakan sifat dari senyawa yang dapat membunuh sel kanker dan menghentikan proses penyebarannya [1].
Dibalik beragam manfaat dari obat herbal, tentunya memiliki kandungan senyawa di dalamnya. Tak terkecuali bagi tumbuhan yang satu ini.
Pulsatilla pratensis memiliki berbagai kandungan senyawa, meliputi fenolik, flavanoid, asam hidroksisinamat, kumarin, dan turunannya. Senyawa-senyawa itulah yang memberikan manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh.
Salah satunya, senyawa seskuiterpen lakton di dalamnya dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah menstruasi. [1]
Pulsatilla pratensis memiliki berbagai kandungan senyawa penting di dalamnya, meliputi fenolik, flavanoid, asam hidroksisinamat, kumarin, dan turunannya.
Kandungan senyawanya yang beragam membuat manfaat kesehatan pada pulsatilla pratensis juga beragam. Untuk itu, pulsatilla pratensis digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit yang membahayakan tubuh.
Berikut di bawah ini beberapa manfaat kesehatan pada pulsatilla pratensis:
Sejak dahulu, pulsatilla pratensis memiliki peran yang cukup besar dalam pengobatan tradisional. Hal ini tentunya dikarenakan berbagai manfaatnya yang terkandung di dalamnya.
Salah satu manfaat dari pulsatilla pratensis ini ialah sebagai anti inflamasi. Dimana, anti inflamasi atau yang lebih sering disebut sebagai antiradang ini dapat mengurangi rasa nyeri.
Pada pulsatilla pratensis ini dipercaya memiliki aktivitas anti inflamasi yang cukup baik. Hal ini dikarenakan pada ekstrak metanol pulsatilla pratensis dinilai dapat menghilangkan radikal hidroksil yang dihasilkan dalam sistem reaksi tipe fenton.
Oleh karena itu, tak ada salahnya jika menjadikan pulsatilla pratensis sebagai anti inflamasi yang baik. [4,7]
Pulsatilla pratensis memiliki sifat sebagai anti inflamasi dengan cara menghilangkan radikal hidroksil yang dihasilkan dalam sistem reaksi tipe fenton.
Selain memiliki manfaat sebagai anti inflamasi, pulsatilla pratensis juga mempunyai manfaat sebagai anti kanker. Dimana, anti kanker atau yang sering disebut obat sitostatika ini merupakan suatu obat yang digunakan untuk menghambat atau membunuh mekanisme proliferasi sel kanker.
Hal tersebut dikarenakan pada pulsatilla pratensis ditemukan adanya senyawa berupa saponin. Senyawa itulah yang mengakibatkan tumbuhan yang satu ini menginduksi penghentian siklus sel.
Selain itu, tumbuhan ini mampu meningkatkan aktivitas kekebalan tubuh atau apoptosis sel kanker. Sementara senyawa pendukung lainnya membantu menghambat proliferasi, invasi, angiogenesis, dan metastasis, atau membalikkan resistensi multi-obat sel kanker. [6,7]
Manfaat lain dari pulsatilla pratensis ialah sebagai anti fungal. Sama seperti namanya, anti fungal merupakan suatu golongan obat memiliki sifat sebagai fungisida atau fungistatik yang dapat digunakan untuk mengobati dan mencegah mikosis seperti kutu air, kurap, kandidiasis, infeksi sistemik serius seperti meningitis kriptokokus, dan lain-lain.
Untuk itu, pulsatilla pratensis dipercaya mampu mengobati berbagai penyakit pada kulit. Jadi, tak ada salahnya jika menjadikan tumbuhan yang satu ini sebagai alternatif untuk mengobati penyakit kulit tersebut.
Dalam penggunaannya, obat herbal yang satu ini harus disertai dengan resep dokter. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dosis yang akurat sehingga mengurangi timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan. [7]
Selain memiliki beberapa manfaat yang telah dijelaskan sebelumnya, pulsatilla pratensis juga memiliki manfaat lainnya, yaitu dapat mengatasi masalah menstruasi. Hampir setiap wanita pastinya mengalami masalah menstruasi, mulai dari siklus menstruasi yang tidak teratur, nyeri pada awal menstruasi hingga munculnya sindrom pramenstruasi atau PMS.
Hal ini sangat umum terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti hormon dan pola hidup. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan pulsatilla pratensis.
Hal ini karena dipengaruhi oleh zat aktif biologis yang terdapat di dalamnya, terutama senyawa seskuiterpen lakton. Tumbuhan yang satu ini juga dipercaya memiliki afinitas khusus untuk sistem hormonal sehingga membantu mengembalikannya ke keseimbangan.
Oleh karena itu, pulsatilla pratensis dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang terjadi saat menstruasi. Namun, penggunaannya harus digunakan dalam dosis yang kecil. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanannya dan mecegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk itu, gunakanlah obat herbal yang satu ini dengan dosis yang tepat. [4,5]
Pulsatilla pratensis dapat mengatasi berbagai masalah mestruasi karena dipercaya memiliki afinitas khusus untuk sistem hormonal sehingga membantu mengembalikannya ke keseimbangan.
Manfaat terakhir dari tumbuhan yang memiliki nama lain Anemone pratensis ini yaitu dapat meredakan sakit kepala. Kondisi ini ditandai dengan rasa tidak nyaman yang timbul di area kepala atau leher.
Sakit kepala bisa juga disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit, seperti kurang tidur dan kelelahan. Sakit kepala ini pun beragam, mulai dari migrain hingga sakit kepala yang disertai ketegangan.
Namun, kondisi tersebut dapat diatasi dengan pulsatilla pratensis. Hal ini dikarenakan kemampuan tumbuhan ini yang dapat menyeimbangkan hormon pada tubuh sehingga dipercaya dapat meredakan sakit kepala. [7]
Selain memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh, tentunya pulsatilla pratensis juga menimbulkan efek samping. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya dosis pada penggunaannya yang kurang tepat.
Untuk itu, simaklah beberapa efek samping yang dapat terjadi apabila menggunakan pulsatilla pratensis:
Disamping manfaatnya yang beragam, pulsatilla pratensis memiliki beberapa efek samping. Salah satunya dapat mengakibatkan alergi pada kulit.
Hal ini dikarenakan adanya zat beracun yang terkandung pada pulsatilla pratensis segar. Oleh karena itu, tumbuhan yang satu ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat menimbulkan alergi pada kulit.
Alergi tersebut ditandai dengan beberapa gejala, seperti gatal-gatal hingga ruam pada kulit. Untuk itu, dianjurkan untuk mengolah pulsatilla pratensis terlebih dahulu sebelum menggunakan obat herbal yang satu ini. [4]
Selain dapat menimbulkan alergi, pulsatilla pratensis tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Hal ini dikarenakan tidak adanya penelitian lebih lanjut mengenai pulsatilla pratensis sehingga tingkat keamanannya belum terjamin.
Apabila dikonsumsi oleh ibu hamil, dikhawatirkan akan mengalami keguguran atau lahir dalam keadaan yang kurang sempurna. Sedangkan apabila dikonsumsi oleh ibu menyusui, dikhawatirkan akan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan pada bayi.
Untuk itu, penggunaannya sebaiknya dihindari baik dalam mengonsumsinya maupun pada penggunaan luarnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan dari ibu dan anak. [4]
Pulsatilla pratensis dapat menimbulkan alergi apabila dikonsumsi segar dan tidak dianjurkan bagi ibu hamil dan menyusui.
Sejak bertahun-tahun, pulsatilla pratensis telah digunakan untuk mencegah maupun mengobati berbagai penyakit dalam pengobatan tradisional. Tentunya hal tersebut diikuti dengan cara penggunaan yang tepat.
Hal ini dilakukan agar kandungan senyawa di dalamnya dapat memberikan efek yang baik bagi tubuh. Selain itu, dengan cara penggunaan yang tepat mampu mengurangi timbulnya efek samping.
Berikut di bawah ini tips penggunaan pada pulsatilla pratensis:
Pulsatilla pratensis dapat ditemukan dalam berbagai bentuk. Salah satunya dapat dijumpai dalam bentuk krim atau salap.
Krim dari pulsatilla pratensis dapat mengatasi berbagai masalah kulit. Caranya juga terbilang cukup mudah, hanya dengan mengoleskannya ke kulit.
Namun, ketersediaannya di pasaran cukup terbatas dan hanya ditemukan di marketplace luar negeri. Untuk penggunaan pada obat herbal ini juga harus disertai dengam resep dokter.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dosis yang akurat karena dosis pada pasien berbeda-beda, dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, umur dan faktor lainnya. Selain itu, hal tersebut juga dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. [4]
Selain tersedia dalam bentuk krim atau salap, pulsatilla pratensis juga dikemas dalam bentuk pil. Sama halnya dengan krim dan salap, penggunaannya juga harus disertai dengan resep dokter.
Tentunya, hal ini dilakukan agar dosisnya akurat sehingga dapat mengurangi terjadinya efek samping dari obat herbal itu sendiri. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, umur, dan tingkat keparahan penyakit pasien yang menyebabkan dosis pada setiap pasien berbeda.
Selain itu, selalu perhatikan petunjuk yang tertera pada kemasan obat agar penggunaannya benar dan dapat bermanfaat bagi tubuh secara maksimal. [4]
Cara penggunaan yang tepat pada pulsatilla pratensis membuat manfaat di dalamnya dapat berperan dengan maksimal bagi tubuh.
Selain harus mengetahui cara penggunaannya, cara penyimpanan pada pulsatilla pratensis juga harus diperhatikan. Hal ini dilakukan agar senyawa yang terkandung di dalamnya dapat terjaga.
Untuk itu, berikut di bawah ini tips penyimpanan pada pulsatilla pratensis:
Tumbuhan pulsatilla pratensis merupakan salah satu tumbuhan yang dapat disimpan dalam bentuk kering. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan yang satu ini mengandung zat beracun sehingga tidak dapat dikonsumsi secara langsung.
Selain itu, penggunaannya secara langsung dikhawatirkan dapat menimbulkan efek yang kurang baik bagi tubuh. Untuk itu, diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat yang satu ini.
Pengeringan dianggap cara yang paling tepat dalam pengolahan pulsatilla pratensis. Metode ini juga merupakan metode tertua dan paling sering digunakan dalam pengobatan tradisional.
Setelah melalui proses pengeringan, pulsatilla pratensis dapat dikonsumsi dan disimpan dalam wadah yang tertutup serta letakkan di kondisi lingkungan yang sejuk serta kering. [4]
Pulsatilla pratensis dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dengan cara menyimpannya dalam bentuk kering.
1. G. Shumova, E. Savelieva. Phenolic compound composition of herb of pulsatilla pratensis (L.) mill. Index Copernicus International Journal; 2017.
2. Gábor Sramkó, Levente Laczkó, Polina A. Volkova, Richard M. Bateman, Jelena Mlinarec. Evolutionary history of the Pasque-flowers (Pulsatilla, Ranunculaceae): Molecular phylogenetics, systematics and rDNA evolution. 135: 45-61. Molecular Phylogenetics and Evolution; 2019.
3. Monika Szczecińska, Gabor Sramko, Katarzyna Wołosz, Jakub Sawicki. Genetic Diversity and Population Structure of the Rare and Endangered Plant Species Pulsatilla patens (L.) Mill in East Central Europe. 1-24. Conservation Genetics of Pulsatilla patens; 2016.
4. Suresh Kumar, Reecha Madaan, Asim Farooq, Anupam Sharma. Phcog Rev.: Plant Review The Genus Pulsatilla : A Review. Vol 2 Issue 3: 122-116. Pharmacognosy Reviews; 2008.
5. Aviva Romm, Bevin Clare, Jill E Stansbury, Linda Ryan, Ruth Trickey, Laurel Lee, Angela J., Hywood. Menstrual Wellness and Menstrual Problems. Chapter 5: 97-185. Botanical Medicine for Women's Health; 2010.
6. ChengHao. Anticancer Chemodiversity of Ranunculaceae Medicinal Plants. Chapter 6: 223-259. Ranunculales Medicinal Plants; 2019.
7. Grażyna Łaska, Aneta Sienkiewicz, Marcin Stocki, Jordan K. Zjawiony, Vimal Sharma, Andrzej Bajguz, Alicja Piotrowska Niczyporuk, Melissa Jacob, Shabana Khan. Phytochemical screening of Pulsatilla species and investigation of their biological activities. 88(1):1-17. Acta Societatis Botanicorum Poloniae; 2019.