Siklus Menstruasi: Fase dan Masalah yang Sering Terjadi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Setiap bulan selama bertahun-tahun antara masa pubertas sampai dengan menopause, tubuh wanita mengalami banyak perubahan untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan adanya kehamilan. Serangkaian kejadian yang didorong oleh adanya hormon ini disebut dengan siklus menstruasi. [1]

Rata-rata panjang siklus menstruasi adalah 28-29 hari namun jangka waktu ini dapat berbeda antar wanita dan dari satu siklus ke siklus selanjutnya. Panjang siklus menstruasi Anda dihitung berdasarkan hari pertama menstruasi sampai dengan hari sebelum terjadinya menstruasi berikutnya. [2]

Siklus menstruasi terjadi ditandai dengan adanya pendarahan vagina dan pengelupasan lapisan mukosa pada rahim. Siklus ini biasanya terjadi pada masa pubertas dari yang bervariasi yakni 10-16 tahun sampai dengan masa menopause yakni usia 51 tahun. [3]

Fakta Siklus Menstruasi

Berikut ini beberapa fakta berkaitan dengan peristiwa siklus menstruasi: [2,3,4]

  • Mesntruasi merupakan proses pengelupasan dinding rahim yang terjadi setiap bulannya
  • Proses ini ditandai dengan adanya pendarahan pada vagina
  • Menstruasi bertujuan mengelupas dinding rahim yang menebal akibat mempersiapkan diri bila terjadi kehamilan
  • Siklus menstruasi umumnya terjadi 28 hari sekali
  • Menstruasi terjadi disertai dengan rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah
  • Usia mulai terjadinya menstruasi berkisar 10-16 tahun
  • Usia berhentinya menstruasi terjadi pada usia 51 tahun
  • Siklus menstruasi dikendalikan oleh banyak kelenjar dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut
  • Menstruasi terbagi menjadi 4 tahap yakni fase menstruasi, folikular, ovulasi, dan luteal

Fase Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi terdiri atas 4 fase yakni fase menstruasi, fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal. Siklus mentruasi dipicu oleh kenaikan dan penurunan kadar hormon dalam tubuh. Hormon-hormon ini merupakan bahan kimia yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari dan organ reproduksi wanita. [5]

  • Fase Menstruasi

Fase ini terjadi selama 1-5 hari. Pada fase ini terjadilah pengelupasan dinding rahim. Pendarahan yang terjadi dikeluarkan melalui vagina bila tidak terjadi kehamilan. Kebanyakan wanita mengalami pendarahan 3-5 hari. Akan tetapi, bila pendarahan yang terjadi hanya 2 hari atau sampai dengan 7 hari, hal ini masihlah normal. [5]

  • Fase Folikular

Fase ini umumnya terjadi dari hari ke-6 sampai hari ke-14. Selama waktu ini, kadar hormon estrogen meningkat. Peningkatan ini menyebabkan dinding rahim bertumbuh dan menebal. [5]

Ditambah lagi hormon lain yakni follicle stimulating hormone menyebabkan folikel di ovarium tumbuh. Selama hari ke-10 sampai hari ke-14, salah satu dari folikel yang berkembang akan membentuk sel telur yang matang. [5]

  • Fase Ovulasi

Fase ini terjadi pada hari ke-14 pada siklus menstruasi 28 hari. Peningkatan tiba-tiba dari hormon lain yakni luteinizing hormone menyebabkan ovarium melepaskan sel telur. Peristiwa ini disebuat sebagai ovulasi. [5]

  • Fase Luteal

Fase ini terjadi selama hari ke-15 sampai hari ke-28. Setelah sel telur dilepaskan dari ovarium, sel telur akan berjalan menuju tuba falopi yang ada di rahim. Kadar hormon progesterone mengalami peningkatan. Tujuannya adalah membantu dinding rahim untuk kehamilan. [5]

Jika sel telur mengalami pembuahan oleh sel sperma dan melekat di dinding rahim, wanita akan mengalami kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar hormon estrogen dan progesterone akan menurun dan penebalan dinding rahim yang terjadi akan mengalami pengelupasan pada fase menstruasi. [5]

Bagaimana Siklus Menstruasi Dikatakan Normal?

Siklus menstruasi dimulai sejak hari pertama mengalami menstruasi. Antara satu siklus menuju siklus selanjutnya dibutuhkan waktu umumnya 28 hari. Akan tetapi, panjang siklus dapat bervariasi dari 21 hari sampai dengan 35 hari. [5]

Durasi mengalami mestruasi pada umumnya adalah 3-5 hari. Akan tetapi, ada juga wanita normal yang mengalami mesntruasi hanya dalam 1 hari atau yang sampai dengan 8 hari. [3]

Pada Usia Berapa Biasanya Siklus Menstruasi Dimulai?

Rata-rata wanita mendapatkan menstruasi pertama pada usia bervariasi di antara 11-14 tahun. Pada tingkat ini, wanita juga mengalami perubahan karakteristik seksual lain yang telah berkembang seperti tumbuhnya rambut pada kemaluan dan berisinya payudara. [2]

Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Normal

Setiap siklus menstruasi wanita berbeda. Beberapa wanita mendapatkan menstruasi pada tanggal yang sama setiap bulannya. Yang lain mengalami haid tidak teratur. Beberapa wanita mengalami pendarahan yang lebih banyak dan ada juga yang mengalami mesntruasi lebih lama dari wanita lain. [1]

Siklus menstruasi Anda juga dapat berubah selama waktu tertentu dalam hidup. Misalnya, menstruasi menjadi tidak teratur pada masa menjelang menopause. [1]

Salah satu cara untuk mengetahui adanya masalah siklus menstruasi adalah dengan menelusuri periode menstruasi Anda. Catat kapan menstruasi dimulai dan berakhir. Dan juga catat hari Anda mengalami pendarahan dan apakah ada pendarahan di antara 2 siklus periode. [1]

Berikut ini adalah hal yang dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak normal: [1]

  • Pil KB

Pil KB yang Anda konsumsi dapat membuat periode menstruasi menjadi lebih pendek dan pendarahan yang dialami lebih ringan. Ketika Anda mengonsumsi pil KB, Anda tidak akan menstruasi sama sekali. [1]

  • Kehamilan

Pada saat hamil, menstruasi yang Anda alami setiap bulannya akan berhenti. Salah satu tanda awal yang paling jelas jika diri Anda hamil adalah Anda tidak mengalami menstruasi. [1]

PCOS merupakan ketidakseimbangan hormon yang menghalangi sel telur untuk berkembang di ovarium. Penyakit ini dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur dan tidak mengalami menstruasi. [1]

Fibroid rahim merupakan sejenis pertumbuhan struktur non kanker. Sesuai namanya, fibroid tumbuh di rahim. Kondisi ini dapat menimbulkan menstruasi yang lebih lama dan pendarahan yang lebih hebat. [1]

  • Gangguan Makan

Gangguan makan seperti anoreksia, bulimia, atau gangguan makan yang lain dapat mengganggu siklus menstruasi Anda. Selain itu, gangguan makan juga dapat menyebabkan siklus menstruasi berhenti. [1]

  • Stres dan Perubahan Gaya Hidup

Stres dan perubahan gaya hidup misalnya penurunan atau peningkatan berat badan, sedang diet, mengubah pola latihan, melakukan perjalanan, sakit, atau gangguan terhadap kegiatan rutin harian dapat berdampak pada siklus menstruasi dan menyebabkan haid tidak teratur. [6]

  • Obat

Beberapa obat anti peradangan, antikoagulan (pengencer darah), obat hormon, steroid dapat mempengaruhi pendarahan pada menstruasi. [6]

  • Ketidakseimbangan Hormon

Kelebihan hormon estrogen dan progesterone dapat menyebabkan pendarahan hebat. Hal ini paling umum ditemui pada tahun pertama menstruasi atau baru pertama kali mengalami menstruasi dan pada wanita yang mendekati masa menopause. [6]

Gejala Menstruasi Tidak Normal

Berikut ini adalah beberapa gejala menstruasi tidak normal yakni: [1]

  • Anda tidak mengalami menstruasi sesekali
  • Anda berhenti menstruasi sama sekali
  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Anda pendarahan lebih dari 7 hari
  • Siklus Anda kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari
  • Anda mengalami pendarahan di antara 2 siklus menstruasi (yang lebih berat dari bercak darah)

Cara Mengatasi Menstruasi Tidak Normal

Cara mengatasi menstruasi yang tidak normal bergantung pada seluruh kesehatan Anda dan penyebabnya. Berikut ini beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu: [6]

  • Konsumsi Pereda Nyeri

Misalnya, Anda dapat mengonsumsi pereda nyeri dari jenis obat anti inflamasi non steroid (OAINS) bila mengalami pendarahan hebat. Langkah ini dapat mengurangi pendarahan dan mengendalikan nyeri. Akan tetapi, hal ini tidak menyelesaikan akar masalah. [6]

  • Mandi Air Hangat

Mandi air hangat atau menempelkan kompres hangat dapat memberikan rasa reda sementara. Akan tetapi, Anda harus menemui dokter untuk menyelesaikan masalah pendarahan abnormal yang Anda hadapi. [6]

  • Konsumsi Obat Hormon

Penanganan menstruasi abnormal secara medis termasuk memberikan obat hormon seperti estrogen atau progestin untuk mengendalikan pendarahan hebat, pil KB dosis rendah untuk mengurangi pendarahan. [6]

Pemberian suplemen zat besi untuk mengatasi anemia akibat pendarahan hebat juga dilakukan. Pemasangan intrauterine device (c) juga dapat mengurangi pendarahan hebat. [6]

  • Pembedahan

Untuk kasus yang lebih parah, pembedahan perlu dilakukan. Bahkan pengangkatan rahim yaitu histerektomi mungkin dibutuhkan untuk memperbaiki menstruasi yang tidak teratur. [6]

Hormon dan Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi merupakan hal yang rumit dan dikendalikan oleh banyak kelenjar yang berbeda dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut. Di bagian otak tertentu yang disebut sebagai hipotalamus menyebabkan kelenjar pituitari di dekatnya menghasilkan bahan kimia. [2]

Bahan kimia ini segera membuat ovarium menghasilkan hormon seksual yaitu estrogen dan progesterone. Siklus menstruasi merupakan sistem umpan balik biologis. Artinya setiap struktur dan kelenjar saling mempengaruhi aktivitas masing-masing. [2]

Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus segera ke dokter bila mengalami hal berikut yakni: [5,6]

  • Pendarahan yang membutuhkan lebih dari 1 tampon atau pembalut dalam satu jam dan terjadi selama beberapa jam berturut-turut
  • Pendarahan atau timbul bercak darah di antara 2 siklus menstruasi
  • Pendarahan setelah mengalami hubungan seksual
  • Nyeri hebat
  • Demam
  • Adanya keluar cairan abnormal atau warnanya tidak biasa
  • Peningkatan atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Pertumbuhan rambut yang tidak biasa
  • Tumbuhnya jerawat
  • Adanya keluar cairan dari puting
  • Anda belum mulai menstruasi meskipun telah menginjak usia 16 tahun
  • Anda mengalami sakit tiba-tiba setelah menggunakan tampon
  • Siklus menstruasi Anda tidak kembali dalam jangka waktu 3 bulan sejak berhenti konsumsi pil KB dan Anda tahu tidak hamil

Masalah Menstruasi yang Umum

Beberapa masalah menstruasi yang umum di antaranya adalah pra menstrual sindrom (PMS), dismenorrhea, menorrhagia, dan amenorrhea. [2]

  • Pra Menstrual Sindrom (PMS)

Kondisi ini merupakan kejadian yang dipicu oleh perubahan hormon. Seperti namanya, PMS terjadi sebelum menstruasi. Beberapa efek dari sindrom ini adalah retensi cairan, sakit kepala, kelelahan, dan mudah tersinggung. Penanganan yang dapat dilakukan berupa olahraga dan perubahan asupan makanan. [2]

  • Dismenorrhea

Dismenorrhea merupakan kondisi mentruasi yang sangat menyakitkan. Diperkirakan bahwa rahim dikendalikan oleh hormon tertentu untuk menekan lebih kuat dinding rahim agar dapat melepas lapisan dinding yang menebal. Penanganannya dapat berupa obat pereda nyeri dan pil KB. [2]

  • Menorrhagia

Menorrhagia dikenal juga sebagai kondisi pendarahan saat menstruasi yang sangat parah. Jika tidak ditangani, akan menimbulkan anemia. Penanganan berupa pil KB dan pemasangan intrauterine device (IUD) hormonal agar siklus menstruasi teratur. [2]

  • Amenorrhea

Amenorrhea merupakan kondisi tidak mendapatkan menstruasi. Hal ini dikatakan abnormal bila terjadi di luar masa pra pubertas, kehamilan, menyusui, dan setelah menopause. Penyebab paling mungkin dari kondisi ini yaitu rendah atau tingginya berat badan dan latihan fisik yang berlebihan. [2]

Ketiadaan menstruasi ini dialami selama lebih dari 90 hari kecuali wanita mengalami kehamilan, menyusui, atau mendekati menopause. Kondisi menopause terjadi pada wanita yang berusia antara 45-55 tahun. [7]

Jaringan endometrium (dinding rahim) yang terletak di rahim hancur setiap bulannya dan dikeluarkan melalui menstruasi. Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Sering kali, jaringan ini melekatkan diri ke tuba falopi atau ovarium. [7]

Kadang kala, jaringan ini tumbuh di usus halus atau organ lain pada saluran pencernaan bawah dan pada area di antara rahim dan rektum. Endometriosis dapat menyebabkan pendarahan abnormal, kram atau nyeri sebelum dan saat menstruasi, dan nyeri pada saat berhubungan seksual. [7]

  • Penyakit Peradangan Pelvis

Penyakit peradangan pelvis atau Pelvic Inflammatory Syndrome (PID) merupakan infeksi bakteri yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita. Bakteri dapat masuk ke vagina saat berhubungan seksual dan menyebar ke rahim dan saluran kelamin bagian atas. [7]

Bakteri juga dapat masuk ke saluran reproduksi melalui prosedur ginekologis seperti melahirkan, aborsi, atau keguguran. Gejala berupa keluaran cairan hebat pada vagina yang berbau tidak sedap, haid tidak teratur, nyeri pada pelvis dan perut bagian bawah, demam, mual, muntah, atau diare. [7]

  • Insufisiensi Prematur Ovarium

Kondisi ini terjadi pada wanita yang berusia kurang dari 40 tahun yang ovarium tidak berfungsi secara normal. Siklus menstruasi berhenti, mirip menopause. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang menjalani pengobatan kanker dengan kemoterapi. [7]

Selain itu, adanya riwayat keluarga insufisiensi prematur ovarium atau kelainan kromosom tertentu meningkatkan peluang Anda mengidap kondisi ini. Jika kondisi ini terjadi, konsultasikan pada dokter. [7]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment