Makanan, Minuman dan Herbal

Sapu Manis: Manfaat – Efek Samping dan Saran Penyajian

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tanaman ini memang kurang dikenal dan bahkan sekilas tampak seperti rumput liar yang seringkali tumbuh begitu saja di pekarangan. Namun tahukah anda bahwa tanaman sapu manis ini ternyata memiliki segudang manfaat.

Tanaman Sapu Manis yang disebut dengan nama latin Scoparia dulcis adalah tanaman berbunga yang memiliki bentuk seperti rumput berbunga putih dan tumbuh tidak terlalu tinggi. Tanaman ini banyak ditemukan di wilayah tropis dan sering digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit termasuk diabetes, kardiovaskular, kram menstruasi dan juga hipertensi.

Fakta Penting Sapu Manis

Berikut beberapa fakta penting dan menarik tentang sapu manis yang patut untuk kita ketahui :

  • Tanaman sapu manis merupakan tanaman asli dari Amerika yang kemudian dikenalkan di India dan kemudian tersebar di beberapa wilayah Asia [7].
  • Tanaman sapu manis tumbuh tidak terlalu tinggi sekitar 60 cm dan memiliki daun dengan panjang 2-3 cm serta bunga yang berwarna putih dan pink pucat [7].
  • Tanaman sapu manis memiliki aktivitas antioksidan yang sangat dibutuhkan untuk melawan radikal bebas [1, 2].
  • Kandungan antioksidan pada sapu manis erat kaitannya dengan penyakit diabetes, dan dapat digunakan sebagai obat potensial untuk mengatasi penyakit tersebut [1, 2].
  • Tanaman ini sering digunakan secara tradisional sebagai obat berbagai penyakit diantaranya diare, sakit perut, batu ginjal, masalah ginjal dan juga demam [1].
  • Beberapa tahun belakangan suplemen makanan banyak menggunakan tanaman sapu manis [3].
  • Kemampuan ekstrak dari tanaman sapu manis sebagai obat diabetes bahkan setara dengan glibenclamide (obat anti diabetes melitus tipe 2) [1].
  • Tanaman sapu manis memiliki banyak kandungan flavone, terpene, dan steroid [1, 2].
  • Di dalam tanaman sapu manis diketahui terdapat banyak agen anti-hyperglicemic [1].
  • Sapu manis juga mengandung asam betulinic yang berperan sebagai anti-HIV, anti-bakteri, anti-malaria, anti-kanker, analgesik dan juga memiliki aktivitas anti-peradangan [3].
  • Tanaman ini juga mengandung luteolin yang masuk dalam golongan flavonoid dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan sensitifitas insulin hepatik [4].
  • Aktivitas antioksdan serta anti-peradangan yang didapatkan dari ekstrak metanol sapu manis dapat menangkalperoksidasi lipid yang menyebabkan penyakit berbahaya seperti kardiovaskular dan kelainan neural [5].

Kandungan Nutrisi Sapu Manis

Sapu Manis

Berikut kandungan nutrisi yang terdapat pada tanaman sapu manis [8] :

Kandungan
Coumarin
Fenol
Diterpenoid
Flavonoid
Tannin
Alkaloid
Triterpene
Hexacosonol
Ketonedulcitone
Amellin
Saponin
Asam Amino
Karbohidrat
Glikosida
Asam Betulinic
Steroid
Luteolin

Manfaat Sapu Manis

Adapun manfaat penting dari tanaman sapu manis terhadap kesehatan adlaah sebagai berikut :

Mengatasi Penyakit

Manfaat penting utama dari sapu manis adalah kemampuannya untuk mengatasi beragam penyakit terutama yang berhubungan dengan kadar gula dalam darah.

Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat diatasi dengan ekstrak dari tanaman sapu manis :

  • Diabetes Tipe 2

Kandungan pada tanaman sapu manis merupakan salah satu hal yang saat ini kerapkali dijadikan bahan riset sebagai obat potensial untuk mengatasi penyakit diabetes tipe 2.

Setelah adanya saran dari Worl Health Organization (WHO) untuk mengembangkan pengobatan yang aman dan efektif menjadi riset yang sangat penting untuk dikembangkan [1].

Ekstrak metanol dari tanaman sapu manis mengandung polifenol 4.9% sedangkan ekstrak airnya mengandung polifenol 3.2%. Kedua ekstrak tanaman sapu manis tersebut terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan [1]. Aktivitas antioksidan tersebut menunjukkan adanya kandungan antidiabetes potensial.

Dua enzim yakni amilase dan glikosida ditemukan pada ekstrak tanaman sapu manis tersebut dan memegang peranan penting dalam mengendalikan kadar glukosa dalam darah [1].

  • Hipertensi

Penyakit hipertensi biasanya dapat mengarah ke penyakit lain khususnya yang berkaitan dengan kardiovaskular atau jantung.

Tanaman sapu manis diketahui memiliki kandungan flavone, terpene, dan steroid serta senyawa penting yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya hipertensi [4].

Keseluruhan bagian dari tanaman terutama daun dari sapu manis dapat digunakan untuk mengatasi penyakit hipertensi. Bahkan di wilayah Ghana, tanaman ini sudah digunakan secara tradisional sebagai obat hipertensi terutama pada bagian daunnya yang telah dikeringkan [4].

  • Kardiovaskular

Tanaman sapu manis tidak hanya dapat mengatasi dan mencegah hipertensi, namun juga penyakit yang berkaitan dengannya yakni penyakit kardiovaskular (CVD).

Ektrak metanol dari daun sapu manis memiliki kapasitas yang tinggi dalam melakukan aktivitas penangkapan radikal bebas dan radikal peroksil. Hal tersebut akan sangat membantu dalam proses perawatan penyakit kardiovaskular atau mencegah timbulnya penyakit kardiovaskular akibat radikal bebas [5].

  • Kolesterol

Tanaman sapu manis memiliki kandungan flavonoid yang berkhasiat untuk menurunkan kolesterol LDL. Berdasarkan penelitian diketahui jika ekstrak metanol dari tanaman sapu manis sangat efektif dalam menghambat oksidasi LDL [5].

Oksidasi LDL inilah yang menjadi pencetus awal terjadinya aterosklerosis yang merupakan kondisi diaman terdapat akumulasi kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri. Jika kondisi ini memburuk dapat menghambat peredaran darah di tubuh [5].

Aktivitas antioksidan dan juga anti-peradangan pada tanaman sapu manis lah yang dapat menjadi obat dan treatment untuk mencegah aterosklerosis tersebut terjadi di dalam tubuh [5].

  • Anti-kanker

Tanaman sapu manis juga merupakan salah satu bahan yang cukup potensial untuk dijadikan sebaga obat alternatif melawan dan mencegah kanker.

Hal tersebut dikarenakan kandungan asam betulinic serta kandungan flavonoid yang terdapat pada tanaman sapu manis diketahui mampu menjadi agen anti-kanker [3, 9].

Kandungan flavonoid memang memiliki banyak manfaat untuk mngatasi berbagai penyakit. Dan biasanya kandungan ini dapat ditemukan pada tanaman termasuk sapu manis.

  • Jantung Koroner

Selain bermanfaat untuk mencegah kanker, kandungan flavonoid pada tanaman sapu manis juga memiliki khasiat yang sama untuk mencegah penyakit jantung koroner.

Hal tersebut dikarenakan kandungan flavonoid memiliki kemampuan antioksidan serta pengumpulan radikal bebas yang seringkali menjadi pemicu penyakit jantung koroner [9].

  • Anti-HIV

Asam betulic serta flavonoid yang terkandung pada tanaman sapu manis juga diketahui memiliki kemampuan sebagai anti-HIV karena dapat mencegah perkembangan virus tersebut [3, 9].

Riset yang menyeluruh perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh dan seberapa efektif kandungan tersebut dapat berperan sebagai agen anti-HIV.

Manfaat Lainnya

Berikut manfaat lain dari tanaman sapu manis yang perlu kita ketahui :

Pada kasus penderita diabetes melitus seringkali akan mengalami gangguan neural pada bagian otak. Kondisi gangguan neural pada penderita diabetes bisa saja menyebabkan penurunan fungsi kognitif serta menjalar menjadi komplikas neurologis yang tidak terbatas pada neuropati perifer [2].

Kandungan pada ekstrak cair dari tanaman sapu manis memiliki aktivitas antiperoksidasi yang dapat melindungi tubuh dari lipidperoksidasi yang dapat menyebabkan kerusakan membran terutama pada area otak [2].

Ektrak encer dari tanaman sapu manis diketahui memiliki kandungan antioksidan baik enzimatik maupun non enzimatik yang mampu mereduksi stres oksidasi dengan menghilangkan radikal bebas [2].

Kemampuan tersebut yang membuat ekstrak dari sapu manis dapat disetarakan dengan glibenclamide yang digunakan untuk mencegah lipidperoksidasi pada pasien dengan penyakit diabetes melitus [2].

  • Anti-peradangan

Ekstrak ethanol dan kandungan asam betulinic yang terdapat pada tanaman sapu manis memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh terutama untuk mengatasi peradangan [3].

Berdasarkan penelitian mekanisme anti-peradangan pada ekstrak ethanol dan asam betulinic pada kasus edema kaki tikus dilakukan dengan cara menghambat kadar COX-2 (Cyclooxygenase-2) dan NO (Nitric Oxide) [3].

  • Mengatur Kadar Glukosa

Kandungan flavonoid terisolasi dari tanaman sapu manis yang disebut dengan luteolin memiliki efek yang dapat menghambat glukosidase alpha. Bahkan khasiatnya lebih baik jika dibandingan dengan acarbose yang merupakan obat standar kedokteran [4].

Luteolin merupakan unsur aktif yang banyak terdapat pada bagian daun tanaman sapu manis. Unsur ini mampu meningkatkan sensitifitas insulin hepatik dengan cara menekan pengeluaran atau pembentukan SREBP1 (sterol regulatory elemen-binding transcription protein 1) [4].

  • Anti-Bakterial

Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak alkohol n-butyl dari tanaman sapu manis memiliki khasiat untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh beragam bakteri. Terutama bakteri akibat E. Coli, K. Pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, S. aereus, dan P. vulgaris [8].

Sifat anti-bakterial dari tanaman sapu manis ini cukup kuat karena memberikan reaksi terhadap hampir keseluruhan patogen pada tubuh manusia [8].

  • Anti-mikrobial

Selain memiliki aktivitas anti-bakterial, tanaman sapu manis juga memiliki kemampuan untuk menjadi agen anti-mikrobial [1].

Kandungan antioksidan yang terdapat di dalamnya yang membuat tanaman sapu manis ini memiliki kemampuan efektif untuk melawan mikroba berbahaya yang dapat merugikan kesehatan tubuh [1].

  • Menyembuhkan Luka

Tanaman sapu manis juga seringkali digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan luka. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas anti-bakterial, anti-mikrobial serta kemampuan anti-peradangan yang dapat mencegah luka pada tubuh semakin memburuk dan mempercepat proses penyembuhan [1, 3, 8].

Efek Samping Sapu Manis

Pada dasarnya efek samping yand diketahui hingga saat ini terhadap tanaman sapu manis adalah kemampuannya sebagai obat penenang atau obat tidur yang dapat menyebabkan kantuk, hilang kesadaran dan sebagainya [6].

Penelitian menunjukkan bahwa kandungan ekstrak ethanol dari batang tanaman sapu manis (sebesar 70%) memberikan efek hipnotik sedatif pada objek percobaan berupa tikus jantan [6].

Kandungan tersebut diketahui dapat menjadi obat penenang atau pendepresi susunan saraf pusat (SSP) yang lebih baik dibandingkan dengan obat komersial seperti diazepam. Sehingga ekstrak ethanol dari tanaman sapu manis bisa dikembangkan sebagai obat tidur dan obat penenang [6].

Oleh karena itu penggunaan tanaman sapu manis harus diperhatikan dengan seksama agar tidak terjadi reaksi yang berlebihan pada tubuh atau menimbulkan rasa ketergantungan [6].

Saran Penyimpanan

Berikut beberapa saran penyimpanan untuk tanaman sapu manis [4, 7] :

  • Tanaman sapu manis seringkali disimpan secara tradisional dengan cara dikeringkan terutama pada bagian daun dan juga batangnya.
  • Tanaman terutama daun dan bunga juga bisa disimpan segar untuk selanjutnya diolah secara tradisional atau dicampurkan dengan air dan diambil sarinya.

Saran Penyajian

Tanaman ini memang amat jarang disajikan sebagai makanan, karena perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Berikut beberapa saran penyajian agar kita bisa mendapatkan khasiat dari tanaman sapu manis :

  • Tanaman sapu manis pada dasarnya dapat dimanfaatkan secara keseluruhan baik batang, daun, maupun bunganya [4].
  • Umumnya daun tanaman sapu manis akan dikeringkan untuk kemudian dikonsumsi sebagai teh atau ramuan herbal [4].
  • Daun yang telah dikeringkan oleh masyarakat di wilayah Ghana dimanfaatkan dengan cara direbus dengan air mendidih, kemudian disaring, dan sari atau hasil penyaringannya di konsumsi ketika dibutuhkan [4].
  • Tanaman ini juga bisa diolah lebih lanjut menjadi tambahan atau bahan pelengkap untuk suplemen makanan [4, 5].
  • Sisanya atau bagian lain dari tanaman cenderung dimanfaatkan dengan mengolah ekstrak dari bagian tanaman tersebut, dan membutuhkan proses yang lebih rumit dan kompleks [5].

1. M. R. Mishra, A. Mishra, D. K. Pradhan, A. K. Panda, R. K. Behera, and S. Jha. Antidiabetic and Antioxidant Activity of Scoparia dulcis Linn. Volume 75 (5). National Center for Biotechnology Information US National Library of Medicine - Indian J. Pharm Sci; 2013.
2. Leelavinothan Pari and Muniappan Latha. Protective role of Scoparia dulcis plant extract on brain antioxidant status and lipidperoxidation in STZ diabetic male Wistar rats. Volume 4 (16). National Center for Biotechnology Information, US National Library of Medicine - BMC Complement Altern Med; 2004.
3. Jen-Chieh Tsaia, Wen-Huang Peng, Tai-Hui Chiu, Shang-Chih Lai, and Chao-Ying Lee. Anti-inflammatory Effects of Scoparia dulcis L. and Betulinic Acid. Semantic Scholar; 2020.
4. Michael Buenor Adinortey, Rosemary Agbeko, Daniel Boison, William Ekloh, Lydia Enyonam Kuatsienu, Emmanuel Ekow Biney, Obed O. Affum, Jeffery Kwarteng, and Alexander Kwadwo Nyarko. Phytomedicines Used for Diabetes Mellitus in Ghana: A Systematic Search and Review of Preclinical and Clinical Evidence. National Center for Biotechnology Information, US National Library of Medicine; 2019.
5. Sinjitha S. Nambiar, Nandini Prasad Shetty, Praveena Bhatt,1 and Bhagyalakshmi Neelwarne. Inhibition of LDL oxidation and oxidized LDL-induced foam cell formation in RAW 264.7 cells show anti-atherogenic properties of a foliar methanol extract of Scoparia dulcis. Volume 10. National Center for Biotechnology Information, US National Library of Medicine - Pharmacogn Mag; 2014.
6. Dyah Ayu Purwita Sari. Uji Efek Hipnotik-Sedatif Ekstrak Ethanol 70% Batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster. Eprints Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2018.
7. Anonim. Scoparia Dulcis. Some Magnetic Island Plants; 2020.
8. Lurdu Mary T. and Thampi Raj S. Biocidal activity of Scoparia dulcis and Clerodendrum phlomidis on human pathogens, Mosquito larvae and storage pest. Volume 5 (5). Plant Journal - Journal of Medicinal Plants Studies; 2017.
9. L. H. Yao, Y. M. Jiang, J. Shi, F. A. Tomás-Barberán, N. Datta, R. Singanusong, S. S. Chen. Flavonoids in food and their health benefits. Volume 59 (3). National Library of Medicine - Plant Foods Hum Nutr.; 2004.

Share