Sesbania Bispinosa (Sesbania aculeata) adalah sebuah tanaman berbunga kuning. Nama tanaman ini diambil dari Bahasa Arabnya ‘Siesaban’.
Tanaman ini memiliki banyak nama, diantaranya Danchi, Dunchi, Dhaincha, Canicha, Sesban Berduri, Jantar, dan Sesbania Berduri.
Daftar isi
Sesbania Bispinosa ini adalah tanaman asli Asia dan Afrika Utara, namun sekarang tanaman ini mudah ditemui di Afrika tropis. Sebetulnya, tanaman Sesbania Bispinosa ini kerap dianggap gulma berbahaya.
Meski dianggap gulma, kini Sesbania Bispinosa dibudidayakan secara luas di India dan ditanam di banyak sawah di Vietnam untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar.
Sesbania Bispinosa bisa tumbuh di tanah yang memiliki kandungan garam. Tanaman itu mampu beradaptasi dengan tanah yang basah dan berat tapi akan lebih mudah lagi beradaptasi dengan daerah rawan kekeringan atau berpasir.
Komoditi utama olahan Sesbania Bispinosa adalah pulp kayu dan kayu bakar. Popularitas Sesbania Bispinosa sebagai obat herbal tidak begitu familiar sebab kebanyakan mengenalnya sebagai sayur sehingga tidak digunakan secara luas sebagai obat.
Sesbania Bispinosa adalah tanaman yang tumbuh tahunan dan mampu tumbuh setinggi tujuh meter. Meski demikian, rata-rata kemampuan pertumbuhannya hanya bisa mencapai satu hingga dua meter saja.
Dalam kondisi normal tanpa irigasi selain dari curah hujan, setelah 6 bulan tinggi Sesbania Bispinosa dapat mencapai 3-4 m dengan diameter 15,25 mm pada 0,5 m dpl.
Namun, saat tanaman tumbuh di sepanjang selokan irigasi atau tempat yang memiliki akses ke banyak air, tinggi batang bisa mencapai 4-5 m dengan diiameter 5-8 cm [4].
Tanaman ini memiliki batang berserat dengan daun panjang dan berbunga kuning dan ada bintik ungu ditengahnya. Sesbania Bispinosa juga menghasilkan polong yang mengandung kacang berwarna coklat muda [1].
Sesbania Bispinosa akan matang selama bulan keenam. Kematangan ini ditandai dengan batang menjadi padat kayu dengan massa jenis sekitar 0,3 kg / dm3 (hijau volume), sementara bunganya akan muncul pada bulan keempat dan kelima [4].
Berikut adalah kandungan gizi pada Sesbania Bispinosa per 100 gram yang disajikan dalam keadaan mentah [5]:
Nama Kandungan | Kuantitas (mg) |
Kalium | 184 |
Vitamin C | 73 |
Fosfor | 30 |
Kalori | 27 |
Kalsium | 19 |
Sodium | 15 |
Magnesium | 12 |
Karbohidrat | 6.7 |
Protein | 1.3 |
Vitamin D | 0 |
Lemak | 0 |
Zat besi | 0.84 |
Berdasarkan tabel gizi diatas, maka dapat diketahui bahwa kandungan utama Sesbania Bispinosa adalah kalium yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
1. Sebagai zat anti inflamasi
Penelitian yang dilakukan pada hasil ekstrak Sesbania Bispinosa kepada TNF-a yang merupakan salah satu mediator berbagai gangguan inflamasi kronik.
Hasilnya, terjadi penghambatan yang signifikan pada media tersebut sehingga didapati kesimpulan bahwa Sesbania Bispinosa memiliki aktivitas anti inflamasi.
Selain itu melalui penelitian ini pula diketahui bahwa hasil zat-zat ekstraksi yang dilakukan pada Sesbania Bispinosa menunjukkan zat-zat tersebut aman dan bersifat non toksik [6].
2. Sebagai makanan pembantu dalam program diet
Uji coba selama 7 hari dilakukan kepada ikan mas dengan ditambahkan bahan makanan ekstrak Sesbania Bispinosa dalam bentuk iso-nitrogen dan iso-energetik.
Hasil dari penelitian ini adalah kandungan lemak dan energi bruto yang lebih rendah didapati dari ikan yang di beri ekstrak Sesbania Bispinosa.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sesbania Bispinosa dapat memberikan rasa kenyang dengan kandungan lemak yang rendah.
Temuan ini juga sesuai dengan informasi tabel gizi dimana angka kandungan lemak berjumlah 0 atau dengan kata lain tidak ditemukan kandungan lemak pada Sesbania Bispinosa.
Melalui penelitian ini pula diketaui bahwa Sesbania Bispinosa tidak memiliki dampak mengubah atau merusak zat nutrisi lain selama dikonsumsi pada program diet [7].
3. Sebagai zat pencegahan diabetes
Kalium yang normal cenderung rendah merupakan salah satu faktor risiko terjadinya diabetes. Selain itu rendahnya kalium ini mungkin mendeskripsikan beberapa perbedaan klasifikasi dalam risiko diabetes.
Aldosteron mempengaruhi serum kalium dan berhubungan dengan perlawanan insulin.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa aldosteron dapat mengubah koneksi antara kalium serum dan insiden diabetes. Pada sampel penelitian dengan aldosteron normal, kalium serum normal dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah daripada kalium serum normal rendah.
Dengan kata lain, kalium yang terdapat dalam Sesbania Bispinosa berperan dalam pencegahan diabetes [10].
4. Sebagai obat hipertensi
Efek diuretik yang tinggi pada kandungan kalium di dalam Sesbania Bispinosa mengakibatkan penurunan tekanan darah tinggi. Penelitian membuktikan pemberian serangkaian kalium pada 60 pasien, 80% diantaranya memiliki respons diuretik terhadap garam kalium [11].
Penelitian sebaliknya yakni dalam kelompok yang terdiri dari sepuluh pria sehat, diet rendah kalium (10 mEq K + / hari) mengakibatkan penurunan ekskresi natrium urine, peningkatan tekanan darah, dan sensitivitas garam [12].
5. Sebagai perlindungan vaskular
Penelitian dilakukan kepada tiga puluh tiga orang dewasa dengan
menyelesaikan tujuh hari masing-masing diet, diantaranya diet kalium sedang atau natrium rendah, diet sedang atau natrium tinggi, dan tinggi kalium atau natrium tinggi.
Hasilnya, ekskresi natrium meningkat pada kedua diet yang artinya kalium makanan memberikan perlindungan vaskular melawan efek merugikan dari diet tinggi natrium dengan memulihkan fungsi arteri saluran [14].
Kesimpulannya kandungan kalium yang tinggi pada Sesbania Bispinosa mampu memberikan perlindungan vaskular pada tubuh.
6. Sebagai obat penyakit CKD
Pada penderita penyakit ginjal kronik stadium lanjut (PGK), terjadi penurunan fungsi ginjal yang progresif. Untuk menyelesaikan masalah ini, obat-obatan seperti penghambat sistem reninangiotensin-aldosteron menimbulkan risiko hiperkalemia tambahan, terutama pada pasien
dengan CKD.
Ketika hiperkalemia berkembang, kebanyakan dokter akan merekomendasikan diet yang lebih rendah kalium. Bukti yang terkumpul menunjukkan bahwa diet yang memasukkan makanan kaya kalium memiliki banyak manfaat kesehatan.
Manfaat ini termasuk penurunan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. Makanan tinggi kalium juga dapat mencegah perkembangan CKD dan mengurangi risiko kematian pada pasien dengan PGK [16].
Chronic kidney disease (CKD) adalah penyakit ginjal kronis.
7. Sebagai pencegah penurunan kemampuan kognitif
Uji coba di tahun 2019 dilakukan kepada sampel berusia 74 dengan 3 tahun asupan diet natrium rata-rata 2677 ± 1060 mg/hari. Selama masa tindak lanjut (6,9 ± 0,1 tahun), sebanyak 340 (28%) mengalami penurunan skor 3MS yang signifikan secara klinis (≥1.5 SD penurunan rata-rata).
Kalium memang tidak terkait dengan penurunan kognitif. Namun, natrium yang lebih tinggi dengan asupan kalium terkait dengan kemungkinan memperbesar penurunan kognitif [17].
1. Memperparah penyakit hiperkalemia
Hiperkalemia adalah komplikasi yang mengancam jiwa penyakit ginjal stadium akhir, bahkan penyakit ini menyebabkan penderitanya meninggal mendadak [13]. Mekanisme terjadinya penyakit ini adalah kerja ginjal yang semakin berat untuk mengeluarkan kalium agar kebutuhan nutrisi dalam tubuh seimbang.
Seperti yang tertera dalam tabel gizi, kandungan utama Sesbania Bispinosa adalah kalium. Jika kalium ini tertelan terlalu banyak apalagi pada penderita penyakit ginjal, maka kinerja ginjal akan semakin berat.
Tak hanya itu komplikasi juga terjadi seperti serangan jantung. Maka, penderita penyakit ginjal tidak disarankan untuk mengkonsumsi Sesbania Bispinosa terlalu banyak [8].
2. Memperparah penyakit kardiovaskular
Kalium yang salah satunya terkandung sangat tinggi pada Sesbania Bisniposa kembali menjadi agen yang memperparah penyakit. Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, kalium akan memperparah penyakit-penyakit komplikasi termasuk pula penyakit jantung [9].
Meski memiliki perlindungan kardiovaskular yang baik bagi tubuh, dosis kalium yang terdapat pada Sesbania Bispinosa memberikan efek komplikasi.
3. Menyebabkan penyakit penyakit Crohn’s disease
Penelitian dilakukan pada wanita AS yang terdaftar di Nurses ‘
Health Study (NHS) dan NHSII yang memberikan informasi rinci dan validasi tentang diet dan gaya hidup dimulai tahun 1984 di NHS dan 1991. Hal ini berkaitan dengan kasus kolitis ulserativa (UC) dan Crohn penyakit (CD) yang dilaporkan 2010 di NHS dan 2011 di NHSII.
Hasil penemuan ini adalah fakta dimana diet kalium berbanding terbalik dengan risiko CD dengan baik secara in vitro dan data interaksi gen-lingkungan. Artinya, konsumsi kalium yang berlebih dapat mengakibatkan UC [15].
Penyakit radang usus (IBD), terdiri dari penyakit Crohn (CD) dan kolitis ulserativa (UC). Penyakit ini adalah adalah peradangan kronis gangguan pada saluran pencernaan.
1. Diolah menjadi masakan
Di Vietnam dan Thailand bagian bunga Sesbania Bispinosa yang berwarna kuning dimanfaatkan sebagai sayuran. Secara spesifik di Thailand bunga Sesbania Bispinosa biasa dihidangkan mentah maupun matang [2],[3].
Olahan di Thaliand berbahan dasar bunga Sesbania Bispinosa adalah manisan dan omelet, namun bisa juga dijadikan salad jika disajikan mentah [4].
2. Diambil getahnya
Beberapa orang memanfaatkan getah Sesbania Bispinosa sebagai bahan pengental alami yang murah dan mudah didapatkan. Belum ada kajian lebih lanjut getah yang dijadikan pengental ini apakah ramah bagi tubuh manusia atau tidak.
3. Dijus
Semenjak daun dan bunga Sesbania Bispinosa memiliki kandungan manfaat yang baik bagi tubuh, mengolahnya menjadi jus akan memudahkan mengonsumsinya.
Ambil beberapa helai daun atau kelopak bunga Sesbania Bispinosa, cuci bersih dengan air mengalir lalu haluskan. Tambahkan sedikit air dan madu atau gula aren untuk menambahkan rasa manis.
4. Pasta
Karena memiliki efek anti inflamasi, mengolah Sesbania Bispinosa menjadi pasta atau salep untuk dioleskan pada bagian tubuh yang mengalami inflamasi atau peradangan akan sangat membantu pengaplikasian.
Ambil beberapa helai daun Sesbania Bispinosa, cuci bersih dengan air mengalir lalu haluskan dengan sedikit air. Setelah itu, oleskan atau tempelkan Sesbania Bispinosa yang sudah dihaluskan di bagian tubuh yang mengalami peradangan.
1. Menanam langsung
Guna mendapatkan bagian dari tanaman Sesbania Bispinosa yang segar, menanamnya langsung akan sangat membantu sebab akan terhindar dari resiko kerugian akibat pembusukan.
Selain itu tanaman Sesbania Bispinosa sangat cocok ditanam di iklim Indonesia yang cenderung panas dan bertanah kering. Sekain itu tanaman ini adalah tanaman tahunan sehingga tidak perlu khawatir cepat mati [1].
2. Membeli produk hasil olahan
Meski jarang ditemui produk olahannya karena di beberapa negara tanaman ini biasa dikonsumsi langsung, membeli produk hasil olahan seperti ektrak berupa kapsul akan memberikan jaminan penyimpanan yang lebih lama dari pada membeli salah satu bagian tanaman secara terpisah.
Sesbania Bispinosa adalah tanaman herbal dengan kandungan utama kalium yang berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
1. Anonym. Sesbania bispinosa (Jacq.) W. Wight. USDA Plants Profile; 2020.
2. James A. Duke. Sesbania bispinosa (Jacq.) W.F. Wight. Handbook of Energy Crops. unpublished; 1983.
3. Anonym. Sesbania bispinosa (Jacq.) W.F. Wight. USDA Agricultural Research Service; 2020.
4. Tran Van Nao. Sesbania spp. in Two Agro-Forestry Systems in Vietnam. Mountain Research and Development; 1983.
5. Anonym. Sesbania flower, raw nutrition facts and analysis per serving. Nutrition Value; 2020.
6. Sharma, S., Chattopadhyay, S. K., Singh, M., Bawankule, D. U., & Kumar, S. Novel chemical constituents with anti-inflammatory activity from the leaves of Sesbania aculeata. Phytochemistry; 2014.
7. M.A. Hossain, U. Focken, Klaus Becker. Evaluation of an unconventional legume seed, Sesbania aculeata, as a dietary protein source for common carp, Cyprinus carpio L. Aquaculture; 2001.
8. St-Jules, D. E., Goldfarb, D. S., & Sevick, M. A. Nutrient Non-equivalence: Does Restricting High-Potassium Plant Foods Help to Prevent Hyperkalemia in Hemodialysis Patients? Journal of Renal Nutrition; 2016.
9. Kwang Ho Mun, Gyeong Im Yu, Bo Youl Choi, Mi Kyung Kim, Min-Ho Shin, Dong Hoon Shin. Dietary potassium regulates vascular calcification and arterial stiffness. Medical Science Monitor; 2019.
10. Ranee Chatterjee, Clemontina A Davenport, Laura P Svetkey, Bryan C Batch, Pao-Hwa Lin, Vasan S Ramachandran, Ervin R Fox, Jane Harman, Hsin-Chieh Yeh, Elizabeth Selvin, Adolfo Correa, Kenneth Butler, and David Edelman. Serum potassium is a predictor of incident diabetes in African Americans with normal aldosterone: the Jackson Heart Study. The American Journal of Clinical Nutrition; 2017.
11. Keith NM, Binger MW. Diuretic action of potassium. Journal of the American Medical Association; 1935.
12. Krishna GG, Miller E, Kapoor S. Increased Blood-Pressure during Potassium- Depletion in Normotensive Men. The New England Journal of Medicine; 1989.
13. Petrov DB. Images in clinical medicine. An electrocardiographic sine wave in hyperkalemia. The New England Journal of Medicine; 2012.
14. Katarina Smiljanec, Alexis Mbakwe, Macarena Ramos Gonzalez , William B. Farquhar, Shannon L. Lennon. Dietary Potassium Attenuates the Effects of Dietary Sodium on Vascular Function in Salt-Resistant Adults. Nutrients; 2020.
15. Hamed Khalili1, Sakshi Malik, Ashwin N. Ananthakrishnan, John J. Garber, Leslie M. Higuchi, Amit Joshi, Joanna Peloquin, James M. Richter,Kathleen O. Stewart, Gary C. Curhan, Amit Awasthi, Vijay Yajnik, Andrew T. Chan. Identification and characterization of a novel association between dietary potassium and risk of crohn's disease and ulcerative colitis. Frontiers in Immunology; 2016.
16. Deborah J. Clegg, Samuel A. Headley, and Michael J. Germain. Impact of Dietary Potassium Restrictions in CKD on Clinical Outcomes: Benefits of a Plant-Based Diet. Kidney Medicine; 2020.
17. Kristen L Nowak, Linda Fried, Anna Jovanovich, Joachim I, Kristine Yaffe, Zhiying You, and Michel Chonchol. Dietary Sodium/Potassium Intake Does Not Affect Cognitive Function or Brain Imaging Indices. American Journal of Nephrology; 2019.