Kolitis: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Kolitis?

Kolitis adalah gangguan pencernaan kronis yang ditandai dengan peradangan pada lapisan dalam usus besar. [1, 2] Kondisi ini seringkali dikaitkan dengan diare, sakit perut, kembung, dan darah pada tinja. [2]

Kolitis bisa disebabkan oleh infeksi, hilangnya suplai darah di usus besar, penyakit radang usus (IBD) dan invasi dinding usus besar dengan kolagen atau sel darah putih limfositik. [1, 2] Kolitis umumnya terjadi pada orang yang berusia sebelum 30 tahun. [4]

Fakta-fakta Kolitis   

Di bawah ini ada beberapa fakta seputar kolitis yang harus Anda ketahui diantaranya yaitu: [1, 4]

  • Pengobatan kolitis tergantung pada penyebab yang mendasarinya, dan seringkali difokuskan pada pereda gejala, perawatan suportif, dan menjaga hidrasi yang memadai dan pengendalian nyeri.
  • Gejala kolitis tergantung pada penyebabnya. Gejala yang khas dialami oleh orang yang menderita kolitis dapat meliputi: sakit perut, kram, kembung, dan diare (diare berdarah dengan beberapa jenis kolitis).
  • Kolitis dapat membuat Anda merasakan rasa tidak nyaman dan nyeri di perut yang mungkin ringan dan berulang dalam jangka waktu yang lama, atau parah dan muncul tiba-tiba.
  • Dalam semua kasus kolitis, deteksi dini sangat penting untuk pemulihan.

Jenis-jenis Kolitis

Berdasarkan penyebabnya, kolitis dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu: [4]

Kolitis ulseratif (UC) adalah salah satu dari dua kondisi yang diklasifikasikan sebagai penyakit radang usus. Kondisi ini biasanya dimulai di rektum dan menyebar ke usus besar.

Jenis kolitis ini merupakan yang paling sering didiagnosis dibandingkan dengan jenis lain. Kolitis ini dapat terjadi ketika sistem kekebalan bereaksi berlebihan terhadap bakteri dan zat lain di saluran pencernaan. [4]

  • Kolitis Pseudomembran

Kolitis pseudomembran (PC) terjadi akibat pertumbuhan berlebih dari bakteri Clostridium difficile. Bakteri jenis ini biasanya hidup di usus, tetapi tidak menimbulkan masalah karena diimbangi dengan keberadaan bakteri baik.

Obat-obatan tertentu, terutama antibiotik, dapat menghancurkan bakteri sehat. Hal ini memungkinkan Clostridium difficile untuk mengambil alih, melepaskan racun yang menyebabkan peradangan. [4]

  • Kolitis Iskemik

Kolitis iskemik (IC) terjadi ketika terbatasnya aliran darah ke usus besar secara tiba-tiba. Gumpalan darah bisa menjadi penyebab penyumbatan tiba-tiba. Aterosklerosis, atau penumpukan timbunan lemak, di pembuluh darah yang memasok usus besar biasanya menjadi penyebab IC berulang. [4]

  • Kolitis Mikroskopis

Kolitis mikroskopis adalah kolitis yang hanya dapat diidentifikasi oleh dokter dengan melihat sampel jaringan usus besar di bawah mikroskop. Seorang dokter akan melihat tanda-tanda peradangan, seperti limfosit (sejenis sel darah putih).

Kolitis mikroskopis dapat terjadi akibat menebalnya lapisan usus besar karena penumpukan kolagen di bawah lapisan jaringan terluar. [4]

Kolitis alergi adalah kolitis yang dapat terjadi pada bayi, biasanya dalam dua bulan pertama setelah lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang dapat meliputi refluks, meludah berlebihan, rewel, dan kemungkinan bercak darah pada tinja bayi. [4]

Tinjauan
Kolitis adalah radang pada usus besar yang biasanya terjadi pada orang berusia di bawah 30 tahun.

Gejala-gejala Kolitis 

Gejala-gejala kolitis yang umum dapat meliputi: [2]

  • Rasa sakit yang hebat
  • Nyeri di perut
  • Depresi
  • Penurunan berat badan yang cepat
  • Sakit dan nyeri pada persendian
  • Hilangnya selera makan
  • Kelelahan
  • Perubahan kebiasaan buang air besar (peningkatan frekuensi)
  • Demam
  • Pembengkakan jaringan usus besar
  • Eritema (kemerahan) pada permukaan usus besar
  • Bisul di usus besar (pada kolitis ulseratif) yang bisa berdarah
  • Adanya lendir atau darah pada tinja dan pendarahan pada rektal
  • Diare

Gejala lainnya yang mungkin dapat Anda alami termasuk: [2]

  • Kembung di perut Anda
  • Gangguan pencernaan
  • Mulas
  • Penyakit gastroesophageal reflux (GERD)
  • Kram
  • Urgensi usus
  • Rasa nyeri lainnya pada sistem pencernaan

Penyebab Kolitis

Ada beberapa penyebab kolitis diantaranya ialah: [1]

  • Infeksi, misalnya, yang disebabkan oleh bakteri seperti C. Difficile, virus, dan parasit
  • Penyakit radang usus seperti penyakit Crohn
  • Kehilangan suplai darah ke usus besar (iskemia)
  • Invasi dinding usus besar dengan sel darah putih limfositik atau kolagen
  • Reaksi alergi

Siapakah yang paling berisiko mengalami kolitis?

Faktor risiko pada setiap jenis kolitis dapat berbeda-beda. Anda lebih berisiko mengalami kolitis ulseratif jika Anda: [4]

  • Berusia antara 15 dan 30 (paling umum) atau 60 dan 80
  • Adalah keturunan Yahudi atau Kaukasia
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kolitis ulseratif

Anda lebih berisiko mengalami kolitis pseudomembran jika Anda: [4]

  • Minum antibiotik jangka panjang
  • Dirawat di rumah sakit
  • Sedang menjalani kemoterapi
  • Sedang mengonsumsi obat imunosupresan
  • Berusia lanjut
  • Pernah memiliki kolitis pseudomembran sebelumnya

Anda lebih berisiko mengalami kolitis iskemik jika Anda: [4]

Kapan Anda harus mengunjungi dokter Anda?

Kunjungi dokter Anda jika Anda mengalami tanda dan gejala kolitis atau radang usus besar. 

Tanda atau gejala yang umum dari kolitis adalah diare. Anda harus menemui dokter Anda jika Anda mengalami diare yang tampaknya tidak terkait dengan infeksi, demam, atau makanan yang terkontaminasi. Gejala lain yang menunjukkan sudah waktunya menemui dokter meliputi:

  • Nyeri sendi
  • Ruam yang tidak diketahui penyebabnya
  • Sejumlah kecil darah dalam tinja, seperti tinja bercak merah
  • Sakit perut yang terus datang kembali
  • Penurunan berat badan yang tidak biasa

Segera dapatkan pertolongan medis jika Anda melihat banyak darah di tinja Anda. Jika Anda merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan perut Anda, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda. 

Meskipun penyakit radang usus biasanya tidak berakibat fatal, kondisi ini termasuk penyakit serius yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan penderitanya mengalami komplikasi yang mengancam jiwa. [3]

Komplikasi Kolitis

Ada beberapa komplikasi kolitis diantaranya adalah: [2, 3]

  • Megakolon beracun; Kondisi serius yang dapat menyebabkan usus besar dengan cepat melebar dan membengkak.
  • Perforasi di usus besar (usus besar berlubang); Kolon berlubang paling sering terjadi akibat megakolon beracun, tetapi bisa juga terjadi dengan sendirinya.
  • Dehidrasi berat; Diare yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya dehidrasi.
  • Kanker usus besar; Memiliki radang usus bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus besar.

Diagnosis Kolitis

Dokter Anda mungkin bertanya tentang seberapa sering gejala Anda muncul dan kapan gejala itu pertama kali terjadi. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan melakukan tes diagnostik seperti: [4]

  • Kolonoskopi: tes yang melibatkan pemasangan kamera pada tabung fleksibel ke dalam anus untuk melihat rektum dan usus besar.
  • Sigmoidoskopi: tes yang mirip dengan kolonoskopi tetapi hanya memperlihatkan rektum dan usus besar bagian bawah.
  • Pemeriksaan feses.
  • Tes pencitraan perut seperti MRI atau CT scan.
  • USG: tes yang berguna tergantung pada area yang dipindai.
  • Barium enema: rontgen usus besar setelah disuntik dengan barium, dapat membantu membuat gambar usus besar lebih terlihat.

Apa saja pertanyaan yang dapat Anda ajukan kepada dokter Anda?

Beberapa pertanyaan dasar untuk ditanyakan kepada dokter Anda meliputi: [3]

  • Apa penyebab gejala ini?
  • Apakah ada kemungkinan penyebab lain untuk gejala saya?
  • Jenis tes apa yang saya butuhkan? Apakah tes ini memerlukan persiapan khusus?
  • Apakah kondisi ini bersifat sementara atau berlangsung lama?
  • Perawatan apa yang tersedia, dan mana yang Anda rekomendasikan?
  • Apakah ada obat tertentu yang harus saya hindari?
  • Jenis efek samping apa yang dapat terjadi dari pengobatan?
  • Jenis perawatan lanjutan apa yang saya butuhkan? Seberapa sering saya membutuhkan kolonoskopi?
  • Apakah saya harus menghindari makanan tertentu?
  • Apakah ada alternatif lain untuk obat yang Anda resepkan?

Pengobatan Kolitis

Pengobatan kolitis tergantung pada apa yang menyebabkan kolitis. Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko komplikasi. [3]

  • Obat Anti-inflamasi

Dokter Anda mungkin meresepkan obat anti-inflamasi untuk mengobati pembengkakan dan nyeri yang meliputi kortikosteroid dan aminosalicylates, seperti mesalamine, balsalazide dan olsalazine. [3, 4]

  • Obat Imunosupresan

Hal ini berguna untuk menekan respons kekebalan yang melepaskan bahan kimia penyebab peradangan di lapisan usus. Obat-obatan ini termasuk azathioprine, mercaptopurine, cyclosporine dan methotrexate. [3]

  • Antibiotik

Antibiotik bertujuan untuk mengobati infeksi. Antibiotik yang sering diresepkan dapat meliputi ciprofloxacin dan metronidazole. [3, 4]

  • Obat dan Suplemen Lain

Selain mengendalikan peradangan, beberapa obat juga dapat membantu meringankan tanda dan gejala Anda. Obat-obatan lain yang juga dapat digunakan untuk mengatasi kondisi ini adalah obat anti diare, obat pereda nyeri dan lain-lain. [3]

  • Diet

Dokter dapat merekomendasikan diet khusus yang diberikan melalui selang makanan (nutrisi enteral) atau nutrisi yang disuntikkan ke pembuluh darah. [3]

  • Operasi

Operasi pengangkatan sebagian atau seluruh usus besar atau rektum Anda dapat menjadi pilihan jika perawatan lain tidak berhasil. [3]

Cara Mencegah Kolitis  

Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mencegah terjadinya kolitis: [1, 2, 3]

  • Konsumsi makanan rendah lemak atau hindari makanan berminyak atau gorengan.
  • Hindari makanan berserat tinggi tertentu seperti popcorn, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jagung.
  • Hindari makanan yang dapat memperburuk gejala Anda seperti: makanan pedas, alkohol, dan kafein.
  • Batasi produk susu (jika bukan intoleransi laktosa).
  • Hindari alkohol dan minuman yang mengandung kafein karena dapat merangsang usus Anda dan dapat memperburuk diare.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment