Daftar isi
Lansia atau mereka yang berumur di atas 60 tahun disebut juga geriatri. Sindrom geriatri adalah gejala serta keluhan kesehatan yang muncul di usia senja.
Sindrom geriatri terjadi tidak seketika, diawali dengan penurunan kemampuan fisik dan mulai mengalami demensia, lansia yang memiliki sindrom geriatri tak dapat hidup mandiri seperti sebelumnya karena keterbatasan fisik. Sindrom geriatri dapat dikatakan penuaan organ. [2]
Mengompol, adalah hal yang paling sering terjadi. Penderita sindrom geriatri tidak dapat lagi menahan air kencing, bahkan juga tidak dapat mengkontrol buang air besar. [3]
Permasalahan mengompol ini juga dapat membawa masalah keamanan juga bagi lansia, yaitu terpeleset dan jatuh. Selain itu hal ini biasanya membuat penderita merasa minder dan dapat merasa depresi karena malu.
Lansia yang mengalami sindrom geriartri seringkali mengalami sulit tidur atau mudah terbangun saat sudah tertidur lelap. Hal ini membuat waktu tidur yang berkualitas menjadi berkurang. [3]
Demensia adalah berkurangnya ingatan atau memori, dan juga kognitig. Dalam hal ini demensia dapat mempengaruhi daya ingat jangka pendek sehingga berpengaruh dalam kesehariannya. Demensia ini termasuk gangguan psikologis. [5]
Gangguan psikologis lainnya yaitu delirium, pada kondisi ini lansia mengalami kebingunan yang parah dan tidak dapat fokus. Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba, misalnya tiba-tiba lupa lalu bingung sedang berada di mana. [7]
Delirium menimbulkan kondisi panik yang berlebihan, gelisah dan kebingungan. Lansia yang mengalami delirium memerlukan perhatian ekstra dan perawatan intensif di rumah sakit. [3]
Hilangnya Keseimbangan dan Jatuh
Salah satu jenis sindrom geriatri yang paling banyak terjadi adalah ‘jatuh’ karena kehilangan keseimbangan. Hal ini dapat disebabkan juga karena artritis, lemahnya otot, gangguan pengelihatan dan malnutrisi. [3]
Keamanan di rumah sangat penting untuk lansia yang mengalami sindrom geriatri, latihan fisik (berjalan) dan fisioterapi dapat membantu mengatasinya.
Osteoporosis adalah kondisi tulang yang rapuh, pada umumnya dialami oleh lansia. Sebaiknya perempuan di usia 65 tahun dan pria yang sudah berumur 70 tahun melakukan Bone Mass Density (BMD). [3]
Pemberian kalsium dan vitamin D serta olah raga yang rutin juga turut membantu resiko osteoporosis.
Berat badan yang menurun adalah hal yang banyak dialami oleh lansia. Hal ini dapat dikarenakan selera makan yang sudah tidak seperti dulu. Berat badan yang menurun dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik, beresiko jatuh serta berpengaruh pada kesehatan tulang. [3]
Sindrom geriatri memang tidak memiliki gejala yang secara spesifik berkaitan dengan sebuah penyakit tertentu. Penurunan fungsi fisik dan organ tubuh terjadi perlahan-lahan. [6]
Penyebab sindrom geriatri dapat terjadi karena adanya penyakit bawaan yang sudah lama diderita. Pengetahuan dan kesadaran diri yang kurang tentang kesehatan juga dapat menjadi salah satu penyebab.
Hal ini berkaitan erat dengan seberapa rutin lansia melakukan cek kesehatan untuk menjaga kesehatan fisik dan organnya. [2, 6]
Penyebab sindrom geriatri yang lain adalah kondisi psikologis. Kondisi psikologis memegang peran penting penyebab sindrom geriatri.
Merasa kesepian, tidak berdaya seiring menurunnya kekuatan fisik yang mulai terbatas membuat mental dan emosi lansia tidak stabil bahkan dapat mengalami depresi. [1]
Beban psikologis tersebut dapat memicu demensia dan semakin menurunnya kesehatan tubuh.
Untuk menangani sindrom geriatri pada lansia tentu tidak mudah, setelah mengenali dan memahami apa saja jenis-jenis sindrom geriatri baru kita dapat menanganinya dengan benar.
Hal yang paling banyak terjadi adalah ‘Jatuh’, maka cara menanganinya yang paling utama adalah mengurangi resiko dan menambah keamanan. Misalnya memasang pegangan pada dinding, menggunakan tongkat untuk berjalan dan sebagainya. [3, 4]
Jika kehilangan keseimbangan dan terjatuh sudah pernah terjadi segera periksakan ke dokter dan mencari tahu apa penyebab jatuh yang dialami oleh lansia. [3]
Untuk menangani jenis sindrom geriartri psikologis membutuhkan banyak dukungan dan kesabaran dari keluarga. Demensia misalnya, demensia membutuhkan dukungan keluarga agar kondisi mental penderita tetap sehat. [1]
Pencegahan adalah hal utama yang wajib dilakukan setelah mengetahui dan memahami apa itu sindrom geriatri dan apa saja penyebabnya.
Hal paling penting yang harus dilakukan untuk mencegah sindrom geriatri yaitu rutin melakukan tes kesehatan ketika menginjak usia lanjut. [6]
Asupan dan nutrisi yang mencukupi juga memiliki peranan penting untuk mencegah sindrom geriatri terutama penurunan berat badan yang sering terjadi pada lansia. Termasuk juga rutin mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dengan dosis yang sesuai dengan kebutuhan lansia. [3]
Membiasakan olah raga sejak dini tentu dapat mencegah terjadinya sindrom geriatri, karena dengan berolah raga dengan rutin dapat melatih otot dan tulang.[3]
Dukungan keluarga secara psikologis serta lingkungan tempat tinggal yang layak juga sangat dibutuhkan bagi seseorang yang telah menginjak usia lanjut.
1. Brian Krans. Medical review: Timothy J. Legg, Ph.D. Geriatric Depression (Depression in Older Adults). Healthline; 2018
2. Matteo Cesari, MD, PhD, Emanuele Marzetti,c Marco Canevelli,d and Giovanni Guaraldie. Geriatric syndromes: How to treat. US National Library Of Medicine-National Institute Of Health; 2017.
3. Anonim. Tip Sheet: A Guide To Geriatric Syndromes: Common And Often Related Medical Conditions In Older Adults. Health In Aging; 2017
4. Sharon K. Inouye, M.D., MPH, Stephanie Studenski, M.D, Mary E. Tinetti, M.D, George A. Kuchel, M.D. Geriatric Syndromes: Clinical, Research and Policy Implications of a Core Geriatric Concept. US National Library Of Medicine-National Institute Of Health; 2007.
5. Anonim. What Is Dementia? Symptoms, Types, and Diagnosis. National Institute Of Aging; 2017.
6. Johnny T. K. Cheung, Ruby Yu, Zimu Wu, Samuel Y.S. Wong & Jean Woo. Geriatric syndromes, multimorbidity, and disability overlap and increase healthcare use among older Chinese. BMC Geriatrics; 2018.
7. María de Lourdes Ramírez Echeverría; Manju Paul. Delirium. National Library Of Medicine-National Institute Of Health; 2020