Sindrom Hurler adalah suatu kelainan yang bersifat keturunan dan disebabkan oleh kerusakan gen.
Anak-anak yang mengalami sindrom Hurler kekurangan enzim yang dibutuhkan tubuh untuk mencerna gula. Akibatnya, molekul-molekul gula yang tidak tercerna ini menumpuk dan menyebabkan kerusakan progresif pada tubuh.
Daftar isi
Sindrom Hurler adalah bentuk paling berat dari mucopolysaccharidosis tipe 1 (MPS1), yaitu kelainan yang menyerang tempat penyimpanan lysosome dan ditandai dengan ketidaknormalan bentuk tengkorak kepala, sendi kaku, pertumbuhan yang lambat, dan gejala lainnya.
MPS adalah sekelompok kelainan genetik dimana enzim tubuh yang penting tidak ada atau jumlahnya sangat sedikit. Penyakit yang termasuk ke dalam kelompok MPS1 disebabkan oleh kurangnya enzim yang disebut alpha-L-iduronidase (IUDA).
Enzim ini bertugas mengurai molekul gula agar bisa dibuang oleh tubuh. Tanpa enzim ini, molekul-molekul gula yang ukurannya besar akan menumpuk dan kemudian akan merusak berbagai bagian tubuh.
Penumpukan molekul ini terjadi di lysosome, suatu organ khusus di dalam sel yang menampung berbagai macam enzim. Tiap kelompok MPS disebabkan oleh penumpukan jenis molekul yang berbeda.
Bayi yang terlahir dengan sindrom Hurler akan menunjukkan beberapa tanda kelainan sejak lahir, namun dalam beberapa bulan (begitu molekul mulai menumpuk di sel) gejala-gejala baru akan dimulai.
Kelainan bentuk tulang akan tampak, jantung dan sistem pernafasan akan terdampak, begitu juga organ-organ dalam lainnya termasuk otak. Anak akan bertumbuh namun terbelakang baik secara fisik maupun mental.
Anak dengan sindrom Hurler mungkin akan kesulitan merangkak dan berjalan, lalu persendiannya juga akan bermasalah sehingga bagian-bagian tubuh seperti tangan tidak bisa diluruskan.
Anak-anak yang menderita sindrom ini biasanya meninggal akibat gagal jantung atau pneumonia.
Secara global, MPS1 yang berat hanya terjadi pada 1 dari 100,000 kelahiran dan dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis, keparahan, dan seberapa cepat gejala-gejala menjadi semakin buruk. Sementara itu, MPS1 yang lebih ringan hanya terjadi pada 1 dari 500,000 kelahiran.
Masing-masing kelainan MPS bisa menimbulkan gejala yang berbeda, tetapi sebagian besar gejalanya serupa, seperti:
Sementara gejala-gejala yang spesifik terjadi pada sindrom Hurler termasuk:
Sindrom Hurler disebabkan oleh tidak ada atau kurangnya jumlah enzim alpha-L-iduronidase (IDUA) yang diakibatkan oleh mutasi pada gen IDUA yang terletak di kromosom 4. Kondisi ini bisa berbeda-beda tingkat keparahannya, namun selalu bersifat progresif yang berdampak pada banyak sistem tubuh.
Mutasi gen IDUA ini bersifat keturunan dan diwariskan dari kedua orangtua yang adalah carrier atau pembawa gen yang rusak. Anak yang mengalami sindrom Hurler berarti mendapatkan sepasang gen yang bermutasi, satu dari ayah dan satu dari ibu.
Ada 25% kemungkinan seorang anak akan mengalami sindrom Hurler bila kedua orangtuanya adalah carrier, 25% kemungkinan lainnya adalah anak mendapat warisan gen yang normal dan ia akan sehat. Kemudian 50% sisanya adalah anak akan mewarisi satu gen rusak dan satu gen normal. Pada kasus ini, anak tidak mengalami sindrom namun akan menjadi carrier.
Diagnosa sindrom Hurler akan dilakukan berdasarkan gejala-gejala fisik yang dialami oleh anak. Biasanya, gejala-gejala MPS1 yang berat akan muncul dalam satu tahun pertama kehidupan anak, sementara gejala dari MPS1 yang lebih ringan akan mulai tampak di tiga tahun pertamanya.
Pelaksanaan tes bisa mendeteksi berkurangnya aktivitas enzim dalam tubuh anak. Sindrom ini juga bisa diidentifikasi melalui tes genetik molekular. [4]
Tes prenatal atau pra persalinan untuk MPS1 adalah bagian dari panel skrining yang direkomendasikan bagi bayi baru lahir yang berusia di bawah 24 jam.
Tes carrier bagi anggota keluarga yang berisiko juga bisa dilakukan, namun hanya jika kedua varian gen IUDA terbukti ada dalam riwayat keluarga.
Saat ini masih belum ada obat untuk MPS1, termasuk sindorm Hurler, sehingga perawatan yang dilakukan akan bertujuan untuk meringangkan gejala-gejala yang dialami oleh anak.
Transplantasi stem cell, bila memungkinkan untuk dilakukan, bisa meningkatkan harapan hidup pasien, memperbaiki kecerdasan, serta mencegah terjadinya komplikasi jantung dan pernafasan, tetapi kurang efektif untuk mengatasi gejala-gejala pada bagian tengkorak kepala.
Sindrom ini tidak bisa dicegah, namun suami istri yang keduanya memiliki riwayat penyakit MPS1 dalam keluarganya disarankan untuk melakukan tes genetik sebelum berencana untuk memiliki keturunan untuk memastikan apakah keduanya carrier atau bukan, supaya antisipasi bisa dilakukan.
1. Pr Michael Beck. Hurler syndrome. Orphanet; 2014.
2. Maria Escolar, MD. Hurler Syndrome (MPS I); Inborn Error of Energy Metabolism. Children's Hospital of Pittsburgh, The Center for Rare Disease.
3. Reuben Matalon, Kimberlee Michals Matalon. Mucopolysaccharidoses. Encyclopedia of the Neurological Sciences; 2003.
4. Mary Kugler, RN, Kashif J. Piracha, MD. Hurler Syndrome (MPS I Disease) Symptoms and Treatment. Very Well Health; 2020.