Daftar isi
Spasme Otot atau disebut juga dengan kejang otot maupun kram otot merupakan suatu kondisi di mana otot mengalami kontraksi tanpa sadar dan tidak terkendali [1].
Kontraksi yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan rasa sakit yang menyakitkan dalam beberapa detik hingga beberapa menit lamanya [2].
Adapun otot yang mengalami Spasme Otot mungkin hanya sebagian maupun seluruh kelompok otot, khususnya di area paha, betis, kaki, tangan, lengan dan perut [1].
Berikut ini merupakan beberapa gejala yang mungkin muncul akibat seseorang mengalami Spasme Otot [1]:
Kedutan yang terjadi secara acak mungkin dapat disebabkan oleh kedutan kelopak mata atau disebut juga dengan miokimia. Spasme Otot yang ditimbulkan akan mempengaruhi area tertentu seperti kelopak mata atas atau bawah.
Banyak hal yang dapat memicu kedutan kelopak mata, termasuk merokok, stres, angin, cahaya terang, kafein berlebih hingga kekurangan tidur.
Jika Spasme Otot disebabkan oleh hal ini, maka umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Kemungkinan berulang mungkin ada, namun tidak perlu terlalu dikhawatirkan, kecuali ada gejala lain yang menyertai.
Mineral seperti potassium dan magnesium diketahui sangat berperan penting dalam fungsi otot tubuh. Jika tubuh kekurangan mineral tersebut, maka tubuh sedang kekurangan elektrolit berharga hingga mengakibatkan kram dan kejang seperti Spasme Otot.
Adapun kekurangan elektrolit tersebut banyak hal yang memicunya, termasuk olahraga berlebihan, konsumsi obat, hingga kondisi medis seperti diare dan muntah.
Tubuh yang dehidrasi atau kekurangan cairan dapat mengalami kedutan dan kejang seperti Spasme Otot. Adapun dehidrasi dapat dipicu oleh banyak hal, termasuk olahraga, berkeringat, maupun kondisi medis yang membuat tubuh kekurangan banyak cairan.
Stres adalah hal yang seringkali mempengaruhi kesehatan tubuh, termasuk fungsi otot. Stres ini dapat membuat otot mengalami ketegangan bahkan nyeri.
Kafein mungkin memang bermanfaat membuat tubuh menjadi terasa lebih bersemangat di pagi hari, bahkan bisa membuat mata tidak mengantuk di malam hari. Namun, konsumsi kafein yang berlebih dapat menyebabkan Spasme Otot.
Jika tubuh dalam keadaan kelelahan dan tidak mendapatkan tidur yang cukup maka Spasme Otot kemungkin akan terjadi. Bahkan, jika dibiarkan, otot-otot tubuh akan terasa pegal dan nyeri.
Postur tubuh yang tidak sehat juga mungkin dapat menjadi penyebab Spasme Otot, khususnya jika sedang melakukan olahraga atau berjalan. Postur tubuh yang tidak sehat umumnya dipicu oleh kurangnya aktivitas olahraga yang dilakukan.
Obat-obatan tertentu mungkin dapat juga menyebabkan Spasme Otot terjadi, termasuk [3]:
Sindrom serotonin merupakan suatu kondisi di mana konsumsi obay-obatan maupun suplemen tertentu menyebabkan serotonin kimia otak menumpuk di tubuh.
Jika sindrom serotonin menjadi penyebab Spasme Otot, maka gejala lain seperti demam sangat tinggi mungkin juga akan menyertai.
Gangguan atau penyakit ginjal mungkin juga dapat menjadi salah satu penyebab Spasme Otot terjadi. Hal ini lebih mungkin terjadi ketika penyakit ginjal membuat ginjal kehilangan fungsinya. Spasme Otot mungkin juga akan disertai dengan gejala lain. Jika seseorang dengan penyakit ginjal mengalami kejang otot, sebaiknya segera memeriksakan diri kedokter.
Penyakit Lou Gehrig atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS) merupakan suatu kondisi di mana terjadi gangguan pada saraf yang berfungsi mengirim pesan dari otak dan sumsum tulang belakang ke otot.
Penyakit ini dapat membuat otot tidak berfungsi sebagaimana mestinya, risiko Spasme Otot mungkin bisa terjadi. Mengingat, penyakit ini membuat saraf tersebut berhenti menjalankan fungsinya.
Saraf tulang belakang yang terjepit mungkin dapat menyebabkan otot yang dikendalikan oleh saraf mengalami perubahan. Risiko Spasme Otot mungkin bisa saja terjadi ketika seseorang mengalami saraf terjepit.
Neuropati atau gangguan yang mempengaruhi sel-sel saraf umumnya akan mempengaruhi kinerja otot. Mengingat, sel-sel saraf yang terganggu akan mengubah komunikasi satu sama lain, khususnya dalam mengontrol otot.
Neuropati umumnya dapat dipicu oleh berbagai hal, termasuk diabetes, cedera, infeksi, konsumsi lakohol berlebih, konsumsi obat dan kondisi medis tertentu.
Sindrom Isaac merupakan suatu kondisi langka di mana saraf mengirimkan perintah untuk terus bergerak pada otot, bahkan ketika otak maupun sumsum tulang belakang tidak menyuruhnya.
Hal ini kemudian dapat menyebabkan Spasme Otot, kedutan otot, kram otot bahkan kekakuan. Seseorang mungkin juga akan merasakan ototnya bergetar di bawah kulit.
Spasme Otot mungkin juga dapat disebabkan oleh otot yang bertindak sendiri, bahkan tanpa diperintah oleh otak. Dalam hal ini, otot akan berdenyut, berkontraksi dan tidak bisa bersantai khususnya otot di bagian paha, betis, tangan, perut, tulang rusuk dan lengkungan kaki.
Spasme Otot umumnya didiagnosis dengan beberapa tahapan seperti [1]:
Untuk mengatasi Spasme Otot, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, termasuk [4]:
Peregangan pada area yang mengalami Spasme Otot akan sangat membantu menghentikan gejala. Berikut ini beberapa gerakan peregangan yang dapat dilakukan [4]:
Melakukan pijat adalah pilihan yang cukup tepat untuk meredakan nyeri dan kram otot. Menggunakan jasa pijat professional mungkin akan lebih membantu.
Rasa sakit akibat gejala Spasme Otot seperti kejang otot, nyeri otot mungkin dapat diringankan dengan terapi dingin (kompres es) atau terapi panas (kompres air hangat).
Jika terjadi peradangan maka sebaiknya menggunakan kompres dingin daripada kompres panas, karena panas dapat memperburuk peradangan.
Untuk kompres dingin, dapat dilakukan selama 15 hingga 20 menit dan diulangi beberapa kali dalam satu hari.
Untuk kompres panas, dilakukan selama 15 hingga 20 menit dan diikuti dengan kompres dingin setelahnya.
Hidari tubuh dengan mengonsumsi air yang cukup dapat membantu mengatasi Spasme Otot. Untuk wanita setidaknya 2,7 liter satu hari, sedangkan laki-laki 3,7 liter dalam satu hari.
Olaharaga ringan dapat membantu menjaga postur tubuh sehat, dengan demikian tidak hanya membantu mengatasi namun juga mencegah Spasme Otot.
Obat-obatan berikut ini mungkin dapat dijumpai tanpa resep sekalipun, dan tentu dapat meringankan dan membantu mengatasi Spasme Otot [3]:
Krim topikal antinflamasi dan pereda nyeri dapat digunakan untuk membantu meringankan rasa sakit dan peradangan pada kejang otot.
yang anti inflamasi dan pereda nyeri
Dokter mungkin akan meresepkan obat pelemas otot atau pereda nyeri untuk membantu meringankan gejala Spasme Otot.
Untuk mencegah Spasme Otot terjadi, maka sebaiknya melakukan beberapa rekomendasi para ahli berikut ini [4]:
Adapun aktivitas yang mungkin harus diubah karena berhubungan dengan kejang otot termasuk [4]:
1. Anonim. Muscle Spasms. Cleveland Clinic; 2021.
2. Bruno Bordoni, Kavin Sugumar & Matthew Varacallo. Muscle Cramps. National Center for Biotechnology Information, Natiional Institutes of Health; 2021.
3. Nayana Ambardekar, MD. Causes of Muscle Twitches and Spasms. WebMD; 2021.
4. Marjorie Hecht & Daniel Bubnis, M.S., NASM-CPT, NASE Level II-CSS. 9 Muscle Spasm Treatments. Healthline; 2019.