Mungkin beberapa orang masih asing dengan istilah stres oksidatif. Berikut sedikit pembahasan mengenai stres oksidatif yang dapat terjadi pada setiap orang dan bagaimana cara untuk mengatasinya.
Daftar isi
Stress oksidatif adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan akumulasi dari spesies oksigen reaktif (ROS) di dalam sel dan jaringan tubuh dengan kemampuan biologis sistem untuk mendetoksifikasi tubuh. [1]
Secara umum stres oksidatif terjadi karena jumlah radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh tidak seimbang. Radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia di dalam tubuh, yang disebut oksidasi. Dimana hal ini dapat membawa kebaikan dan dapat juga bersifat negatif pada tubuh. [2]
Stres oksidatif dalam jangka panjang dapat turun andil dalam perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes dan penyakit jantung. [3]
Penyebab dari stres oksidatif adalah ketika jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi batas yang seharusnya. Setiap orang dapat menghasilkan radikal bebas secara natural di dalam tubuh dengan proses seperti olahraga dan hal ini masih dianggap normal. [2]
Beberapa contoh bentuk radikal bebas seperti superoxide, hydroxyl radical dan nitricoxide radical. [3]
Dalam kegiatan sehari – hari ada beberapa hal yang dapat menyebabkan meningkatnya jumlah radikal bebas yang ada di dalam tubuh seperti : [2,3]
Stres oksidatif pada jumlah yang wajar membawa hal yang positif di dalam tubuh manusia seperti ketika melakukan olahraga fisik, kegiatan ini akan menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas yang dihasilkan ini akan membantu dalam perkembangan jaringan dan menstimulasi produksi antioksidan. [3]
Stres oksidatif ringan juga akan membantu melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa stres oksidatif mengurangi penyebaran sel kanker melanoma pada tikus percobaan. [4]
Namun apabila hal ini terjadi dalam jangka lama akan membawa dampak yang tidak baik pada tubuh terutama jika jumlah radikal bebas di dalam tubuh jauh lebih banyak dibandingkan jumlah antioksidan.
Radikal dalam jumlah banyak ini akan merusak jaringan lemak, DNA dan protein di dalam tubuh sedangkan semua hal tersebut sangat penting bagi tubuh. Maka dari itu, semakin lama akan menyebabkan penyakit pada tubuh. [2]
Beberapa penyakit yang dapat terjadi karena stress oksidatif :
Radikal bebas pada tubuh dapat terbentuk dari sistem imun ketika terjadi infeksi dan luka pada tubuh. Radikal bebas ini akan menyebabkan terjadinya inflamasi atau pembengkakan pada infeksi atau luka.
Pada keadaan normal, inflamasi ini akan menghilang sendiri seiring dengan kerja sistem imun yang telah selesai. Namun stres oksidatif juga akan memicu inflamasi dan akan menghasilkan lebih banyak radikal bebas. [3]
Inflamasi kronis ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit lain seperti diabetes, arhtritis dan penyakit cardiovascular atau jantung. [3]
Seperti yang dituiskan sebelumnya bahwa stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan pada dna. Dimana hal ini akan menyebabkan pembentukan kanker. [1]
Merokok, polusi dan inflamasi kronis berkontribusi dalam pembentukan tumor. Stres oksidatif yang disebabkan karena lifestyle juga akan mempengaruhi perkembangan kanker. Lifestyle di sini seperti diet. [1]
Stres oksidatif dapat berkontribusi dalam penyakit syaraf seperti Parkinson’s disease, Alzheimer, amyotrophic lateral sclerosis, depresi dan kehilangan memori. [1]
Stres oksidatif dapat merusak struktur di dalam sel otak dan bahkan dapat menyebabkan kematian sel. Selain itu stres oksidatif juga dapat memodifikasi peptides dan akan meningkatkan jumlah amyloid di dalam otak yang dapat menyebabkan Alzheimer. [3, 5]
Beberapa kondisi yang mana stres oksidatif ikut dalam menyebabkan perkembangannya seperti : [1,3]
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stress oksidatif seperti :
Olahraga yang rutin dapat meningkatkan antioksidan natural di dalam tubuh dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif. [6]
Jangan merokok dan hindari asap rokok. Asap rokok mengandung radikal bebas yang tinggi dan akan mempercepat stres oksidatif [2]
Selalu memperhatikan ketika menggunakan bahan kimia dan menghindari terjadinya radiasi. Termasuk dalam penggunaan pembersih kimia. [2]
Salah satu sumber radikal bebas adalah polusi sehingga sangat penting untuk menjaga lingkungan dari polusi, dapat dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Alkohol memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh sehingga sebaiknya mengurangi dan menghindari konsumsi alkohol.
Sangat penting untuk memiliki waktu tidur yang cukup. Hal ini akan menjaga keseimbangan sistem di dalam tubuh seperti fungsi otak, produksi hormon, antioksidan dan keseimbangan radikal bebas di dalam tubuh. [2]
Makan secara berlebihan menyebabkan tubuh lebih sering mengalami stres oksidatif dibandingkan dengan ketika makan dengan porsi kecil atau sedang. [6]
Efek dari stres oksidatif dapat dikurangi bersamaan dengan mengurangi jumlah radikal bebas yang ada.
Beberapa hal yang dapat mengurangi stress oksidatif seperti : [1]
Beberapa hal yang disebutkan di atas akan lebih baik jika dilakukan dengan adanya pendampingan dari ahli professional agar tidak salah dalam mengonsumsinya dan malah memberikan dampak yang tidak baik pada tubuh.
1. Gabriele Pizzino et al. Oxidative Stress: Harms and Benefits for Human Health. Journal Oxid Med Cell Longev; 2017.
2. Megan Dix, RN, BSN, Timothy J Legg, Ph.D., CRNP. Everything You Should Know About Oxidative Stress. Healthline; 2018.
3. Jamie Eske, Stacy Sampson, D.O. How Does Oxidative Stress Affect the Body? Medicalnewstoday; 2019.
4. Piskounova, E et al. Oxidative Stress Inhibits Distant Metastasis by Human Melanoma Cells. Nature Vol 527; 2015.
5. C. Cheignon et al. Oxidative Stress and The Amyloid Beta Peptide in Alzheimer's Disease. Redox Biol vol 14; 2018.
6. B. Poljsak. Strategies for Reducing or Preventing the Generation of Oxidative Stress. Oidative Medicine and Cellular Longevity; 2011.